RAKHESHA B2 - 20

219 31 5
                                    

Zilan dan Kesha pulang ke mansion, mereka agak terkejut karna di ruang tamu sudah ada keluarga mereka.

"Kesha sayang, kemari nak" ucap Ribella.

Kesha menggenggam erat tangan Zilan, dia tau pasti akan ada sesuatu yang terjadi. Pasalnya keluarganya tidak akan berkumpul seperti ini jika tidak ada suatu permasalahan serius, bahkan Alen juga ikut hadir disini mengingat betapa sibuknya dia di California untuk mengejar gelar Master Kedokteran dan magang di sebuah rumah sakit disana.

Kesha duduk di sofa panjang, diikuti oleh Zilan. Zilan terus menundukkan pandangannya, sesekali melirik ke arah mereka.

"Ada apa ini Mom?" Ribella tersenyum di hadapan Kesha.

"Ada yang ingin Daddy mu sampaikan sayang" Kesha melirik ke arah Stevan yang terus menatapnya. Kesha menaikkan sebelah alisnya, dia kemudian menghela nafasnya berat.

"Begini, kamu tahu kan kalo adikmu Rahma sekarang sedang hamil?"

"Dia tadi sudah mengecek kandungannya di rumah sakit dan sekarang usia kandungnya 15 Minggu" Kesha masih diam mendengar pembicaraan Stevan.

"Adikmu harus segera di nikahkan agar dia tidak menjadi aib keluarga kita, Daddy juga tidak ingin anaknya lahir tanpa sosok seorang ayah... Jadi.." Stevan mengambil nafas dalam.

"Bisakah ayah menikahkan adik mu Rahma dengan Zilan?" Zilan membolakan matanya saat mendengar itu.

"T-tapi Daddy, Zilan kan sudah bertunangan dengan kak Kesha.. Zilan tidak bisa menikahi kak Rahma begitu saja" ucap Zilan. Stevan menatap kearah Zilan.

"Zilan kamu tahu kan, kamu satu-satunya laki-laki yang tinggal dengan Rahma di mansion ini bersama dengan Kesha. Maksud Daddy, Daddy tidak menuduh mu hanya saja bisa kan terjadi sesuatu dengan Rahma sampai seperti ini?"

Hati Zilan mencelos saat mendengar perkataan Stevan, dia bahkan tidak menyangka jika orang tua Kesha memiliki pikiran seperti itu. Zilan menoleh kearah Kesha yang menatap tajam Stevan.

"Daddy ingin aku menyerahkan Zilan untuk Rahma dan melihat mereka berdua menikah bersama?" Stevan mengangguk.

"Ini demi adikmu sayang" ucap Ribella. Kesha tersenyum tipis.

"Asal Daddy dan Mommy tahu, sampai kapan pun bahkan sampe aku mati sekalipun aku gak akan pernah nyerahin Zilan ke siapapun bahkan ke adik ku sendiri" mereka yang ada disana terdiam, mereka tahu pasti jawaban ini yang akan keluar dari mulut Kesha.

"Sayang, demi adikmu kamu bisa ya ngerelain Zilan" Ribella terus memaksa Kesha untuk melepaskan Zilan.

"Mom, Zilan bukan barang yang seenaknya di oper sana sini dia juga punya perasaan dia punya hak buat milih mau nikah sama siapa dan kalian gak bisa ngatur semua itu" Kesha masih sedikit menahan amarahnya saat ini, padahal sebenarnya ingin sekali dia melampiaskan amarahnya namun dia berusaha sedikit bersabar menghadapi argumen keluarganya ini.

"Kalo kamu gak mau ngelepas Zilan buat Rahma, Daddy sama mommy gak akan merestui hubungan kalian bahkan sampai pernikahan kalian nanti" ancam Stevan.

Perasaan Zilan saat ini sudah bercampur aduk, tapi dia percaya kepada Kesha jika Kesha bisa mengatasi semua masalah ini. Dia melirik kearah Kesha dan melihat Kesha menyunggingkan senyumannya tipis.

"Aku tidak butuh restu kalian kalo begitu" Kesha menggenggam erat tangan Zilan dan menyuruh Zilan untuk bangun.

"Kesha! Sejak kapan kamu jadi pembangkang seperti ini hah?! Apa Daddy pernah mengajarkan mu bersikap seperti ini kepada orang tua?!" Kesha menatap tajam Stevan.

"Daddy lupa kalo aku udah dewasa? Aku udah punya pendirian ku sendiri dan aku udah punya jalan ku sendiri, urusi saja anak kesayangan kalian itu" Kesha menarik tangan Zilan untuk pergi dari sana.

"Jika kamu melangkahkan kaki mu keluar dari mansion ini, Daddy akan mencoret nama mu dari ahli waris Aquino!!" Stevan berteriak marah. Kesha mengangguk.

"Lakukan lah.. aku gak masalah kalo aku gak punya nama keluarga di belakang nama ku dan juga silahkan ambil semua harta atas nama mu Dad aku gak akan peduli, karna yang aku pedulikan sekarang cuman Zilan" final Kesha. Kesha menarik tangan Zilan untuk pergi meninggalkan mansion dan mengabaikan teriakan mommy serta Daddy nya.

Dia berhenti sejenak dan berbalik memandang keluarganya. Kesha menghela nafasnya.

"Mulai sekarang aku akan mundur dari jabatan pemimpin di Hawkwatch dan..... aku keluar dari keluarga Aquino" semua orang disana terkejut dengan perkataan Kesha terutama Stevan.

Sebenarnya mansion ini adalah milik Kesha, namun karena masih ada campur tangan harta dari Stevan dia menyerahkan mansion ini kembali kepada Stevan. Kesha sendiri sudah membangun sebuah rumah mewah sendiri dari hasil jerih payahnya saat ini. Kesha melajukan mobilnya keluar dari pekarangan mansion.

🍃🍃🍃🍃

Kesha melajukan mobilnya menuju ke apartemen pribadi miliknya yang sudah lama tidak dia tempati. Kesha hanya menyuruh orang untuk membersihkan apartemen itu 2x seminggu. Zilan masih diam seribu bahasa dari saat mereka di mansion sampai sekarang mereka sudah masuk kedalam apartemen.

"Ada apa?" Kesha memandang kearah Zilan yang menundukkan wajahnya.

"Zilan sayang?" Zilan menggeleng namun Kesha dapat mendengar sedikit Isak tangis yang ditahan oleh Zilan. Kesha mendekat kearah Zilan dan memegang pipinya.

"Ada apa hm?" Zilan mengangkat wajahnya dan menatap lekat kearah Kesha.

"Kenapa kakak lakuin itu semua?" Kesha tersenyum.

"Gapapa, aku ngelakuin itu karena aku gak mau liat kamu nikah sama Rahma" Zilan menggeleng.

"B-bukan itu" lirih Zilan. Kesha mengernyitkan keningnya.

"Terus?" Zilan mengigit bibir bawahnya.

"Kenapa kakak keluar dari keluarga Aquino? Kenapa kakak ngelawan mereka demi Zilan? K-kenapa--" Kesha membungkam bibir Zilan dengan bibir miliknya. Dia mengecup singkat bibir Zilan.

"Aku lakuin itu semua karna aku cinta sama kamu Lan, aku gak mau kehilangan kamu. Aku gak peduli kalo aku harus kehilangan semua harta ku dan kehilangan semuanya asal itu bukan dirimu aku gak peduli sayang" Zilan menatap tepat di netra Kesha.

"T-tapi itu semua karna Zilan kak, karna Zilan kakak kehilangan keluarga kakak karna Zilan kakak kehilangan harta kakak hikss.." Kesha tersenyum dan mengelus surai Zilan.

"Itu semua gak sebanding kalo aku sampe harus kehilangan kamu sayang, lagipula aku masih bisa kok kembali menjabat jadi direktur di O'Noire. Perusahaan itu kan atas nama ku tanpa embel-embel Aquino dan juga aku punya bisnis lain selain O'Noire sayang kamu gak perlu khawatir, aku masih bisa kok ngehasilin uang banyak" Zilan memeluk Kesha erat, Kesha pun membalas pelukannya.

"Hikss.. makasih kak Zilan makasih banget udah dibelain sampe segininya hikss.. padahal Zilan gak pernah bisa bales semua perlakuan baik kakak huwaaa" Zilan semakin menangis sesenggukan dipelukan Kesha, Kesha terkekeh.

"Anything for you babe, selama kamu percaya sama aku dan gak mengkhianati aku aku bakal usahain semuanya buat kamu" Zilan mengangguk dipelukan Kesha.

Sungguh Zilan sangat berterima kasih kepada Tuhan karna sudah mempertemukan dirinya dengan sosok seperti Kesha. Sosok yang mencintainya sehebat ini tanpa minta imbalan apapun. Zilan sangat bersyukur sekali, dia selalu berharap kepada Tuhan agar cinta mereka tidak pernah terpisahkan kecuali kematian.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang