Pagi-pagi sekali Kesha sudah berangkat ke kantornya. Dia meninggalkan Zilan yang sudah tertidur pulas dikamarnya. Pukul 5 pagi tadi dia di telpon oleh Kenny untuk pergi ke kantor karna ada masalah serius di cabang perusahaan di Jepang. Kesha sudah menyuruh Lauren untuk berjaga di rumahnya kalau tiba-tiba Zilan bangun dan meminta sesuatu.
"Gimana Ken, udah siap meetingnya?" Tanya Kesha. Kenny mengangguk.
"Sudah nona" Kesha pun pergi ke ruang meeting bersama dengan Kenny.
Mereka melakukan rapat sampai 2 jam hanya untuk membahas masalah perdagangan senjata untuk militer di Jepang.
Setelah rapat selesai Kesha kembali ke ruangannya, namun belum dia beristirahat dia sudah di telpon oleh ayahnya untuk rapat dengan ayahnya dan para investor dari luar negri.
"Hari yang padat" gumamnya.
🔥🔥🔥🔥
Zilan bangun dari tidurnya dan tidak menemukan Kesha berada di sisinya. Dia menoleh kesana kemari, sepi. Zilan ketakutan, traumanya seakan kembali. Jika Zilan tidak ada masalah mungkin dia bisa berpikir jernih jika Kesha tidak ada di kamar mungkin sudah berangkat bekerja. Namun saat ini Zilan sedang tidak baik-baik saja.
Memori itu kembali, dimana Zilan di campakkan, dibuang dan tidak di inginkan. Fyi Zilan sudah tinggal bersama Kesha karna orang tua Zilan memutuskan untuk menetap di New York karna menjalin kerja sama dengan orang tua Kesha.
Zilan menjambak rambutnya dan berteriak.
"Hikss.. pergi! Jangan sakiti aku!" Teriak Zilan. Dia meringkuk ketakutan. Zilan membuang barang yang ada di sebelahnya dan tidak sengaja menyampar gelas di nakas dekat tempat tidur.
Prangg...
Lauren yang mendengar suara itu pun langsung bergegas ke kamar Kesha. Dia membuka pintunya dan benar saja Zilan sedang meringkuk ketakutan.
Lauren mendekat ke arah Zilan. Dia memegang pundak Zilan, namun Zilan terkejut.
"Lan, kamu gapapa?" Tanya Lauren khawatir.
"Hiks.. pergi.. jangan sentuh aku!" Teriak Zilan. Dia mendorong Lauren menjauh dari dirinya.
"Lan, ini aku Lauren" Zilan masih mendorong Lauren untuk pergi dan bahkan melemparkan bantalnya ke arah Lauren.
Lauren mencoba mendekati Zilan lagi namun Zilan semakin berteriak dan menjambak rambutnya. Lauren bingung, dia pun terpaksa menelepon Kesha. Panggilannya tidak aktif, dia coba lagi namun tidak aktif juga. Akhirnya dia pun menelepon Kenny, namun juga tidak diangkat. Dan terakhir dia menelepon Ramos, Ramos pun mengangkat telponnya.
"Halo Mos"
"Halo Ren, kenapa?"
"Nona Kesha disitu gak?"
"Nona lagi rapat sama tuan Stevan, kenapa?"
"Aduh.. gimana ya, ini Zilan dia ngamuk dia jambak-jambak rambutnya sendiri sambil nangis-nangis Mos"
"Ohh gitu, bentar bentar gua coba bilang ke Kenny. Kenny soalnya juga masih didalem ruang meeting"
"Pantes gua telpon gak diangkat"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Fiksi RemajaSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...