Zilan pulang ke mansion, dia masuk kedalam dan mendapati Kesha yang sedang duduk santai di ruang tengah. Zilan menggigit bibir bawahnya. Dia tidak tahan jika terus berdiam diri dengan Kesha. Zilan menghampiri Kesha. Dia mengambil iPad Kesha dan duduk di pangkuan Kesha.
"Kakak.. Zilan minta maaf, jangan diemin Zilan kek gini" Zilan memeluk erat leher Kesha. Dia menduselkan wajahnya di leher Kesha.
"Turun Lan" Kesha berujar dingin, Zilan menggeleng. Dia semakin mengeratkan pelukannya.
"Zilan tahu Zilan salah, Zilan gak nurut sama kakak. Hukum Zilan aja tapi jangan diemin Zilan kayak gini, Zilan gak mauuu"
"Ini juga hukuman buat kamu" Zilan melonggarkan pelukannya dan menatap Kesha.
"Hukum yang lain aja, kakak mau pukul Zilan nampar Zilan atau yang lainnya Zilan gapapa tapi jangan di diemin kayak gini Zilan gak bisaaaa" Zilan melengkungkan bibirnya kebawah.
Kesha menatap lekat wajah Zilan. Wajahnya sedikit tirus, Kesha mengerutkan keningnya. Kesha berpikir apakah dia sudah kelewatan mendiami Zilan seperti ini? Tapi dia selalu memperhatikan gerak gerik Zilan, ya walaupun beberapa hari kemaren dia sempat sibuk dengan pekerjaannya.
"Kakak hiksss.. " Kesha tersadar dari lamunannya saat dia melihat setetes air bening mengalir di pipi Zilan.
"Zilan minta maaf Zilan nakal, Zilan bandel Zilan gak nurut sama kata-kata kakak hiksss.. Zilan minta maaf huwaaa" Zilan menangis kejar di pangkuan Kesha.
"Zilan bodoh! Zilan bandel! Zilan nakal!" Zilan terus memukul-mukul kepalanya sendiri dan menjambak rambutnya. Kesha yang melihat itu terkejut dan memegang kedua tangan Zilan agar berhenti memukuli kepalanya sendiri, terlihat ada beberapa helai rambut Zilan yang tercabut disana.
"Zilan! Apa yang kamu lakuin hah? Sejak kapan kamu kayak gini?" Kesha menatap panik kearah Zilan.
"Hiksss.. Zilan nakal! Lepasin tangan Zilan! Hiksss.." Zilan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Kesha. Kesha menarik Zilan ke pelukannya dan memeluk erat Zilan. Dia mengelus-elus punggung Zilan.
"Kamu gak boleh nyakitin diri kamu sendiri oke, aku gak suka liatnya. Dan siapa yang ngajarin kamu kek gitu hah? Gak boleh kek gitu ngerti? Kepalanya sakit nanti" Zilan semakin menangis kencang di pelukan Kesha.
"Maaf, aku udah ngediemin kamu berhari-hari" bisik Kesha. Dia mencium pucuk kepala Zilan dan terus mengelus punggung Zilan serta rambutnya.
Terlalu banyak menangis, energi Zilan terkuras habis. Dia tertidur di pelukan Kesha. Kesha tersenyum dan mencium kening Zilan lalu bangkit dan menggendong Zilan menuju kamar. Kesha meletakkan Zilan diatas kasur dengan hati-hati. Zilan tertidur pulas, dia tidak bangun sama sekali walaupun Kesha banyak melakukan pergerakan di sampingnya.
Kesha memandang lekat wajah Zilan, mau semarah apapun dirinya kepada Zilan dia tetap tidak akan tega jika melihat Zilan menangis seperti itu apalagi sampai menjambak rambutnya sendiri seperti tadi. Kesha mengelus surai Zilan, dia mengecup singkat bibir Zilan.
🍃🍃🍃🍃
Zilan berjalan di depan sebuah gedung yang ramai sekali orang. Dia mengernyitkan keningnya melihat orang-orang disana menggunakan gaun pesta dan pakaian formal. Zilan yang penasaran pun masuk kedalam. Ternyata ada sebuah pesta pernikahan disana. Zilan melihat sosok mempelai wanita yang menggunakan gaun pengantin berwarna putih, terlihat cantik sekali. Zilan mendekatinya, namun saat semakin dekat dia dapat dengan jelas melihat wajah orang itu.
Jantungnya berdegup kencang, dia terkejut melihat sosok mempelai wanita tersebut yang bersanding dengan laki-laki lain.
"Kakak?" Air matanya mengalir deras.
"Kakak! Kakak gak boleh nikah sama orang lain! Kakak cuman punya Zilan! Kakak hentikan semua ini hikss"
Kaki Zilan terasa sangat sulit sekali digerakkan, Zilan hanya bisa menangis melihat proses pernikahan tersebut.
"KAKAKKK!!" Zilan bangun dari tidurnya dengan wajah panik, dia menoleh kesamping dan tidak mendapati Kesha berada disampingnya.
"Zilan? Kamu kenapa teriak-teriak?" Zilan menoleh kearah Kesha yang baru saja keluar dari kamar mandi. Zilan melengkungkan bibirnya dan merentangkan tangannya membentuk grabby hands.
Kesha pun berjalan kearah Zilan dan memeluk Zilan. Zilan menduselkan wajahnya di dada Kesha.
"Hiksss kakak.. jangan nikah sama orang lain hiksss.. kakak cuman punya Zilan! Kakak gak boleh nikah sama orang lain kecuali Zilan!" Kesha menaikkan sebelah alisnya.
"Kamu ngimpi?" Zilan mendongakkan wajahnya untuk menatap Kesha, dia mengangguk. Kesha tersenyum.
"Itu kan cuman mimpi sayang" Kesha duduk diatas ranjang dan menyandarkan punggungnya di headboard, dia menarik Zilan kedalam pelukannya.
"Walaupun itu mimpi tapi itu kerasa nyata banget kak sakitnya" Zilan mencebikkan bibirnya, Kesha terkekeh.
"Emang kenapa kalo aku nikah sama orang lain?" Zilan menatap kesal Kesha.
"Gak boleh! Harus sama Zilan, nanti kalo kakak nikah sama orang lain Zilan sama siapa?" Kesha berpose pura-pura berpikir.
"Sama cewe cantik diluar sana lah, masa sama cowo" Zilan mencubit kesal perut Kesha.
"Gak mau! Maunya sama kakak, gak mau sama orang lain" Zilan memeluk erat Kesha.
"Kalo Zilan sama orang lain, belum tentu orang itu bisa ngertiin mau Zilan kayak kakak" lanjutnya.
"Iyakah? Emang aku bisa ngertiin kamu ya? Tapi aku juga sering buat kamu nangis loh" Zilan menduselkan wajahnya di dada Kesha.
"Kakak, kita udah lama jalin hubungan udah 3 tahun lebih dan selama itu kakak yang selalu ngerawat Zilan dengan baik. Kakak gak pernah sekalipun cuekin Zilan atau biarin Zilan ngelakuin semua hal sendiri, selalu ada kakak yang ikut andil didalamnya. Kakak buat Zilan nangis itu juga salah Zilan kok, Zilan yang bandel" Kesha mengelus lembut surai Zilan. Zilan mendongakkan kepalanya menatap wajah Kesha.
"Kak" Kesha hanya menjawab dengan deheman saja.
"Jangan pernah bosen sama Zilan ya kak, pokoknya kakak harus cinta dan sayang terus sama Zilan. Zilan gapapa kehilangan semuanya, tapi jangan kakak. Zilan gak tahu gimana hidup Zilan kalo kakak pergi dari hidup Zilan" Zilan menggigit bibir bawahnya. Kesha tersenyum dan mencium singkat kening Zilan.
"Aku gak bakal pergi kemanapun kok, aku disini juga karena kamu. Aku juga gak bakal pernah bosen sama kamu Lan, you're my everything babe" Kesha memeluk erat Zilan. Zilan tersenyum dipelukan Kesha.
Zilan merasa sangat bahagia sekali, dia sungguh tidak butuh apapun di hidupnya kecuali Kesha. Dia tidak peduli jika semua orang di dunia pergi dari hidupnya, asalkan itu bukan Kesha dia akan baik-baik saja. Dia bersyukur di cintai dan di sayangi oleh sosok seperti Kesha yang selalu ada untuk dirinya. Kesha yang akan rela melakukan apapun untuk sosok Zilan Artana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Roman pour AdolescentsSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...