RAKHESHA 37

863 45 0
                                    

Jam 4 pagi Kesha mengetuk pintu kamar Rahma. Tok.. tok.. tok..

"Rahma" panggil Kesha. Gak lama kemudian Rahma membuka pintu kamarnya.

Rahma terkejut melihat Kesha yang sudah berpakaian rapi.

"Loh kakak mau kemana pagi-pagi buta kek gini?" Tanya Rahma penasaran.

"Kakak pergi ke Amerika sekarang dek, pesawatnya take off nanti jam 5 pagi" jelas Kesha. Rahma mengangguk.

"Aku kira nanti jam 7 atau 8 pagi kakak baru berangkatnya" kata Rahma. Kesha tersenyum.

"Aku titip Zilan ya, jagain dia selama aku disana. Aku usahain bakal cepet pulang kok, suruh nanti Kris sama Darren tidur sini aja kalo misal Zilan kesepian" kata Kesha. Rahma mengangguk lagi.

"Hati-hati ya kak" Kesha tersenyum dan memeluk Rahma.

"Aku pergi dulu ya, jangan bilang Zilan kalo aku pergi sekarang bilang aja nanti kalo dia udah pulang sekolah. Dia harus ujian soalnya" jelas Kesha. Rahma mengangguk, Kesha pun berpamitan kepada Rahma.

Dikamar Kesha, dia membenarkan selimut Zilan dan mencium keningnya. Dia tersenyum lembut, tidak tega sebenarnya tapi mau bagaimana lagi. Kesha pun pergi membawa koper besarnya dengan langkah pelan agar tidak membangunkan Zilan.

Setelah itu dia langsung pergi menuju bandara diantar oleh supirnya. Kesha pergi bersama Kenny, Ramos dan Rendi. Zain sudah kembali lebih dahulu ke Amerika, sedangkan Lauren sudah mengambil pensiunnya menjadi bodyguard Kesha.

Sebelum Kesha pergi, dia juga sudah mengerahkan beberapa anak buahnya untuk menjaga Zilan dan Rahma. Mereka menjadi bayang-bayang Zilan dan Rahma selama Kesha berada di Amerika.

Keesokan paginya, Zilan tampak menggeliat dari tidurnya. Dia meraba tempat tidur disampingnya. Kasurnya dingin, dia langsung bangun dan melihat jam di ponselnya. Baru jam 6 pagi tapi kasur tempat Kesha sudah dingin.

"Kak" panggil Zilan. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan mencari Kesha.

Zilan turun ke lantai bawah, dia bertemu maid yang sedang membereskan mansionnya.

"Eum mbak, lihat kak Kesha gak?" Tanya Zilan. Maid itu menggeleng.

"Saya tidak melihat nona sejak tadi tuan muda" kata maid itu dengan sopan. Zilan mengangguk.

Dia pun pergi untuk mencari Kesha, Zilan pergi ke kamar Rahma.

"Kak Rahma! Buka pintunya!" Teriak Zilan sembari menggedor-gedor pintu kamar Rahma. Rahma membuka pintu kamarnya.

"Apa sih Lan, ganggu aku tidur aja" kesal Rahma. Dia baru saja tidur set 6 pagi setelah Kesha berpamitan untuk pergi.

"Kak Kesha mana?" Tanya Zilan sembari melihat-lihat kedalam kamar Rahma.

"Kakak ku udah pergi ke Amerika tadi pagi buta" kata Rahma sembari menguap. Zilan terkejut.

"Hah? Sejak kapan kak?" Tanya Zilan panik.

"Tadi jam 4, udah ya aku mau tidur ngantuk ini" kata Rahma sembari menutup pintu kamarnya. Rahma lupa untuk tidak mengatakan hal itu kepada Zilan sekarang. Tanpa Rahma ketahui jika Zilan sudah bersiap akan menangis karena ditinggal oleh Kesha lagi.

Zilan berlari kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya. Dia mencoba menghubungi Kesha namun tidak ada jawaban. Dia coba lagi sampai berulang kali namun hasilnya sama.

"Hikss.. kakak jahat huwaaa.." Zilan melempar ponselnya ke sembarang arah.

"Hiksss... Jahat ninggalin Zilan sendiri hikss.." Zilan menangis sesenggukan, dia melempar semua barang yang ada didepannya.

Beberapa maid yang kebetulan lewat didepan kamar Kesha pun terkejut melihat Zilan yang sedang mengamuk.

"Astaga tuan muda apa yang terjadi?!" Panik maid tersebut. Maid itu berusaha menenangkan Zilan namun Zilan memberontak.

"Hiksss... Jahat.. kakak jahat! Hikss.." Zilan semakin menggila. Salah satu maid menghampiri Rahma di kamarnya.

Rahma terkejut mendengar perkataan maid tersebut dan bergegas menuju kamar Kesha.

"Zilan, apa yang kamu lakuin?" Tanya Rahma. Zilan masih menangis sesenggukan.

"Jahat! Kak Kesha pergi ninggalin Zilan sendiri disini hiksss.. Zilan gamau hikss.." racau Zilan. Rahma berusaha menenangkan Zilan.

"Lan, kamu gak boleh kek gini. Kak Kesha bilang dia bakal usahain cepet pulang kok" bujuk Rahma. Zilan menggeleng.

"Hiksss... Zilan kan udah bilang Zilan gak mau ditinggal sendirian!" Bentak Zilan kearah Rahma. Itu membuat Rahma terkejut.

"Zilan, tenangin diri kamu!" pekik Rahma. Zilan menggeleng.

"Hiksss.. mau ikut kak Kesha, mau nyusul kakak.. Zilan mau nyusul kakak hikss.." Zilan hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Rahma.

"Lan, kamu ada ujian hari ini kamu gak boleh kek gitu" kata Rahma. Zilan memberontak.

"Lepasin Zilan, Zilan mau pergi!" Teriak Zilan.

"Lan.." panggil Rahma, namun Zilan masih keras kepala. Kesabaran Rahma pun habis, dia gak bisa kalo kek gini terus ke Zilan.

"Mau ikut kakak hiksss... Lepasin Zilan.. hikss" Zilan berusaha melepas cekalan tangan Rahma.

"ZILAN!! Kalo aku bilang disini aja ya disini aja!! Ngapain kamu harus nyusul Kesha hah?!" Bentak Rahma. Zilan berjengit kaget. Dia memandang Rahma dengan takut-takut.

Selama ini Zilan gak pernah dibentak orang lain sama sekali. Itu membuat dia ketakutan dan Zilan kembali menangis sesenggukan.

"Zilan" panggil Rahma dengan nada yang sudah lembut.

"Zilan maaf" kata Rahma. Zilan meluruhkan tubuhnya kebawah.

"Hiksss jahat.. Zilan takut.. hiksss jangan bentak Zilan hikss.." Zilan menutupi telinganya, dia gak suka dibentak seperti itu. Kesha aja tidak pernah meninggikan suaranya kepada Zilan. Rahma berusaha mendekati Zilan, namun Zilan beringsut mundur.

"J-jangan dekat-dekat Zilan hikss.. pergi hikss.." Zilan bangkit dan berlari keluar kamar. Dia menuruni tangga dan pergi keluar mansion.

Rahma dan beberapa maid berusaha mengejar Zilan. Di teras ada Kris dan Darren yang baru saja tiba di mansion Kesha. Kris langsung memeluk Zilan yang berlari ketakutan sembari menangis.

"Zilan, Lo kenapa?" Panik Kris. Zilan memberontak dipelukan Kris.

"Hiksss... Lepasin Zilan, Zilan mau nyusul kakak hikss.." rengek Zilan. Rahma sudah berdiri didepan Kris dengan nafas ngos-ngosan.

"Dia kenapa kak?" Tanya Darren.

"Hufft.. dia mau nyusul kak Kesha ke Amerika, ini salah aku" sesal Rahma.

"Lan, kak Kesha bakal balik kok Lo tenang aja ya. Lo gak perlu nyusul dia ke Amerika, dia pasti pulang oke" bujuk Kris. Zilan menggeleng lemah.

"Hiksss.. mau kakak, Zilan gamau ditinggal sendirian lagi hikss.." lirih Zilan sambil sesenggukan.

"Ada gua sama Darren disini buat Lo, jangan ngerasa Lo sendirian ya" Kris memeluk erat Zilan yang masih menangis di pelukannya. Dia mengusap-usap punggung Zilan.

"Iya Lan, bener kata Kris masih ada kita kok yang bakal temenin Lo sampe kak Kesha balik kesini" kata Darren.

"Zilan takut kakak ninggalin Zilan lagi hikss.. Zilan takut kakak disana ketemu cowok lain yang lebih dari Zilan huwaaa Zilan gamau" Zilan semakin menangis kencang. Kris semakin memeluk erat Zilan.

"Gak usah berpikiran kek gitu oke, gua yakin kak Kesha itu orangnya setia kok" kata Kris. Tiba-tiba tubuh Zilan meluruh kebawah, dia pingsan.

"Kak, dia pingsan!" Panik Darren.

"Ayo bawa dia ke kamar dulu" ajak Rahma.

Setelah mereka membawa Zilan ke kamar, Rahma menyuruh mereka berangkat ke sekolah untuk mengikuti ujian. Mereka sedikit khawatir sebenarnya tapi ujian ini tidak bisa ditinggal. Mereka pun menitipkan Zilan kepada Rahma sampai ujian mereka selesai.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang