RAKHESHA 14

1.4K 97 0
                                    

"Udah gak usah nangis lagi ya" bujuk Kesha sembari mengusap-usap punggung Zilan.

Udah hampir 1 jam Zilan gak berhenti nangis di pelukan Kesha. Mereka saat ini sudah pulang ke rumah, Kesha sudah meminta izin kepada wali kelas karna keadaan Zilan yang seperti itu.

"Hikss.. maaf.. maafin Zilan.. hikss.." Zilan masih saja terisak, matanya sudah sembap dan hidungnya sudah memerah tapi dia masih belum berhenti menangis.

"Kakak udah maafin kamu kok, gak usah nangis ya" ucap Kesha.

"Aku kotor hikss.. a-aku udah dirusak sama Viona.. a-aku gak pantes buat kakak hiks.." racau Zilan. Kesha benar-benar emosi dengan Viona, dia udah buat Zilan seperti ini.

Gak lama kemudian Kris sama Darren dateng ke rumah Kesha. Mereka menemui Zilan di kamar Kesha.

"Zilan" panggil Kris. Kesha menoleh kearah Kris. Zilan masih menangis sesenggukan.

"Dia belum berhenti nangis kak?" Tanya Kris. Kesha menggeleng.

"Sebenernya apa sih yang dibuat Viona sampe Zilan kek gini?" Tanya Kesha kesal.

Kesha penasaran dengan perbuatan Viona sampai membuat Zilan seperti orang trauma. Kris menghembuskan nafas pelan.

"Sebenernya itu kejadian 3 tahun lalu kak, pas kita masih kelas 2 SMP" kata Kris.

Flashback On

Hari ini adalah hari penyambutan murid baru di SMP Celosia.

"Hai namaku Zilan Artana, aku dari Depok salam kenal semuanya"

"Halo namaku Viona Margaretha, aku dari Jaksel"

Setelah perkenalan singkat di kelas saat itu, Viona berusaha mendekati Zilan. Viona tertarik kepada Zilan karna menurutnya Zilan adalah anak penurut dan polos dilihat dari raut wajahnya.

Saat Zilan berada di kantin bersama Kris dan Darren, Viona selalu memantau Zilan dari kejauhan.

Hingga suatu hari Viona mencoba mendekati Zilan, Viona harus mendapatkan Zilan untuk menjadi pacarnya. Zilan pun juga tertarik kepada Viona karna Viona adalah gadis yang cantik dan pintar.

Kedekatan mereka pun akhirnya membuat mereka untuk memutuskan menjadi pacar.

Awal pacaran memang terlihat kebucinan mereka namun saat menginjak tahun kedua sifat Viona berubah jadi suka marah-marah, jutek dan egois.

"Lan, lo bisa gak sih gak banyak omong gak banyak ngeluh capek gua dengernya!" Teriak Viona.

"Lan, bisa gak sih lo kalo buat janji itu ditepatin"

Dan masih banyak lagi omongan yang gak baik dari Viona ke Zilan. Finalnya waktu itu Viona bertengkar hebat dengan Zilan.

"Lo itu gak usah berpikiran kalo selama gua pacaran sama lo itu gua bahagia, gak ada kata bahagia sejak gua jadian sama lo!"

"Yang ada lo itu cuman nyusahin tau gak! Lo mikir gak sih sifat lo kek anak-anak ajg! Apa-apa maunya diturutin, dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit manja, risih gua"

Zilan terkejut mendengar perkataan Viona yang sarkas seperti itu.

"Jadi kamu gak pernah bahagia sama aku Vi?" Zilan sedih banget disitu. Dia merasa gak percaya diri lagi.

"Gak usah pake aku kamu deh, jijik gua dengernya"

"Apalagi pas gua tahu lo itu cowo submissive, dih gua lebih jijik lagi. Apaan cowo kok letoy" Zilan disitu udah gak bisa nahan nangisnya.

Setelah mengata-ngatai Zilan, Viona pergi meninggalkan Zilan sendirian. Zilan menangis sesenggukan dia gak nyangka jika omongan Viona akan menyakitkan seperti ini. Setelah kejadian itu Viona benar-benar menjauhi Zilan.

Lalu suatu hari Zilan melihat Viona jalan bersama dengan laki-laki lain dengan mesra. Saat Zilan menghampiri Viona, dia justru dimaki-maki oleh laki-laki itu. Lalu mereka membawa Zilan pergi ke sebuah tempat, Viona memanggil teman-temannya.

"Sayang kamu udah gak cinta lagi kan sama sampah ini?" Tanya Gery sebagai selingkuhan Viona. Viona hanya menggeleng.

Hingga akhirnya Gery menyuruh teman-teman Viona untuk melecehkan Zilan.

"Lepasin aku! Viona tolong" mohon Zilan. Viona hanya memandang jijik ke arah Zilan.

"Hikss.. Viona tolong aku, jangan kek gini hikss.." Zilan berteriak minta tolong tapi tidak ada yang mau menolongnya

Setelah kejadian itu Zilan benar-benar trauma, dia menjadi pendiam dan suka menangis sendirian di kamar. Orang tua Zilan sampai bingung dan membawa Zilan ke psikiater. Zilan sampai tidak sekolah beberapa minggu. Kris dan Darren menatap khawatir sahabatnya. Sedangkan Viona sendiri pergi ke Singapura untuk melarikan diri dari kesalahannya.

Flashback Off

"Jadi gitu kak, itu makanya pas Zilan ketemu kakak pertama kali dia galak banget" kata Kris.

"Dia takut kejadian dulu keulang lagi" imbuhnya.

Kesha mengepalkan tangannya. Dia bangkit dan menyuruh Darren untuk memeluk Zilan. Kesha menggebrak meja.

"Sialan lo Viona ajg! Gua tandain muka lo ya!" Teriak Kesha. Dia emosi mendengar cerita dari Kris.

"K-kak Kesha" panggil Zilan dengan suara yang bergetar. Kesha menoleh dan menetralkan emosinya. Dia menghampiri Zilan.

"Kenapa sayang?" Tanya Kesha. Darren pergi dari sebelah Zilan.

"Hikss.. k-kakak jangan pergi ya.. j-jangan tinggalin Zilan sendiri hikss.." mohon Zilan. Kesha memandang nanar ke arah Zilan. Dia merutuki dirinya sendiri harusnya dia bertemu dengan Zilan dari awal agar Zilan tidak merasakan sakit seperti itu.

Kesha memeluk Zilan dengan erat. Dia menghapus air mata Zilan yang semakin deras mengalir di pipinya.

"J-jangan pergi, Zilan tau Zilan itu manja hiks.. Zilan kekanak-kanakan hikss.. tapi Zilan mohon j-jangan pergi ya kak hikss.."

"Zilan sayang kakak.. Zilan gak mau kehilangan kakak.. huwaaa" Tangis Zilan semakin keras.

"Aku gak akan pernah ninggalin kamu oke, aku juga sayang sama kamu Zilan" ucap Kesha.

Kris dan Darren tersenyum, dia memandang bahagia kepada sahabatnya. Mereka bersyukur karna akhirnya Zilan bertemu dengan orang yang menerimanya bagaimanapun keadaan Zilan.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang