Kesha gelisah sejak dia Sampai di Amerika tadi sore, dia berusaha menghubungi Rahma namun nomer ponselnya tidak aktif. Dia khawatir dengan Zilan, perasaan tidak enak sejak dia berada didalam pesawat.
Dia mencoba menelepon Rahma lagi dan dia merasa lega saat Rahma menerima panggilannya.
"Halo Rahma, gimana keadaan Zilan? Dia baik-baik aja kan? Aku gelisah banget sejak di dalam pesawat tadi"
Agak lama Rahma menjawab pertanyaan Kesha.
"Zilan pingsan kak, dia ngerengek mau ikut ke Amerika tadi sampe nangis-nangis terus tiba-tiba pingsan. Tapi tadi dokter Miya udah kesini Buat cek keadaan Zilan"
Kesha menghembuskan nafasnya, "Miya bilang apa dek? Zilan gapapa?"
"Gapapa kak cuman shock aja"
"Yaudah kalo gitu, besok kalo gak lusa aku usahain pulang. Bilang ke Zilan dia harus ujian, aku bakal pulang cepet. Kakak tutup teleponnya ya"
Setelah Rahma mengiyakan ucapan Kesha, Kesha menutup ponselnya dan menghembuskan nafasnya kasar.
"Udah ku duga pasti Zilan kek gitu" gumamnya.
Dia memutuskan beristirahat karna pelantikannya akan dimulai besok pagi.
Di mansion Kesha, Rahma masih menjaga Zilan yang belum mengeluarkan tanda-tanda akan bangun dari pingsannya.
Saat Rahma hendak keluar kamar mengambil air minum, Zilan mengigau.
"Zilan" panggil Rahma.
"Hikss.. pergi.. jangan dekati Zilan hikss.." Zilan menendang-nendang selimutnya.
"Zilan bangun" Rahma mengguncang-guncangkan badan Zilan agar terbangun.
"Hikss.. kakak tolong Zilan gamau disini hiksss.. selametin Zilan.." Zilan semakin mengigau dengan kencang. Air matanya merembes keluar.
"Lan, bangun Lan" hingga guncangan kelima Zilan terbangun dengan nafas tersengal-sengal.
Zilan memandang ke arah yang menatapnya khawatir. Dia melihat ke sekelilingnya. Ini masih di mansionnya dan hanya ada Rahma disini.
Zilan mulai mengeluarkan air matanya lagi.
"Hiksss kakak... Mau kak Kesha hikss.." Zilan mulai menangis lagi. Rahma memeluknya.
"Udah ya nanti Kesha pulang kok, lusa dia pulang sabar ya" bujuk Rahma. Zilan masih aja menangis. Rahma mengelus-elus punggung Zilan guna menenangkannya.
"Makan ya, kamu kan belum sarapan" Rahma menghapus air matanya yang mengalir di pipi Zilan.
"Ayo aaaaa" Rahma hendak menyuapkan satu sendok bubur ayam kepada Zilan. Zilan menggeleng, dia tidak ingin makan.
"Makan aja dikit ya, kalo gak makan aku aduin ke kak Kesha nanti kalo kamu bandel" ancam Rahma. Zilan pun dengan terpaksa membuka mulutnya dan menerima suapan bubur ayam itu.
Baru beberapa suapan tiba-tiba perutnya merasa mual, Zilan langsung berlari ke kamar mandi. Dia memuntahkan semua makanannya di kamar mandi, perutnya kram sekali sampai matanya berkaca-kaca. Dia tertatih berjalan keluar kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Dla nastolatkówSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...