RAKHESHA 34

856 49 0
                                    

Zilan memutuskan untuk menginap dirumah Kris selama beberapa hari. Dia tidak ingin kembali ke mansion milik Kesha. Saat ini Darren sedang berkunjung kerumah Kris, mereka baru saja pulang sekolah.

"Kris, Lo yakin Zilan gapapa?" Tanya Darren. Kris memandang Zilan yang melamun dan memandang kosong kearah luar jendela kamar.

Kris menghembuskan nafasnya.

"Gua gak tau harus gimana lagi Ren, kemaren aja kak Kesha kesini dia malah ngamuk dan bilang gamau ketemu kak Kesha lagi" jelas Kris.

"Emang beneran kak Kesha gak mau nikah sama dia?" Tanya Darren lagi sembari memakan camilannya.

"Katanya Zilan sih gitu, cuman kemaren gua nanya kak Rahma katanya bukan itu hal yang sebenernya" Kris meminum jusnya.

"Kak Rahma gak cerita yang sebenernya?" Kris menggeleng.

"Gak, katanya nanti nunggu kak Kesha yang jelasin semuanya" jawab Kris. Darren hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.

Kris mendekati Zilan, "Lo gamau makan jajanan Lo Lan?" Zilan menggeleng.

"Buat kalian aja" kata Zilan. Dia beranjak dari duduknya. Dia keluar dari kamar Kris dan pergi menuju kamar tamu yang sekarang dia tempati.

"Lo mau kemana?" Tanya Darren.

"Aku mau tidur, aku capek" singkat Zilan dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lo liat kan? Gimana gua gak khawatir coba sama dia" kata Kris.

Mereka berdua menghela nafas bersamaan. Tak berapa lama Rahma datang kerumah Kris, dia berniat untuk membujuk Zilan agar kembali ke mansion.

"Kak Rahma" panggil Kris. Rahma tersenyum.

"Zilan ada didalam?" Tanya Rahma, Kris mengangguk. Kris mengantar Rahma ke kamar Zilan.

Tok.. tok.. tok

"Lan, ada kak Rahma" teriak Kris. Sempat hening beberapa saat.

Kris mencoba mengetuk pintu kamar Zilan lagi.

"Biar aku yang ngomong" kata Rahma. Kris mundur ke belakang.

Tok.. tok.. tok..

"Lan, ada yang mau kakak omongin keluar yuk" bujuk Rahma. Tak berapa lama kunci pintu kamar itu terbuka.

Zilan muncul dari balik pintu, Rahma tersenyum.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu" kata Rahma.

"Kalo ini soal kak Kesha, Zilan gak mau denger" Zilan hendak menutup pintu kamarnya lagi namun dicegah oleh Rahma.

"Lan, plisss saat ini dengerin kakak dulu ya" pinta Rahma. Zilan menggeleng.

"Gak mau kak, Zilan gak mau denger apa-apa lagi tentang kak Kesha. Zilan udah cukup sakit hatinya kak Zilan gak mau tambah sakit hati lagi kak" kata Zilan. Rahma masih kekeh untuk membujuk Zilan.

"Lan, plisss dengerin kakak semua yang kamu denger di kantor itu bukan kek apa yang kamu maksud. Alasan kenapa kakak ku gak mau nikahin kamu itu bukan karna dia gak cinta tapi karna posisinya Lan" jelas Rahma.

"Posisi dia yang sebentar lagi bakal jadi ketua mafia, ketua organisasi itu bakal bikin musuh dia banyak Lan. Sasaran yang paling empuk itu ya orang yang paling dicintai sang ketua" Rahma menghela nafasnya.

"Kakak ku gak mau kamu kenapa-kenapa Lan, dia takut kamu terluka dia gak mau kehilangan kamu secepat itu" jelas Rahma.

"Tapi kak, kalo misalkan emang kak Kesha mau jadi ketua mafia bisa kan dari awal dia gak usah deketin Zilan? Bisa kan dari awal gak bikin Zilan jatuh cinta? Kak, Zilan udah cinta banget sama kak Kesha bahkan rasanya kek mau mati kalo gak di Deket kak Kesha tapi apa? Kenapa semuanya kek gini kak" mata Zilan mulai memanas. Dia masih mengingat perkataan Kesha yang jelas tidak akan pernah menikahinya.

"Lan, tolong balik ke kak Kesha ya kasihan dia. Beban dia udah banyak, cuman kamu penyemangat dia Lan" bujuk Rahma lagi. Zilan menggeleng.

"Zilan gak mau kak, udah cukup semuanya sampai disini" lirih Zilan.

"Jadi itu mau kamu?" Tiba-tiba Kesha muncul di belakang mereka. Rahma, Kris dan Zilan menoleh secara bersamaan.

"Kakak, sejak kapan ada disitu?" Tanya Rahma. Alih-alih menjawab pertanyaan Rahma, Kesha malah maju mendekati Zilan diambang pintu kamarnya.

"Kamu mau hubungan kita berakhir?" Tanya Kesha, Zilan tidak berani menatap Kesha. Dia sedang menahan tangisnya. Katakanlah dia egois tapi jujur dia sangat merindukan Kesha hanya saja sakit hatinya lebih mendominasi perasaannya.

"Lan, tatap mata orang yang sedang mengajakmu bicara" kata Kesha dengan nada dinginnya. Zilan dejavu, perkataan ini persis seperti saat dia pertama kali bertemu Kesha.

Zilan mendongak, dia menatap kedua mata Kesha.

"Kamu ingin hubungan ini berakhir?" Tanya Kesha sekali lagi. Zilan ragu-ragu untuk menjawab, karna dia tahu jika Kesha adalah orang yang akan melakukan apapun yang dikatakannya.

"Jawab aku Zilan" tegas Kesha. Zilan mengangguk kaku.

"Oke, itu mau mu" final Kesha. Rahma dan Kris terkejut. Ini tidak sesuai ekspektasi Rahma.

"Kak, bentar. Kakak yakin mau putusin Zilan?" Tanya Rahma panik. Kesha memandang ke arah Zilan yang juga memandang kearahnya.

"Itu yang dia mau, aku menghargai keputusannya" kata Kesha. Rahma tidak habis pikir. Saat Rahma hendak mengatakan sesuatu, dipotong terlebih dahulu oleh Kesha.

"Kamu udah ngejelasin semuanya sama dia, aku udah denger kalo emang dia kekeh minta putus aku gak bisa apa-apa lagi Ma" kata Kesha.

"Aku gak mau ngejalanin hubungan berat sebelah, yang penting Rahma udah jelasin semuanya kalo kamu masih gak mau balik sama aku dan minta putus aku gapapa. Mungkin itu yang terbaik buat kita" imbuhnya. Kesha mendekat kearah Zilan yang menunduk. Dia sedang menangis dalam diam.

Zilan pikir Kesha akan mencegahnya untuk putus atau paling tidak memaksanya untuk kembali, namun Kesha malah mengiyakan permintaan putus Zilan. Kesha memeluk Zilan.

"Jangan nangis, aku udah gak bisa hapus air matamu lagi. Aku udah gak bisa kasih pelukan ketenangan lagi buat kamu, makasih ya buat beberapa bulan terakhir kamu udah jadi warna di hidup aku" kata Kesha. Zilan semakin menangis histeris di pelukan Kesha. Kesha melepaskan pelukannya.

Dia mendongakkan kepala Zilan dan menghapus jejak air mata yang masih mengalir deras di pipinya.

"Aku pergi" pamit Kesha. Dia pun pergi meninggalkan Zilan dan disusul oleh Rahma.

Zilan meluruhkan tubuhnya, Kris berusaha memeluk Zilan dan menenangkannya.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang