Kesha sampai di Indonesia pukul 6 pagi, dia langsung buru-buru meninggalkan bandara dan pergi menuju mansionnya.
Sesampainya di mansion dia langsung menuju ke kamarnya, saat dia membuka pintu kamarnya hal pertama yang dia lihat adalah Zilan yang terbaring lemah di ranjangnya ditemani oleh Kris dan Rahma.
Kesha menghampiri ke arah Rahma dan membangunkannya.
"Ma, bangun. Kamu lanjut tidur di kamar mu ya" kata Kesha. Rahma sedikit menggeliat dan sedikit terkejut melihat kehadiran Kesha.
"Kakak? Baru nyampe?" Tanya Rahma dengan suara seraknya. Kesha mengangguk.
"Bangunkan Kris, suruh dia tidur di kamar tamu" kata Kesha. Rahma mengangguk dan membangunkan Kris.
Mereka berdua pun pergi keluar dari kamar Kesha. Kesha memutuskan untuk mandi sebentar dan setelah itu dia akan berbaring disamping Zilan.
Dia memegang dahi Zilan, masih sedikit panas. Kesha pun membuka selimut Zilan dan mengganti pakaian Zilan yang sudah basah oleh keringatnya. Setelah semua selesai, Kesha mengambil sebaskom air dan mengompres dahi Zilan.
Pukul 7 pagi Zilan bangun. Dia membuka matanya dan hal yang pertama dia lihat adalah Kesha yang duduk disampingnya sembari bermain ponsel.
Zilan bangun, dia sedikit tidak percaya Kesha ada disampingnya.
"K-kakak?" Panggil Zilan dengan suara lirihnya. Kesha menoleh dan tersenyum lembut kearah Zilan. Dia meletakkan ponselnya di nakas samping tempat tidurnya.
"Kemarilah" Kesha merentangkan tangannya. Zilan langsung meringsek masuk ke pelukan Kesha.
"Hikss... K-kakak Zilan kangen" lirih Zilan. Kesha tersenyum, dia mengusap-usap punggung Zilan.
"Maaf ya kemaren kakak ninggalin kamu, kakak juga gak bisa kan gak Dateng buat pelantikan itu" jelas Kesha. Zilan mengangguk dan semakin mendusel ke pelukan Kesha.
"Kakak gak akan pergi lagi kan?" Tanya Zilan dengan pandangan penuh harap.
"Liat nanti ya, kamu harus banyak istirahat. Udah ketinggalan ujian kamu nanti kalo gak lulus gimana?" Kata Kesha. Zilan memeluk Kesha lagi.
Setelah sesi 'mari berpelukan bersama', mereka berdua pun sarapan bersama. Kesha dengan telaten menyuapi Zilan semangkok bubur putih dan semangkok sup ayam ginseng. Setelah selesai, Kesha membereskan tempat makannya dan mengambil obat milik Zilan.
"Ini diminum dulu" kata Kesha. Zilan mengambil obat dan segelas air putih ditangan Kesha.
Setelah meminum obat, Zilan memutuskan untuk berbaring lagi karna kepalanya masih sedikit pusing. Kesha membenarkan selimut Zilan dan hendak berdiri dari ranjangnya sebelum Zilan mencekal erat lengan Kesha.
"Mau kemana?" Tanya Zilan dengan muka Paniknya. Kesha tersenyum.
"Aku mau ke bawah sebentar" jawab Kesha. Zilan menggeleng dan menggenggam erat lengan Kesha.
"Gak mau, nanti kakak pergi lagi ninggalin Zilan" Zilan sudah mencebikkan bibirnya dan itu membuat Kesha mati gemas karna terlalu imut.
"Sebentar aja, aku cuman mau ngomong sama Rahma" Zilan menggeleng brutal.
"Gak mau, kakak harus disini temenin Zilan gak boleh kemana-mana" Kesha menghembuskan nafasnya.
"Okay aku bakal disini nemenin kamu, tapi kamu tidur ya. Harus banyak istirahat biar cepet sembuh" Kesha kembali naik ke ranjangnya dan Zilan langsung menubrukkan tubuhnya ke arah Kesha. Zilan memeluk Kesha dengan erat. Dia takut Kesha akan pergi meninggalkannya lagi.
Kesha mengelus-elus kepala Zilan dan menciumi pucuk kepalanya.
Gak butuh waktu lama buat Zilan untuk masuk ke alam mimpinya. Saat dirasa Zilan sudah tertidur pulas, Kesha menyingkirkan tangan Zilan yang memeluknya dengan hati-hati agar Zilan tidak terbangun. Kesha membenarkan selimut Zilan dan pergi keluar kamar. Saat dia sedang berjalan menuruni tangga di lantai bawah, dia melihat Rahma sedang bersantai menonton tv.
"Ma" panggil Kesha. Rahma menoleh kearah sumber suara.
"Eh kakak, gimana keadaan Zilan kak?" Tanya Rahma sembari memakan keripik singkongnya.
"Udah mendingan kok, Kris udah pulang?" Tanya Rahma. Rahma mengangguk.
"Kan masih ujian juga dia kak" jelas Rahma. Kesha mengangguk paham.
"Sorry ya jadi ngrepotin kalian selama aku pergi" sesal Kesha. Rahma tersenyum.
"Gapapa kak santuy, Zilan kan juga udah bagian dari keluarga kita" kata Rahma.
Kesha bersyukur memiliki seorang adik yang bisa mengerti posisinya dan mengerti keadaan dirinya.
"Oiya kakak nanti pergi lagi ke Amerika?" Tanya Rahma. Kesha nampak berpikir sejenak.
"Sebenernya lusa aku harus udah balik kesana cuman ya gimana Zilan gak bisa ditinggal gitu aja, bingung aku dek" Rahma kasian melihat kakaknya yang sedikit frustasi.
Rahma tau posisi kakaknya ini juga sulit, jika Rahma ada di posisi kakaknya pasti juga akan mengalami hal yang sama.
"Bawa aja Zilan kesana kak" usul Rahma. Kesha menghembuskan nafasnya kasar.
"Pengennya gitu, cuman kan dia lagi ujian gak mungkin juga kan" kata Kesha.
"Iya juga ya" Rahma jadi ikutan pusing mikirin hal itu.
"Kalo kakak nunggu ujian Zilan selesai gimana? Kakak bisa kan minta Daddy buat ngasih tugas kakak disana lewat email aja" usul Rahma. Kesha nampak berpikir sejenak, Kesha mengangguk setuju.
"Coba deh nanti kakak bujuk Daddy soal itu" kata Kesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Novela JuvenilSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...