Sepulang sekolah Zilan memutuskan untuk pergi ke mansion Kesha, karna tadi Kesha memberitahunya jika dia sedang berada di mansion untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya.
Sesampainya di mansion, Zilan tidak sengaja bertemu dengan Kenny di ruang tamu.
"Eh Zilan, mau ketemu nona ya?" Tanya Kenny ramah.
"Iya kak, kak Kesha nya ada didalam?" Tanya Zilan. Kenny mengangguk.
"Ada di ruang kerjanya" jawab Kenny.
Zilan pun langsung pergi menuju ruang kerja Kesha. Saat dia masuk terlihat Kesha sedang sangat fokus didepan komputernya.
"Kak" panggil Zilan. Kesha menoleh dan tersenyum.
"Kemarilah" Kesha menyuruh Zilan untuk masuk dan mendekat padanya. Zilan menaruh ranselnya di sofa di ruangan itu.
Saat Zilan sudah berdiri disamping Kesha, lengannya ditarik untuk duduk dipangkuan Kesha. Sekarang Zilan sudah tidak malu lagi jika Kesha bersikap seperti itu, justru Zilan malah merasa dicintai dengan tulus melihat perlakuan Kesha padanya.
"Kakak sibuk banget ya?" Tanya Zilan. Kesha menciumi pundak Zilan, masih wangi walaupun Zilan sudah seharian berada di sekolah.
"Gak kok, cuman nyelesaiin beberapa berkas doang yang sempet aku tinggal kemaren" kata Kesha.
Kesha kembali berkutat dengan komputernya dan Zilan yang masih duduk nyaman dipangkuan Kesha sembari memperhatikan kekasihnya ini bekerja.
"Zilan berat ya kak?" Tanya Zilan. Kesha terkekeh.
"Mana ada berat, enteng gini kok" Kesha melingkarkan sebelah tangannya di perut Zilan yang sedikit berisi namun masih tetap ramping.
"Kak, Zilan mau ngasih tau sesuatu sama kakak" kata Zilan. Kesha menumpukkan dagunya ke pundak Zilan.
"Apa itu hm?" Tanya Kesha. Zilan nampak sedikit ragu untuk mengatakan tentang chat Laura tadi pagi.
"Tapi kakak jangan marah sama Zilan" cicit Zilan. Kesha menarik kedua kaki Zilan untuk duduk menyamping diatas pangkuannya.
Kesha bisa memandang wajah Zilan yang sedikit merah padam karna diperlakukan seperti itu. Kesha mengelus pipi Zilan yang sedikit chubby.
"Gimana aku mau marah sama kamu, tau ceritanya aja belum" Kesha terkekeh, dia gemas dengan tingkah Zilan yang seperti ini. Dia mencubit hidung mancung Zilan main-main.
"Jadi kan kemaren Zilan nganter mamah tuh ke cafe buat ketemu temennya terus temen mamah bawa anak cewe satu kak, namanya Laura dia dikenalin juga ke Zilan" jelas Zilan. Kesha mendengarkan cerita Zilan dengan serius.
"Nah Zilan pikir cuman sekedar kenalan biasa kan kak, tapi ternyata tadi pagi dia chat Zilan kak ngajakin jalan-jalan gitu nanti sore" imbuh Zilan.
"Terus?" Tanya Kesha. Dia sedikit tidak suka ada gadis yang mendekati kekasihnya ini. Katakanlah Kesha posesif, tapi memang itu kenyataannya.
"Ya Zilan bingung kak Zilan kan udah punya kakak masa iya Zilan mau jalan sama cewe lain nanti kakak salah paham lagi kek dulu, Zilan gak mau" lirih Zilan diakhir katanya.
Kesha tau pasti Zilan takut salah paham seperti dulu lagi. Kesha tersenyum.
"Coba liat chatnya" kata Kesha. Zilan pun langsung mengambil ponselnya dan memperlihatkan chat dari Laura kepada Kesha.
"Ini kak" kata Zilan. Kesha mengambil ponsel Zilan dan mencoba melihat foto profil dari Laura.
"Dia cantik kok, kamu gak tertarik?" Tanya Kesha bercanda. Zilan langsung memukul pelan pundak Kesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Teen FictionSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...