RAKHESHA 17

1.2K 90 0
                                    

Sejak pertemuan Zilan dengan Jessen tempo hari lalu, Zilan selalu kepikiran dengan perkataan Lauren yang menjelaskan siapa Jessen itu.

"Jessen itu pacar pertama nona Kesha Lan, mereka pacaran juga lumayan lama sekitar 3-4 tahunan kalo gak salah. Mereka pacaran pas nona Kesha masih kuliah S2 di Oxford, mereka juga ketemu disana sih cuman Jessen itu juniornya nona Kesha di jurusan arsitektur" jelas Lauren.

"Terus mereka putus kenapa?" Tanya Zilan penasaran.

"Aku kurang tahu jelas kenapa mereka putus, cuman denger-denger mereka putus karena Jessen ketahuan jalan sama cewe lain. Nona Kesha itu posesif banget sama orang yang dia sayang, cemburuan juga katanya haha. Tapi ya akhirnya Kesha mutusin buat tinggal di Indonesia, padahal awalnya nona Kesha mau ditempatin di perusahaan London cuman dia gak mau inget kenangan soal dia sama Jessen" jelas Lauren panjang lebar.

"Dan ya yang mutusin cuma nona Kesha doang, bisa dibilang cuman putus sepihak tapi gak tau juga sih mereka juga gak pernah kontakan sama sekali sampe sekarang" imbuhnya.

Hati Zilan berdenyut sakit jika mengingat perkataan Lauren yang mengatakan jika hubungan Kesha dan Jessen hanya putus sepihak. Itu berarti Jessen masih bisa kan dibilang pacarnya Kesha.

Zilan melamun di luar balkon kamarnya, hingga tidak sadar jika Kesha berdiri di belakangnya.

"Ngelamunin apa Lan?" Tanya Kesha sembari memeluk Zilan dari belakang. Zilan tersadar dari lamunannya.

"Gak ngelamun kok kak" Zilan memegang tangan Kesha yang melingkar di pinggang rampingnya.

Postur tubuh Zilan itu kurus gak terlalu berisi tapi pinggangnya ramping kek cewek. Banyak cewe di sekolahnya yang insecure melihat body goals dari Zilan.

"Masuk yuk, diluar dingin. Kamu besok berangkat sekolah kan? Nanti kesiangan kalo gak tidur sekarang" kata Kesha. Zilan pun mengangguk dan masuk kedalam bersama Kesha.

Keesokan paginya Zilan tiba di sekolah bersama dengan Kris dan Darren. Kesha tidak bisa mengantarnya ke sekolah karna meeting penting di jam 7 lagi.

"Akhirnya Lan lo masuk sekolah lagi" pekik senang Kris.

"Emang kenapa kalo gua gak masuk sekolah?" Tanya Zilan heran dengan satu sahabatnya ini.

"Sepi tauk, gak ada yang bisa diajak berantem haha" Kris tertawa sedangkan Zilan berdecih.

Saat mereka hendak masuk kelas, tidak sengaja mereka berpapasan dengan Viona. Zilan berhenti dan menatap Viona yang juga sedang menatapnya. Zilan mengepalkan tangannya. Kris dan Darren  yang sadar akan itu langsung menarik Zilan menjauh dari Viona.

"Gapapa Lan, gak usah diliatin si Viona anggep aja gak ada" kata Darren. Zilan mengangguk dia menghela nafasnya.

Mereka masuk kelas dan duduk di bangkunya masing-masing.

Jam 12 siang Kesha baru saja menyelesaikan meeting dan pertemuan dengan beberapa klien pentingnya. Saat dia sedang memeriksa sebuah dokumen, ketukan di ruangannya mengalihkan atensinya.

"Masuk" perintah Kesha. Seseorang pun masuk kedalam ruangan Kesha.

"Kesha" panggil orang itu. Kesha mengenali siapa pemilik suara itu. Dia mendongak dan menatap orang itu.

"Jessen, ngapain kamu kesini?" Ya yang mengetuk pintu tadi adalah Jessen. Dia berniat menemui Kesha di kantornya dan mengajaknya makan siang bersama.

Jessen mendekat kearah meja Kesha. Kesha menatap tanpa minat orang didepannya itu.

"Long time no see baby" bisik Jessen sembari mengelus pundak Kesha. Kesha merolingkan matanya malas.

"Ada urusan apa kamu kesini?" Tanya Kesha jengah. Jessen terkekeh.

"Aku kangen, pengen ketemu kamu Shasha ku" kata Jessen.

"Namaku Kesha bukan Shasha" ketus Kesha. Jessen tertawa nakal. Jessen mengelus pundak Kesha lagi dan duduk di sisi meja didekat kursi milik Kesha.

"Kamu gak kangen aku Sha?" Tanya Jessen. Kesha menaikkan satu alisnya.

"Kangen? Sama orang yang udah selingkuh dibelakang aku? Haha ngimpi" jawab Kesha dengan nada dinginnya. Wajah Jessen langsung berubah masam.

Saat Jessen hendak bersuara tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan Kesha.

"Kakak" Zilan datang ke kantor Kesha karna hari ini sekolah dibubarkan lebih awal. Kesha menoleh ke arah Zilan.

Zilan sedikit terkejut melihat jika Jessen berada diruangan Kesha saat itu. Kesha berdiri dari duduknya dan menghampiri Zilan.

"Udah pulang? Kenapa gak bilang aku buat jemput kamu" Zilan menggeleng dan tersenyum kepada Kesha.

"Tadi aku pulang sama Kris kok" jelas Zilan.

"Belum makan kan? Ayo makan" ajak Kesha. Saat dia dan Zilan hendak keluar, Jessen berteriak.

"Hei! Kita belum selesai bicara Kesha!" Teriak Jessen kesal karna diabaikan.

"Gak ada yang perlu kita bicarain Jes" Kesha menggandeng tangan Zilan keluar ruangan.

Saat di cafe Kesha terlihat lebih pendiam dan auranya sedikit menakutkan dari biasanya. Zilan ingin bertanya ada apa tapi merasakan aura Kesha yang seperti dia mengurungkan niatnya.

"Udah selesai makannya, ayo aku anter kamu pulang" Zilan mengangguk dan mengikuti Kesha untuk membayar makanan di kasir.

Setelah kejadian di ruangan Kesha tadi, Kesha jadi sedikit pendiam. Tatapannya terus menajam. Sekarang saja Kesha sedang ada di ruang kerja pribadinya dirumah. Dia terdengar sedang memarahi Kenny, Lauren dan Ramos.

Zilan sedikit bingung dengan sikap Kesha sekarang. Dia berpikir pasti karna kedatangan Jessen tadi dikantornya.

"Kalian ini gimana hah?! Aku kan udah bilang jangan biarin Jessen masuk ke O'Noire maupun ke Venom!" Bentak Kesha sembari menggebrakan meja.

Kenny, Lauren dan Ramos hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Maaf nona, tapi tuan Jessen memaksa masuk ke dalam gedung" jelas Ramos.

Kesha menghembuskan nafas kasar.

"Pokoknya besok aku gak mau Jessen masuk ke ruangan ku lagi, kalian paham" Kesha keluar dari ruang kerja pribadinya dengan wajah datar dan dingin.

Dia memutuskan untuk pergi ke mini bar di lantai bawah untuk meredamkan emosinya. Kesha tidak mau bertemu Zilan saat dia sedang emosi, dia takut lepas kendali dan malah melampiaskannya pada Zilan.

Zilan juga tidak berani mendekati Kesha jika Kesha sudah mengeluarkan aura dominannya.

Kesha mengambil sebotol wine merah di lemari penyimpanan minumannya. Dia menuangkannya di sebuah gelas dan meminumnya sedikit demi sedikit.

Dia memikirkan bagaimana caranya menyingkirkan Jessen dadi hadapannya. Kesha muak harus bertemu dengan wajah munafik dari Jessen.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang