Venom Executive Longue Bar
Kesha sedang menyelesaikan pekerjaannya, banyak dokumen yang harus dia tanda tangani. Namun fokusnya terpecah saat dia mendengarkan teriakan pengunjung bar nya. Dia memberikan kode kepada Kenny untuk memeriksanya. Kenny pun keluar dan memeriksa apa yang terjadi di bawah.
"Hei ada apa ini?" Tanya Kenny.
"Maaf tuan Kenny, mereka membuat keributan dengan pengunjung lain" jelas salah satu bodyguard disana.
"Lepasin! Gua gak salah! Dia yang mulai!" Teriak salah satu seorang remaja yang ditangkap oleh bodyguard karena membuat kericuhan.
"Bawa dia ke ruangan bos" perintah Kenny. Bodyguard itu pun membawa 3 remaja yang membuat ricuh keruangan Kesha.
Mereka bertiga memberontak saat akan dibawa keruangan Kesha.
"Lepasin gua ajg!" Berontak remaja itu.
"Diam!" Bentak salah satu bodyguard Kesha.
Mereka pun masuk kedalam ruangan Kesha. Kesha melirik tajam ketiga remaja tersebut.
"Maaf nona, mereka bertiga yang membuat onar di bawah tadi dengan beberapa pengunjung" jelas salah satu bodyguard itu. Kesha mengangguk.
"Tinggalkan mereka disini" perintah Kesha. Bodyguard itupun membungkuk lalu meninggalkan ruangan Kesha.
Kesha berdiri dan berjalan menuju kearah mereka. Dia menyandarkan punggungnya ke meja kerjanya.
Ketiga remaja yang ditatap tajam oleh Kesha merasa sedikit ketakutan tapi itu tidak berarti bagi salah satu remaja disana.
"Zilan" panggil Kesha dengan nada dinginnya. Zilan mendongak dan menatap Kesha dengan tatapan datar.
"Bisa gak sih sehari aja lo gak bikin masalah?" Tanya Kesha.
Zilan membuang mukanya dan memutuskan kontak matanya dari Kesha. Bukannya dia tidak mau menatap, hanya saja aura dominan sialan dari Kesha di situasi seperti ini bener-bener ancaman.
Kesha menghela nafasnya kasar. Dia mendekat kearah Zilan. Kedua temannya memandang ke arah Zilan, mereka menatap heran kepada Zilan.
"Lo belum cukup umur dan beraninya lo buat ulah di bar milik gua" kata Kesha dengan nada dinginnya dan disertai tatapan tajamnya.
'sialan, jadi bar mewah ini milik dia' batin Zilan.
Zilan bergerak gelisah saat Kesha mulai berjalan lebih dekat kearahnya.
"Tatap mata orang yang lagi ngajak ngomong ke lo Zilan" kata Kesha penuh penekanan. Setelah mendapat keberaniannya kembali Zilan berupaya untuk melawan perkataan Kesha. Terlalu lama di ruangan ini benar-benar membuatnya kehilangan akal.
"Kenapa juga gua harus natap mata lo!" ketus Zilan.
Kesha terkekeh dan menampilkan smirknya. Kesha semakin berjalan mendekat ke arah Zilan, Zilan mulai sedikit panik dan memundurkan tubuhnya perlahan tapi sialnya dirinya malah menabrak meja yang berada di belakangnya. Kesha mendekatkan kepalanya ke arah Dean
"Lo harus nurut apa kata orang yang lebih dewasa dari lo" bisik Kesha di dekat telinga Zilan.
Zilan yang gugup pun langsung mendorong Kesha agar Kesha tidak dekat-dekat dengannya.
"Ngapain juga gua harus nurut sama lo!" Ketus Zilan.
"Gua gak mau nurut sama orang kek lo, emang lo pacar gua?!" Teriak Zilan. Setelah itu dia menutup mulutnya sendiri.
'mulut sialan, ngapain sih ngomong kek gitu' batin Zilan.
Kesha menampilkan smirknya, dia menatap kearah 2 temannya Zilan.
"Kalian boleh keluar, gua maafin kalian saat ini tapi kalo gua tau kalian bikin ulah di bar milik gua lagi kalian bakal tanggung konsekuensinya" jelas Kesha. Mereka berdua pun mengangguk dengan gugup dan pergi dengan tergesa meninggalkan Zilan diruangan Kesha.
"Eitss.. mau kemana lo?" Tanya Kesha dengan smirknya. Kesha memegang lengan Zilan yang hendak pergi bersama temannya.
"G-gua mau keluar, lepasin gua" gugup Zilan. Kesha menatap Zilan lekat-lekat.
"Ingat perjanjian kita anak manis, jangan membuat onar atau aku bakal laporin semua perlakuanmu selama ini ke mamah mu oke" kata Kesha sembari tersenyum manis. Seperti disihir, Zilan mengangguk begitu saja bahkan keberaniannya yang tadi meluap begitu saja.
"Pergilah" kata Kesha. Zilan pergi dengan terburu-buru.
Zilan berdiri sejenak di depan pintu ruangan Kesha. Sudah dibilang jika Kesha mengeluarkan aura dominanya yang tidak aman disini adalah perasaan Zilan, itu ancaman bagi hati Zilan.
"Sialan, gua bisa gila kalo kek gini caranya" gerutu Zilan. Dia pun pergi dan meninggalkan bar milik Kesha.
Keesokan paginya di sekolah, Zilan badmood luar biasa. Apa yang lebih sial dari hari ini, pertama dia tertangkap oleh bodyguard Kesha di bar, kedua dia di hadapkan dengan aura dominan dari Kesha dan ketiga dia bangun siang dan hampir terlambat untuk berangkat sekolah.
Zilan membanting tasnya diatas meja miliknya. Darren dan Kris terkejut bersamaan.
"Lo kenapa dah?" Tanya Darren.
"Kalian ya semalem berani banget ninggalin gua sendirian di bar!" Ketus Zilan. Darren dan Kris hanya menampilkan cengirannya.
"Kita gak bermaksud buat ninggalin lu tapi sumpah gua ngeri banget di ruangan itu" kata Darren. Zilan hanya berdecih, dia duduk dikursinya dan menelungkupkan kepalanya dimeja.
"Oke oke sorry deh kita udah ninggalin lo disana, jangan marah ya" bujuk Kris. Zilan masih diam saja.
Darren dan Kris saling pandang dan menghela nafasnya bersamaan.
Jam pelajaran mereka pun dimulai.
Zilan benar-benar tidak mood untuk mengikuti pelajaran itu. Dia akhirnya ijin ke guru di kelasnya untuk ke toilet. Sekedar membasuh muka untuk menyegarkan pikirannya.
"Sialan, kenapa mukanya selalu muncul di pikiran aku sih" gerutu Zilan. Dia memandang dirinya di cermin toilet sekolah.
Saat dia mendengar ada murid lain masuk ke toilet, Zilan langsung masuk ke salah satu bilik disana.
"Eh ada cewe cantik anjir tadi di ruang kepsek" kata murid itu.
"Siapa siapa?" Tanya murid yang lainnya.
"Gua gak tau siapa tapi keknya orang penting deh" kata murid itu.
"Kok lo tau?" Tanya murid satunya.
"Tadi pas gua lagi ke ruang guru bawa buku tugas itu, gua gak sengaja liat ada orang pake baju serba item jaga2 di depan ruang kepsek kirain gua kenapa kan eh taunya pas ruang kepsek kebuka keluar cewe cantik banget anjir" jelas murid itu.
"Masa sih, tadinya gua ikut lo ya biar gua juga ikutan liat haha" mereka tertawa bersama.
Setelah dirasa murid itu keluar dari toilet, Zilan keluar dari bilik toilet itu.
"Siapa sih yang mereka omongin? Jangan-jangan Kesha lagi yang dateng kesini" lirih Zilan.
Zilan pun gak ambil pusing dia berjalan kembali ke kelasnya lagi. Namun dia mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas. Akhirnya dia memilih pergi membolos kelas matematika dan pergi ke taman belakang gedung aula.
Pergerakan Zilan tak luput dari pandangan Kesha. Ya gadis cantik yang dibilang murid tadi adalah Kesha. Dia datang ke sekolah Zilan untuk memberikan uang donasi bulanan ke kepala sekolah untuk pengembangan sekolah itu. Kesha merupakan donatur terbesar di sekolah itu, karna pada dasarnya sekolah yang di tempati Zilan adalah salah satu sekolah yang berada di bawah yayasan O'Noire Schoolarship.
Kesha terkekeh, "anak nakal" lirihnya. Dia memutuskan untuk mengikuti Zilan ke belakang gedung sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Ficção AdolescenteSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...