RAKHESHA B2 - 3

229 21 0
                                    

Seorang laki-laki datang menghampiri Zilan di kantin dengan raut wajah marah.

"Sini Lo bangsat!" Laki-laki itu mencengkram kerah kemeja Zilan dan memukul tepat di sudut bibir Zilan hingga Zilan tersungkur.

"Astaga Zilan!!" Raven berteriak kaget dan langsung membantu Zilan untuk berdiri. Zilan menatap nyalang orang itu.

"Apa-apaan Lo anjing?! Dateng-dateng mukul gua hah?!" Zilan menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Lo jadi orang gak usah sok kecakepan sat! Gara-gara Lo adek gua Aluna jadi pemurung di rumah!"

"Kak Leon! Tapi adek Lo yang gak tau malu ngejar-ngejar Zilan mulu padahal udah ditolak Zilan berkali-kali!" Bela Raven tidak terima teman baiknya dipukul begitu saja.

Leon merupakan kakak dari Aluna, dia mahasiswa tingkat 3 jurusan Teknik Sipil.

"Lo diem! Gua gak ngomong sama Lo ya anjing!" Raven menatap emosi Leon.

"Seenggaknya Lo harus hargain dia njing! Dia udah rela masakin makanan buat Lo, bikinin kue buat Lo bahkan beliin jajanan buat Lo. Kurang effort apa adek gua ke Lo hah?!"

Zilan memperlihatkan cincin pertunangannya didepan Leon.

"Liat ini!! Punya mata kan Lo?! Gua udah punya tunangan bangsat! Kalo gua terima apa yang Aluna kasih ke gua itu namanya gua kasih harapan ke Aluna dan itu sama aja gua selingkuh dibelakang tunangan gua! Mikir njing!"

Leon terdiam, dia tidak mengira jika Zilan sudah punya tunangan. Bahkan seluruh mahasiswi yang berada disana juga tercengang kaget. Mereka tidak menyangka jika Zilan sudah punya tunangan. Mereka pikir itu hanya cincin aksesoris favorit Zilan.

"Kasih tau sama adek Lo, jadi cewe punya harga diri dikit! Kalo udah ditolak berkali-kali itu gak usah caper terus, risih gua!" Zilan mengambil tasnya dan pergi darisana diikuti oleh Raven.

Leon mengepalkan tangannya, dia merasa dipermalukan padahal ini juga salahnya yang tidak mencari tahu soal Zilan dulu dan malah langsung memukulnya.

Zilan berjalan ke parkiran, dia tidak mood untuk masuk matkul berikutnya.

"Lan, Lo mau balik?" Zilan berdehem. Dia memegang sudut bibirnya yang sedikit nyeri.

"Oke deh nanti gua absenin ke dosen kalo Lo sakit jadi gak masuk matkul" Zilan mengangguk.

"Thanks Ven" Raven mengangguk.

Zilan menaiki motornya dan melajukan motornya keluar dari pekarangan kampus. Dia akan menuju ke Venom, karena terakhir Kesha mengiriminya pesan dia masih berada di Venom.

🍃🍃🍃🍃

"

Ren, selama aku pergi apa ada kendala?" Lauren menggeleng.

"Tidak ada nona, semua aman terkendali" Kesha mengangguk-anggukan kepalanya.

Ya, Lauren tidak jadi mengambil pensiunan dini. Dia mengatakan jika rasanya aneh karna dia mengambil pensiunan dini sedangkan teman-teman seperjuangannya masih mengabdi kepada Kesha. Kesha pun mempertimbangkannya dan akhirnya dia menunjuk Lauren untuk menjadi manajer di Venom. Kesha masih tidak mau membiarkan Lauren terjun ke dalam dunia mafia lebih dalam. Sedangkan di O'Noire Group Kesha menunjuk sepupunya, Graciella Kennedy untuk menjadi direktur disana.

Kenny masih tetap menjadi tangan kanan Kesha dan Zayn menjabat menjadi sekretaris Kesha di Hawkwatch. Jadi jika Kesha sedang berada di Indonesia, pekerjaan disana dialihkan kepada Kenny. Semua orang di Hawkwatch tidak pernah tahu jika pekerjaan Kesha akan diambil alih Kenny saat berada di luar negri. Mereka selalu berpikir jika Kesha berada diluar negri mereka bisa dengan mudah menyabotase semua pekerjaan Kesha, namun semua itu tidak pernah ada yang berhasil. Karna posisi Kesha sebagai pemimpin tidak sepenuhnya kosong, dia masih memiliki Kenny dan Zayn. Maka dari itu Kesha selalu dengan mudah mendapatkan daftar para petinggi yang ingin menjatuhkan posisi Kesha sebagai pemimpin.

Saat sedang berbincang-bincang dengan Lauren, pintu ruangan mereka diketuk.

"Masuk" seru Lauren. Seseorang masuk kedalam.

"Loh Zilan?" Zilan tersenyum kearah Lauren.

"Gimana kabarmu? Semenjak Kesha tidak mengurus di Venom, aku tidak pernah melihat mu berkeliaran di pub lagi" Zilan terkekeh pelan.

"Aku lebih sering dirumah kak sekarang" Lauren mengangguk-anggukan kepalanya. Dia kemudian melihat luka disudut bibir Zilan.

"Itu bibir kamu kenapa? Kamu berantem?" Zilan mengigit bibir bawahnya samar, dia melirik ke arah Kesha. Lauren yang paham dengan situasi ini pun memutuskan untuk keluar ruangan terlebih dahulu.

Kesha mengerutkan keningnya ke arah Zilan, "Kenapa itu?"

Zilan mendekat kearah Kesha yang duduk disalah satu sofa diruangan itu. Dia memeluk Kesha dari samping.

"Kakak, Zilan dipukul" adu Zilan. Kesha menangkup wajah Zilan, dia melihat sudut bibir Zilan yang berdarah dan sedikit memar.

"Siapa yang mukul kamu?"

"Senior Zilan di kampus" Zilan melengkungkan bibirnya kebawah.

"Kok bisa?" Zilan menghela nafasnya.

"Gara-gara Zilan nolak adiknya, kan Zilan udah punya tunangan masa Zilan masih mau nerima adiknya. Itu kan sama aja Zilan selingkuh" Zilan menundukkan wajahnya. Kesha mengangkat wajah Zilan dan menghapus darah yang masih sedikit keluar di sudut bibirnya.

"Sakit?" Zilan menggeleng.

"Tadi sakit, sekarang kalo dipegang doang kerasa nyeri"

Kesha bangkit dan berjalan kearah lemari kaca di ruangan itu. Dia mengambil kotak p3k, Kesha memang menyediakan kotak itu untuk berjaga-jaga. Kesha mengambil kapas dan alkohol, dia sedikit menekan kapas itu ke luka Zilan agar tidak infeksi. Zilan meringis pelan, setelah itu Kesha memberi plester disudut bibir Zilan.

"Kamu udah makan?" Zilan menggeleng.

"Tadi cuman pesen kopi doang di kantin, baru mau makan udah dipukul"

"Ayo makan" Zilan mengangguk. Dia menggandeng tangan Kesha, Kesha menerimanya dengan senang hati.

🍃🍃🍃🍃

"Hoy Raven!" Raven menoleh karena panggilan seseorang. Dia mengernyitkan keningnya.

"Sini bentar!" Raven mendekati orang itu.

"Kenapa Dev?"

"Gua mau tanya sesuatu, Lo Deket sama Zilan kan?" Raven mengangguk.

"Dia emang orang kaya ya? Gua lihat barang yang dipake dia branded semua" Raven nampak berpikir sejenak.

"Gua gak tahu pasti, tapi keknya dia emang orang kaya. Gua belum pernah main ke rumahnya soalnya, kenapa?" Devan menggeleng.

"Gapapa, gua tanya doang" Raven mengangguk.

"Kalo gitu gua pergi dulu ya, buru-buru soalnya" Devan mengangguk.

"Oke thanks ya"

"Yoi" Raven pergi meninggalkan Devan yang menyeringai dalam diam.

'Keknya bagus nih kalo gua deketin Zilan terus porotin hartanya, haha' batin Devan.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang