RAKHESHA 27

918 67 0
                                    

Zilan sudah bangun dari tidurnya, dia merasa sedikit pusing karna semalam terlalu banyak menangis.

Flashback On

"Hikss.. pergi.. Zilan benci..!" Teriak Zilan. Kesha langsung memeluk Zilan.

"Maaf tapi sebaiknya anda pergi dari sini, jika keadaan Zilan sudah membaik anda bisa menemuinya lagi" kata Kesha. Dia memanggil Zayn dan menyuruh Zayn untuk mengantarkan Rossa dan Arga turun kebawah.

"Udah ya gak usah nangis lagi" bujuk Kesha. Zilan masih terisak dipelukan Kesha.

"Hikss.. maaf kak, Zilan minta maaf hikss..." Racau Zilan.

"Kamu gak perlu minta maaf Lan, kamu gak salah kok" kata Kesha. Zilan menggeleng.

"Zilan minta maaf karna mamah papah udah nyakitin kakak hikss.." Kesha mengelus punggung Zilan, dia memandang nanar kearah Zilan.

"Apa Zilan harus mati aja kak biar mamah papah seneng dan gak nyakitin kakak lagi?" Kesha terkejut mendengar pertanyaan Zilan.

"Kamu ini ngomong apa sih? Udah gak usah dipikirin, aku gapapa beneran" kata Kesha.

"Tapi Zilan selama ini udah ngebebani hidup kakak doang hikss.." racau Zilan lagi.

"Aku gak pernah ngerasa dibebani sama kamu Zilan, justru aku bersyukur ada kamu di hidup aku ada kamu yang selalu disisi aku itu udah lebih dari cukup" kata Kesha. Zilan menoleh kearah Kesha dengan wajah yang sembab karna menangis.

"Hikss.. Zilan takut kakak pergi, Zilan takut kakak ngeiyain buat batalin perjodohan ini hikss.. Zilan gak mau kehilangan kakak hikss... Zilan sayang sama kakak hikss..." Zilan semakin menangis dengan kencang. Kesha menangkup kedua pipi Zilan.

"Liat aku, aku udah pernah bilang kan kalo sampe kapanpun aku bakal sama kamu terus bahkan aku udah janji hal itu sama kamu aku gak akan pernah ninggalin kamu sendirian disini" jelas Kesha. Dia menghapus jejak air mata yang mengalir dipipi Zilan yang sudah sedikit berisi sekarang.

"Hiksss... Kakak makasih udah Nerima Zilan apa adanya hikss.." Zilan kembali memeluk Kesha dengan erat. Kesha membalas pelukan Zilan.

"Jangan pernah berpikir kamu gak pantes ada disisi aku ya" kata Kesha. Zilan mengangguk.

Flashback End

Zilan memandang kearah Kesha yang masih tertidur lelap disampingnya. Dia pun bangun dan pergi menuju balkon di kamarnya. Dia menghirup udara sejuk dipagi hari.

Zilan masih kepikiran tentang perjodohannya dengan Laura. Zilan tahu mamahnya bukan orang yang segampang itu akan melepaskan Zilan, dia pasti memiliki rencana yang Zilan tidak tahu itu apa. Zilan menghela nafasnya, dia hanya ingin bahagia tapi kenapa sepertinya begitu sangat sulit.

Saat Zilan sedang memikirkan hal-hal tersebut di otaknya tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Zilan tau pasti itu Kesha yang sudah bangun. Zilan balas memeluk tangan yang melingkar diperutnya.

"Tumben udah bangun pagi?" Tanya Kesha sembari menumpukkan dagunya di pundak Zilan.

"Masih kepikiran hal semalem?" Tanya Kesha. Zilan hanya diam saja.

"Gak usah dipikirin ya, kamu bentar lagi ujian jadi jangan mikirin hal-hal lain yang menurutku gak penting" kata Kesha. Kesha menciumi leher Zilan yang masih tercium wangi perpaduan antara buah jeruk dan bunga camomile.

"Kak" panggil Zilan. Kesha hanya menjawab dengan deheman saja. Dia masih memeluk Zilan dari belakang.

"Kalo mamah maksa Zilan pulang kerumah gimana?" Tanya Zilan ragu. Kesha melepas pelukannya. Zilan memutar tubuhnya ke hadapan Kesha.

"Aku gak akan biarin itu terjadi, aku bakal tetep biarin kamu tinggal disini sama aku" jawab Kesha. Zilan menundukkan kepalanya.

"Kak, mamah itu orangnya egois dia bakal ngelakuin apapun buat keinginannya tercapai" kata Zilan.

"Zilan takut" lirihnya. Kesha memeluk tubuh Zilan.

"Tenang aja, selagi masih ada aku kamu bakal aman kok" kata Kesha. Zilan balas memeluk erat Kesha.

"Masuk yuk, kamu harus sekolah hari ini" Zilan mengangguk.

🔥🔥🔥🔥

S

aat di sekolah Kris dan Darren memandang aneh kearah Zilan. Pasalnya sejak tadi pagi di kelas Zilan mendadak menjadi seorang yang sangat pendiam dan tidak bersemangat. Seperti saat ini Zilan seperti tidak minat untuk makan siang, terbukti dia hanya mengaduk-aduk nasi goreng didepannya tanpa minat.

"Lan, Lo baik-baik aja kan?" Tanya Kris khawatir. Zilan hanya mengangguk.

Kris dan Darren hanya bisa menghela nafas mereka. Mereka tau jika pun mereka mendesak untuk bertanya kepada Zilan tidak akan ada hasilnya.

"Kalo Lo ada masalah jangan lupa cerita ya sama kita" kata Darren. Zilan hanya berdehem saja.

Saat pulang sekolah Kris dan Darren berencana untuk pergi kerumah Kesha bersama, namun Zilan bilang jika dia ingin sendiri. Kris dan Darren hanya bisa menuruti kemauan sahabatnya ini. Kesha saat ini tidak bisa menjemput Zilan karna ada rapat penting dengan para pemegang saham di perusahaannya.

Zilan sedang menunggu sebuah taxi di dekat halte bus, hingga sebuah mobil hitam berhenti didepannya. Beberapa orang berbaju hitam keluar dari mobil dan menyeret Zilan masuk kedalam mobil.

Zilan berusaha memberontak namun sia-sia, tenaga mereka lebih banyak. Zilan terkejut saat mobil ini berhenti di sebuah rumah besar yang letaknya cukup jauh dari beberapa penduduk.

"Lepasin aku!" Teriak Zilan. Saat Zilan sedang memberontak dengan orang-orang itu, Rossa datang dari dalam.

"Zilan" panggil Rossa. Zilan menoleh dan terkejut karna keberadaan Rossa disana.

"Lepasin dia" kata Rossa. Orang-orang itu melepaskan cekalan tangannya kepada Zilan.

"Mamah ngapain disini?" Tanya Zilan penasaran.

"Kita akan tinggal disini sementara" kata Rossa. Zilan mengernyitkan alisnya.

"Buat apa kita tinggal disini?" Tanya Zilan. Rossa hanya tersenyum.

"Tentu saja untuk jauhin kamu dari Kesha" kata Rossa dengan entengnya.

"Apa?!" Pekik Zilan.

"Kita akan tinggal disini sampai hari pertunangan mu dengan Laura" jelas Rossa.

"Gak! Zilan gak mau! Zilan mau pulang!" Saat Zilan akan berlari kabur, orang-orang itu menangkap Zilan.

"Kurung dia di kamar, jangan biarkan dia keluar sama sekali dan perketat keamanannya" perintah Rossa dan pergi meninggalkan Zilan yang meneriaki dirinya.

"Gak mau! Mah jangan kek gini mah! Mamah!!" Teriak Zilan. Orang itu membawa Zilan ke lantai atas dan mendorong Zilan untuk masuk kekamarnya. Mereka mengunci kamar Zilan.

"Bukain! Tolong! Mamah!" Zilan berteriak sembari menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Hiksss... Bukain! Zilan mau pulang hiksss..!" Tubuhnya meluruh kebawah.

"Hikss.. kakak tolongin Zilan hikss.." Zilan menangis dia menelungkupkan kepalanya diatas lututnya.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang