RAKHESHA B2 - 2

269 23 0
                                    

Mereka berenam masih berada di cafe. Kesha berniat mentraktir mereka makan karna hari ini ulang tahun Zilan. Bahkan Rahma juga datang ke cafe itu sembari membawa kue tart ulang tahun pesanan Kesha. Pesta kecil-kecilan itu membuat hati Zilan bahagia tiada tara. Karna tahun kemaren Kesha tidak bisa merayakan ulang tahun Zilan.

"Lan, harusnya Lo yang traktir kita makan bukan kak Kesha dih. Kan lo yang ulang tahun gimana sih" cibir Kris. Zilan menatap tajam Kris.

"Udah Lo makan aja, banyak bicit" Rahma menabok Kris.

"Aduh kok di tabok sih kak?!"

"Bisa gak jangan godain Zilan mulu, heran gua udah kek kucing sama anjing kalian berdua ini berantem mulu" Kris tertawa.

"Iya gua kucingnya, dia anjingnya" Kris menunjuk kearah Zilan. Zilan hendak maju memukul Kris tapi keburu dicegah oleh Kesha.

"Udah gak usah diladenin Lan, makan aja nih" Zilan memandang kesal kearah Kris. Zilan menoleh kearah Raven yang daritadi diam saja.

"Oh ya kak, Zilan sampe lupa. Kenalin ini yang namanya Raven kak yang biasa aku ceritain itu" Kesha tersenyum kearah Raven.

"Kesha" Raven mengangguk.

"Raven kak"

Pukul 7 malam mereka selesai. Mereka keluar dari cafe.

"Ma, kamu bawa mobil sendiri ya. Aku sama Zilan sekalian nganter Raven" Rahma mengangguk.

"Aku ikut kak Rahma ya ya ya" Kris menatap Rahma dengan tatapan memohon.

"Terus Darren gimana?" Kris menoleh kearah Darren.

"Biar dia bawa motor aku hehe" Darren berdecih.

"Susah emang berhadapan sama monyet yang lagi kasmaran" sinis Darren.

"Apa sih? Makanya cari cewe sana biar gak jomblo" ejek Kris. Darren mengumpat pelan.

Kesha menggelengkan kepalanya. Emang tiga orang ini suka banget berantem, apalagi Kris yang suka mancing emosi.

"Ayo sayang" Zilan mengangguk dan masuk kedalam mobil diikuti oleh Raven.

Kesha menurunkan Raven di depan rumahnya. Raven turun dari mobil Kesha.

"Kak makasih ya tumpangannya, Zilan makasih loh" Zilan mengangguk.

"Sans, besok mau gua jemput gak?" Raven menggeleng.

"Gak usah, gua bawa motor sendiri" Zilan mengangguk.

"Gua balik dulu ya" Raven memberikan tanda oke.

🍃🍃🍃🍃

Zilan baru saja selesai mandi dan berganti pakaian, dia melihat tunangannya yang sedang duduk diatas ranjang sembari menatap Ipad-nya. Kesha menoleh kearah Zilan.

"Sini sayang" Zilan menghampiri Kesha dan duduk disamping Kesha. Dia memeluk Kesha dari samping.

"Kamu mau hadiah apa buat ulang tahun mu hm?" Kesha mengelus lembut surai Zilan. Zilan menggeleng. Kesha mengerutkan keningnya.

"Kakak ada disini aja itu udah Zilan anggap sebagai hadiah Zilan" Kesha terkekeh. Dia mencubit gemas hidung Zilan.

"Beneran gak mau apa-apa?" Zilan menggeleng. Dia mendusel ke dada Kesha dan memeluk Kesha dengan erat. Dia menghirup aroma wangi Kesha yang menjadi favoritnya.

"Kuliah kamu gimana sayang? Aman kan?" Zilan mengangguk.

"Aman si kak, cuman ada beberapa yang bikin Zilan kesel" Zilan mempoutkan bibirnya. Kesha menoleh kearah Zilan.

"Bikin kesel gimana?" Zilan menghela nafasnya.

"Banyak yang ngejar-ngejar Zilan kak, padahal udah Zilan tolak berkali-kali tapi mereka suka banget deketin Zilan terus kan Zilan jadi risih" Zilan mencebikkan bibirnya.

"Mereka tahu kamu udah punya tunangan?" Zilan mengangguk.

"Tahu, tapi mereka gak tahu diri" Kesha terkekeh.

"Berarti kamu populer dong di kampus mu? Wah aku jadi banyak saingannya nih" goda Kesha. Zilan mencubit main-main pinggang Kesha.

"Aduh! Kok dicubit sih"

"Kakak ish, apaan juga bilang kek gitu? Nih gak liat hah? Di jari Zilan udah ada cincinnya?!" Zilan memperlihatkan cincin tunangannya di hadapan Kesha. Kesha tertawa.

"Iya iya, sensi banget sih tunangan aku hmmm.. jadi gemes deh pengen aku karungin" Kesha menarik Zilan ke dalam pelukannya.

Kesha menatap Zilan lekat. Dengan sekali tarikan, tubuh Zilan sudah terangkat dan duduk diatas pangkuan Kesha.

"Kakak!!" Zilan memekik kaget.

Kesha menatap Zilan penuh cinta. Kesha mengelus pipi Zilan dengan jari-jarinya. Zilan menutup matanya saat merasakan elusan lembut di pipinya.

"Liat, gimana cewe-cewe di kampus mu gak terpikat sama kamu. Orang kamu cantik kek gini"

Wajah Zilan langsung bersemu merah saat mendengar pujian dari Kesha. Kesha mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Zilan. Awalnya hanya lumatan biasa, namun semakin lama ciuman itu semakin intens. Zilan meremas kecil pinggang Kesha. Kesha tahu itu adalah kode jika Zilan sudah kehabisan oksigen. Kesha menurunkan ciumannya ke leher Zilan. Zilan melenguh pelan saat merasa jika lidah Kesha menyapu lehernya. Zilan meremas pundak Kesha.

"Eunghh k-kakak"

Kesha menghentikan ciumannya, dia tidak bisa berbuat lebih. Kesha menatap mata Zilan yang menatapnya dengan tatapan sayu. Kesha tersenyum dan mencium singkat bibir Zilan.

"Ayo tidur" Zilan mengangguk dan turun dari pangkuan Kesha.

Kesha menghadapkan tubuhnya kesamping dan merengkuh Zilan kedalam pelukannya.

"Good night my baby boy" bisik Kesha. Zilan memeluk erat Kesha.

"Good night too mommy" cicit Zilan.

🍃🍃🍃🍃

Zilan berangkat ke kampus menggunakan motor, karena mobilnya dipake oleh Kesha. Kesha mengatakan jika dia akan pergi ke Venom pagi ini.

Zilan memarkirkan motornya, tidak lama kemudian motor Raven memasuki pekarangan kampus. Zilan memutuskan menunggu Raven di parkiran. Raven memarkirkan motornya, dia menatap Zilan.

"Tumben naik motor, mobil Lo kemana?" Tanya Raven sembari melepas helm nya.

"Dipake kak Kesha" Raven hanya ber-oh ria. Mereka berdua berjalan menuju kelas bersama.

"Gua gak expect kalo cewe Lo lebih tinggi daripada Lo Lan haha" Raven terkekeh.

"Emang, tinggi gua sama dia selisih 5cm"

"Padahal Lo udah tinggi ya, tapi ternyata dia lebih tinggi. Btw dia kerja? Keknya usianya diatas kita kalo diliat dari wajahnya udah dewasa banget" Zilan mengangguk.

"Dia umur 28 tahun ini" Raven membolakan matanya.

"Serius udah hampir 30 tahun? Tapi mukanya muda njir, gua kira umurnya 25 apa 26 gitu" Zilan terkekeh.

"Gua dulu pertama kali pacaran sama dia aja, dia udah umur 25 tahun"

"Lo jadi sugar baby dong haha" Zilan menabok kesal lengan Raven.

"Gak ada sugar-sugaran ya njing" Raven tertawa.

"Kok ngamok!" Raven berlari meninggalkan Zilan saat Zilan sudah bersiap menimpuknya menggunakan sepatu.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang