RAKHESHA B2 - 24

119 20 1
                                    

Saat sudah memastikan Zilan tertidur pulas, Kesha pun keluar dari kamar. Dia melihat beberapa anggota laki-laki sudah tidur di ruang tengah dan ada yang masih terjaga. Ada 3 orang laki-laki yang masih duduk sembari bermain ponsel. Sedangkan anggota perempuan semuanya sudah tidur di dalam kamar.

"Kak, gimana keadaan Zilan?" Kesha tersenyum.

"Dia udah gapapa Ven, maaf ya kalo aku ganggu waktu kalian istirahat" tutur Kesha.

"Gapapa kok kak, btw kakak udah lama jalin hubungan sama Zilan? Soalnya kok aku liat Zilan kayak bergantung banget gitu sama kakak?" Tanya Dimas. Kesha mengangguk.

"Udah dari Zilan SMA, dia emang punya trauma sama keadaan gelap karna masa lalunya. Makanya tadi aku langsung kesini" Dimas mengangguk-anggukan kepalanya.

"Beruntung ya jadi Zilan, punya cewe siap siaga" kekeh Rafly.

Mereka berbincang-bincang cukup lama sembari menunggu hujan reda, setelah hujan reda Kesha memutuskan untuk pulang. Saat Kesha hendak pulang, Raven berlari keluar kamar memanggil Kesha.

"Kak, Zilan ngigau sambil nangis kak" adu Raven. Kesha pun kembali ke kamar untuk melihat keadaan Zilan.

"Zilan" panggil Kesha.

"Hiksss.. pergi.. jangan ambil kak Kesha dari Zilan hikss.." keringat dingin muncul di dahi Zilan. Kesha mencoba memegang kedua tangan Zilan.

"Zilan, bangun hei"

Zilan masih terus mengigau, tepukan terakhir di pipi Zilan membuatnya tersadar dan bangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal, dia menolah ke sampingnya dan melihat Kesha yang menatapnya khawatir. Zilan langsung meringsek masuk ke pelukan Kesha dan memeluknya erat.

"Hiksss.. kakak jangan pergi.. jangan tinggalin Zilan hiksss.." Kesha mengelus lembut punggung Zilan.

"Aku disini, aku gak kemana-mana kok" Zilan menduselkan wajahnya ke ceruk leher Kesha.

"Hiksss.. takut banget.. mimpinya serem hiksss.." Kesha mencium kening Zilan untuk memberikan afeksi ketenangan kedalam diri Zilan.

"Eum.. Ven, kalo Zilan aku bawa ikut aku ke rumah yang aku sewa malam ini bisa gak ya? Malam ini aja biar Zilan tidur sama aku" Raven nampak berpikir sejenak.

"Aku tanya Dimas dulu ya kak, dia ketua anggota soalnya" Kesha mengangguk. Raven keluar kamar untuk menemui Dimas.

"Dim, Zilan mau dibawa kak Kesha ke rumah sewa kak Kesha malam ini gimana boleh gak? Soalnya Zilan gak bisa ditinggal gitu aja saat ini" Dimas memikirkan permintaan Kesha. Akhirnya dia pun mengangguk setuju.

"Buat malam ini aja ya" Raven mengangguk. Dia pun segera pergi menemui Kesha.

"Boleh kak, tapi buat malam ini aja katanya" Kesha mengangguk. Kesha pun menuntun Zilan untuk berdiri.

"Bisa jalan?" Zilan menggeleng pelan.

"Gendong" cicit Zilan. Kesha pun tersenyum.

Kesha menggendong Zilan ala koala. Berat Zilan tidak seberapa bagi Kesha, termasuk ringan kata Kesha.

Kesha keluar kamar, dia berpamitan kepada Raven, Dimas dan Rafly. Rafly agak tercengang melihat Kesha yang menggendong Zilan seperti itu.

"Buset itu Zilan, apa gak berat ya digendong kek gitu" Rafly gak habis pikir.

Mereka pun masuk kamar dan beristirahat.

🍃🍃🍃🍃

Zilan dan Kesha sampai di rumah sewa Kesha. Jaraknya gak begitu jauh dari posko KKN Zilan. Zilan sudah tertidur pulas di gendongan Kesha. Kesha menggendong Zilan masuk kedalam dan merebahkannya di ranjang di dalam kamar yang Kesha tempati.

Kesha menyelimuti Zilan dan setelah itu dia membersihkan dirinya sebentar. Setelah selesai Kesha naik ke atas ranjang dan tidur disamping Zilan sembari memeluk Zilan.

Kesha menatap lekat wajah Zilan, dia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah manis Zilan.

"Gimana bisa anak sepolos, sebaik dan semanis ini punya banyak masalah di hidupnya" monolog Kesha. Kesha mengelus lembut surai Zilan, Zilan menyamankan dirinya di pelukan Kesha.

"Gak usah takut ya sayang... aku bakal berusaha ngelindungin kamu, aku bakal berusaha tetep ada buat kamu selamanya" Kesha mencium lembut kepala Zilan.

"Kamu lebih dari segalanya buat aku Zilan Artana, I love you so much" Kesha memeluk Zilan erat. Setelah itu menyusul Zilan ke alam mimpi.

Pagi harinya anggota perempuan mulai memasak untuk sarapan para anggota lainnya. Mereka akan memulai tugas mereka hari ini.

Aluna menyadari jika sosok Zilan tidak ada diantara kumpulan para anggota laki-laki.

"Zilan kemana? Belum bangun?" Aluna bertanya kepada anggota laki-laki.

"Oh Zilan semalem pergi nginep sama kak Kesha" jelas Rafly.

"Loh? Emang boleh ya?" Tanya Bella.

"Gak boleh, cuman semalem Zilan traumanya kambuh jadi mau gak mau dia dibawa sementara sama kak Kesha dulu biar tenang" jelas Dimas. Mereka pun mengangguk paham.

"Paling bentar lagi Dateng" kata Raven.

Benar kata Raven, tidak lama kemudian Zilan datang ke posko bersama dengan Kesha.

"Nah itu dia, sini Lan" Zilan berjalan kearah Raven.

"Lo udah sarapan?" Zilan mengangguk. Dia duduk disebelah Raven.

"Gimana? Udah gapapa?" Raven sedikit menatap khawatir sahabatnya ini.

"Udah gapapa kok" Kesha mendekat kearah Zilan.

"Aku pergi dulu ya, kamu jaga diri baik-baik disini" Kesha mencium pucuk kepala Zilan dan mengelus lembut surainya.

"Aku titip Zilan ya" pesan Kesha kepada Raven, Raven mengangguk.

Kesha pun pergi keluar dari posko, Zilan menatap kepergian Kesha lalu memilih menyusul Kesha keluar.

"Kakak!" Kesha menoleh kearah Zilan. Zilan berlari dan memeluk erat Kesha.

"Kakak disini aja, Zilan gak mau jauh dari kakak" Zilan melengkungkan bibirnya kebawah. Kesha tersenyum.

"Aku bakal sering bolak balik kesini kok buat ngeliat kamu" Kesha mengelus lembut surai Zilan.

"Janji ya kakak bakal sering nengokin Zilan disini" Kesha mengangguk dan mencium kening Zilan.

"Udah sana masuk, kamu hari ini kegiatan kan? Nanti kalo udah free telpon aku ya" Zilan mengangguk lesu. Dia kembali memeluk erat Kesha dan menghirup aroma parfum favorit Kesha yang begitu membuatnya candu.

"Aku pergi dulu" Zilan mengangguk.

"Hati-hati dijalan kak, kabarin kalo udah sampe Jakarta" Kesha mengangguk.

Kesha pun masuk kedalam mobilnya dan pergi kembali ke Jakarta karna masih ada beberapa urusan lagi.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang