"Lan, Lo udah mutusin mau kuliah dimana?" Tanya Kris. Zilan menggelengkan kepalanya.
"Gua gatau mau kuliah dimana" Zilan menghembuskan nafasnya kasar. Dia masih belum bisa memutuskan untuk kuliah dimana karna dia masih bimbang antara ikut bersama Kesha atau tinggal di Indonesia.
"Aaahh.. gua bingung!" Pekik Zilan, dia menelungkupkan kepalanya diatas meja. Kris dan Darren memandang bingung.
"Lo kenapa dah?" Tanya Darren dengan raut muka bingungnya.
Zilan menghentakkan kakinya kesal.
"Ish.. kenapa sih kak Kesha harus jadi ketua mafia kan Zilan jadi sebel" gerutunya.
"Lo gak kesambet setan disiang bolong kan Lan?" Tanya Darren yang melihat Zilan menggerutu sendiri.
Zilan memandang malas kearah Darren. Yang ditatap hanya mengeluarkan ekspresi cengonya.
"Gua tuh bingung mau kuliah dimana, gua pengen kuliah disini tapi gua juga gak mau jauh dari kak Kesha" jelas Zilan, dia kembali menelungkupkan kepalanya diatas meja.
"Iya sih, kata kak Rahma juga kak Kesha bakalan menetap di Amerika dan pasti super duper sibuk dari sekarang" kata Kris.
"Masalahnya otak gua gak sepintar itu buat sekolah di luar negri" keluh Zilan.
"Argghhh..! Kenapa gua harus malas-malasan belajar sih dulu, kan jadi gini akhirnyaaaa!" Kesal Zilan, dia mengacak-acak rambutnya sendiri.
Kris dan Darren hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zilan yang gelisah sendiri.
"Udah lah kuliah aja disini sama kita, kita kan juga sama-sama bodoh haha" kelakar Darren.
"Ahhh... Gak mau jauh dari kak Keshaaaa" rengek Zilan.
"Buset kelakuannya udah kek bayi bongsor aja" kata Kris. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
"Ish kalian ini!" Kesal Zilan, dia pun memutuskan untuk pergi ke kantin sekedar membeli minuman karna kebetulan jam pelajaran sedang kosong.
"Ngambek dia Kris haha" Darren tertawa ngakak. Mereka berdua pun memutuskan untuk menyusul Zilan ke kantin.
Di kantin Zilan tidak sengaja ditabrak oleh siswi cantik yang berjalan tanpa melihat sekelilingnya. Karena terlalu fokus dengan ponselnya, dia tidak sengaja menabrak Zilan.
"Aduhh.. maaf ya gak sengaja" kata siswi itu. Zilan hanya mengangguk, tidak berniat untuk berbasa-basi.
"Kamu Zilan kan? Anak kelas 3-3?" Tanya siswi itu. Zilan mengangguk lagi. Siswi itu tersenyum.
"Kenalin aku Sherly, aku anak kelas 3-2" Sherly mengulurkan tangannya kearah Zilan. Sebenernya Zilan malas menanggapi basa basi itu namun karna tidak mau dicap sombong akhirnya dia membalas uluran tangan itu.
"Hmm" Zilan hanya membalas dengan deheman sembari tersenyum paksa.
"Aku pergi dulu ya, masih ada urusan" pamit Zilan. Sherly mendesah kecewa, dia sebenarnya masih ingin berbicara dengan Zilan namun sepertinya Zilan sedang terburu-buru.
Sherly sudah mengamati Zilan sejak lama, apalagi pasca hebohnya berita tentang dia yang bertengkar dengan Viona. Siapa yang tidak mengenal Zilan. Bahkan Sherly tau jika Zilan mengencani seorang wanita yang usianya 8 tahun lebih tua darinya.
🔥🔥🔥🔥
Sepulang sekolah Zilan memutuskan untuk pergi ke kantor Kesha, saat dia sampai di depan ruangan Kesha dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Kesha dengan seseorang. Suara orang itu seperti suara tuan Stevan, Daddy nya Kesha.
"Jadi kamu bakalan nikahin dia apa enggak?" Tanya Stevan. Kesha diam sejenak.
"Gak, aku gak bakalan nikahin dia Dad" jawab Kesha. Stevan menghela nafasnya.
"Sayang, kamu gak bisa seperti itu" kata Stevan.
"Gimana perasaan Zilan kalo tau kamu gak bakal nikahin dia hm" imbuhnya. Kesha nampak berpikir sejenak.
"Kalo aku bilang gak ya gak Dad" kata Kesha.
Kesha memikirkan apa yg bakal terjadi kedepannya jika dia menikahi Zilan. Pasti banyak para saingannya yg mengincar Zilan untuk dijadikan umpan. Kesha tidak mau membahayakan nyawa Zilan. Apalagi Kesha akan dilantik menjadi ketua mafia, tanggung jawabnya jauh lebih besar dan resiko untuk hal yg tidak diinginkan juga jauh lebih besar.
Kesha tetap akan menikahi Zilan tapi tidak sekarang, nanti saat dia mantap untuk melepaskan posisi itu.
"Setidaknya bertunangan dulu dengannya" tawar Stevan. Kesha menggeleng.
"Udah lah Dad, jangan maksa aku hal kek gitu aku tau apa yg bakal aku lakuin" kata Kesha.
Tanpa mereka tau jika Zilan mendengar semuanya, tangisannya tidak terbendung lagi. Dia berpikir jika Kesha selama ini tidak mencintainya. Zilan tidak tahu apa yg sebenarnya mereka bicarakan di dalam. Saat dia mendengar jika Kesha tidak ingin menikahinya dia langsung pergi dari sana.
'Hikss.. kakak jahat.. hiksss. Jahat!' gerutunya dalam hati.
Zilan berlari keluar sembari menangis, dia bingung ingin pergi kemana. Dia tidak mau kembali ke mansion Kesha. Dia sudah terlanjur sakit hati.
Tiba-tiba ada sebuah motor yang mengklakson dirinya.
Tin.. tin.. Zilan menoleh sembari menghapus air matanya.
"Zilan? Lo mau kemana? Bareng aja yuk" Tawar Daniel. Zilan mengangguk.
Daniel memberikan helm satunya kepada Zilan dan mereka pergi dari area kantor Kesha.
"Lo mau kemana Lan?" Tanya Daniel.
"Gua gak tau mau kemana" jawab Zilan. Daniel menawarkan untuk pergi kerumahnya dan Zilan mengangguk setuju. Mereka pun pergi kerumah Daniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Novela JuvenilSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...