Sejak kejadian semalam, Zilan mengurung dirinya dkamar. Dia tidak keluar bahkan untuk sekedar makan. Tentu saja ini membuat Kris dan Darren uring-uringan di luar sana.
"Gimana nih Kris? Dia gak mau keluar sama sekali" Kris memijit keningnya.
"Terus aku harus gimana? Dia yang gak mau keluar dari kamar" kata Kris. Darren menghela nafasnya.
"Dobrak aja pintunya, seret dia keluar buat makan" usul Darren. Kris menggeplak kepala Darren.
"Lo mau gua dimarahin sama bokap gua hah? Properti bokap gua ini gak bisa diganggu gugat" kata Kris. Darren hanya mengeluarkan cengirannya.
"Lo punya ide gak?" Tanya Darren. Kris memandang Darren datar.
"Kalo gua punya ngapain gua ikutan pening sama Lo disini" tukas Kris. Darren terkekeh.
"Sabar sist jangan marah-marah napa" Darren terkekeh.
Tiba-tiba ponsel Kris berbunyi. Itu membuat keduanya terkejut.
"Anying, siapa yang telpon gak tepat waktu gini?! Gatau apa kalo gua terkejot!" Darren kesal sendiri. Kris mengambil ponselnya.
"Kak Rahma Ren, angkat gak ya?" Tanya Kris. Sekarang giliran Darren memandang datar kearahnya.
"Ya angkatlah bego! Kali aja penting dih" Kris mengangkat teleponnya.
Rahma menanyakan tentang keadaan Zilan. Kris menjelaskan bagaimana keadaan Zilan sekarang. Lalu Rahma menyarankan sebuah ide. Jika nanti Zilan keluar kamar, berpura-puralah jika Kesha akan pergi ke luar negri dan menetap disana selamanya. Karna pelantikan ketua yang sebentar lagi dilaksanakan.
Kris mengangguk setuju, dia akan menjalankan rencana dari Rahma. Mereka pun mengakhiri pembicaraan mereka.
Keesokan malamnya Zilan keluar kamar untuk ke kamar mandi. Dia melihat Kris sedang menerima telepon seseorang. Zilan sebenarnya tidak peduli namun samar-samar dia mendengar pembicaraan tentang Kesha.
"Jadi kak Kesha pergi ke Amerika besok pagi kak? Jadi emang pelantikannya?"
"Oh ya? Udah resign dari kantor ternyata ya, aku pikir masih jadi direktur haha"
"Eum.. liat besok kak kalo bisa ya aku ikut nganter ke bandara"
"Oh gitu ya kak, kak Kesha gak bakal balik lagi ke Indonesia? Beneran? Wah bakal kangen dong kita haha"
Kris menoleh ke belakang dan pura-pura terkejut saat ada Zilan dibelakangnya.
"Loh Lan, sejak kapan kamu disitu?" Tanya Kris. Tanpa mengatakan sepatah kata pun Zilan berlari ke kamarnya. Dia berganti baju.
Kris diam-diam mengikutinya dari belakang. Dia tersenyum, rencananya dan Rahma berhasil. Kris buru-buru kembali ke posisi seperti semula.
Zilan keluar dari kamarnya menggunakan pakaian rapi.
"Kris, gua pinjem motornya" kata Zilan sembari mengambil kunci motor Kris diatas laci tengah.
"Mau kemana Lo malem-malem?!" Teriak Kris. Namun Zilan keburu keluar rumah.
Zilan memacu kecepatan motornya dengan tinggi. Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di mansion Kesha. Padahal jika dalam kecepatan normal, jarak dari rumah Kris menuju rumah Kesha ada 30 menitan.
Sesampainya di mansion, Zilan langsung memarkirkan motornya. Dia langsung masuk kedalam mansion dan mencari Kesha. Tempat pertama yang dia tuju adalah kamar Kesha.
Ceklek.. pintu kamarnya terbuka.
Zilan melihat sekeliling namun sepi, Kesha tidak ada dikamarnya. Lalu dia pergi menuju ruang kerja Kesha, barang kali dia sedang ada disana. Namun sama, tidak ada orang disana. Lalu dia turun kebawah dan bertemu dengan Bibi Nesy yang menjabat sebagai ketua maid di mansion Kesha.
"Bibi lihat kakak gak?" Tanya Zilan panik. Bibi Nesy mengangguk.
"Nona baru aja pergi keluar sama tuan Kenny" jelas Bibi Nesy. Zilan terkejut.
"Kakak pergi kemana bi?" Tanya Zilan lagi. Bibi Nesy menggeleng.
"Saya tidak tahu tuan muda Zilan, tapi sepertinya mungkin keluar negri karena beliau membawa sebuah koper besar" kata Bibi Nesy. Nafas Zilan tercekat.
Kesha pergi membawa kopernya, tidak menutup kemungkinan dia beneran pergi keluar negri kan. Bibi Nesy pamit kepada Zilan karna ada pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Mata Zilan memanas, dia menyakinkan dirinya jika Kesha tidak pergi keluar negri tapi fakta saat bibi Nesy bilang Kesha membawa sebuah koper besar itu menunjukkan bahwa dia benar-benar akan pergi ke suatu tempat yang jauh.
Hampir saja dia putus asa jika tidak mendengar samar-samar suara Kesha.
"Iya ini aku mau ambil balik, kamu sih kalo ngomong gak sekalian jadi bolak-balik kan aku" Kesha berbicara dengan seseorang lewat ponselnya.
Zilan melihat Kesha yang masuk dari pintu utama. Kesha terkejut melihat Zilan yang berada didepannya saat ini.
"Zilan?" Panggil Kesha. Dia mematikan ponselnya.
Zilan mendekat kearah Kesha dan langsung memeluknya.
"Hiksss.. kakak.. jangan pergi.. jangan tinggalin Zilan hikss.. Zilan minta maaf.." rengek Zilan. Kesha berusaha melepaskan pelukan Zilan karna posisinya yang tidak terlalu nyaman. Namun Zilan malah memeluknya lebih erat.
"Hikss... Maaf.. Zilan minta maaf hikss.. jangan pergi.. Zilan gak mau hikss.."
"Lan, bentar lepas dulu" kata Kesha. Zilan menggeleng brutal.
"Gamau hiksss.. nanti kakak pergi.. gamau hikss.." Kesha diam-diam tersenyum.
"Lepas dulu, peluk yang bener oke" Zilan melepas pelukannya dan Kesha membenarkan posisinya. Karna tadi posisi Kesha sedang membawa sebuah berkas dan ponsel namun tiba-tiba dia diterjang pelukan oleh Zilan.
Zilan kembali memeluk Kesha.
"Hiksss.. jangan pergi kak Zilan mohon hikss.." Kesha menghela nafasnya.
"Tapi aku harus pergi Lan" kata Kesha. Sebenernya tadi Kesha memang berniat untuk pergi keluar negri malam ini bukan untuk pelantikan hanya refreshing.
Namun tiba-tiba Rahma meneleponnya dan mengatakan jika saat ini Zilan sedang menuju ke mansionnya dan Rahma menjelaskan rencana yang dia lakuka bersama dengan Kris. Maka dari itu Kesha langsung putar balik ke mansio dan benar Zilan ada di mansion. Kesha melihat motor sport milik Kris yang terparkir di garasi mansionnya. Kesha pun langsung pura-pura sedang menelepon Rahma.
"Kan kamu yang pergi ninggalin aku" kata Kesha. Zilan menggeleng.
"Hiksss.. maaf Zilan gak bermaksud seperti itu kak hikss.. Zilan sakit hati denger kakak gamau nikah sama Zilan hikss.." dia semakin mengusel ke pelukan Kesha. Kesha belum ada niatan untuk membalas pelukan Zilan. Dia masih ingin mengerjai Zilan.
"Kamu gak tau sebenernya tapi udah ambil kesimpulan sendiri" kata Kesha.
"Lagian kita kan udah putus Lan, kamu yang minta" imbuhnya. Isakan Zilan semakin terdengar kencang.
"Hiksss.. g-gak gitu kak.. Zilan minta maaf huwaaa Zilan gak mau kakak pergi.." suara tangisan Zilan semakin menjadi-jadi.
Kesha yang tidak tega pun menangkup kedua pipi Zilan.
"Udah ya jangan nangis lagi, aku disini kok sama kamu. Aku gak akan pergi kemana-mana" kata Kesha dengan senyuman lembutnya.
Kesha menghapus jejak air mata yang masih mengalir dipipi Zilan yang sedikit tirus. Matanya sudah sembab dan hidungnya sudah memerah. Zilan kembali memeluk Kesha dengan erat.
"J-jangan pergi hiksss... Zilan minta maaf hikss.." Kesha mengangguk, dia membalas pelukan Zilan dengan lebih erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Teen FictionSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...