Jessen menghampiri Zilan yang terikat diatas ranjang. Dia menyuruh seseorang menanggalkan seluruh pakaian Zilan dan hanya menyisakan celana boxernya saja.
Jessen merangkak keatas tubuh Zilan. Dia mengelus pipi Zilan sembari mengeluarkan smirknya. Zilan menatap panik Jessen yang berada di atasnya.
"Kayaknya mubazir kalo gua cuman liat telanjang gini doang gak ngapa-ngapain, mending kita mainin sesuatu yang nikmat aja gimana?" Bisik Jessen dengan suara sensualnya. Zilan bergidik ngeri.
Zilan memang malesub tapi dia tidak gay, dia tidak pernah menyukai seorang laki-laki. Zilan hanya menyukai seorang wanita terlebih jika wanita itu bisa mendominasi dirinya.
"Lo gila Jes, gua bukan gay!" Teriak Zilan dengan suara seraknya karena lelah menangis.
"Oh ayolah pasti nikmat kok" kata Jessen. Dia mulai menggerayangi tubuh Zilan.
"Lepasin gua Jes, gua mohon" Zilan udah gak ada tenaga lagi buat memberontak kepada Jessen.
"Gak akan pernah gua lepasin Lo haha sebelum Kesha balikan sama gua" Jessen menyingkir dari atas tubuh Zilan.
"Kenapa harus gua hah?! Kenapa harus Lo lakuin ini ke gua?! Kalo Lo mau balikan ke kak Kesha bilang sendiri ke kak Kesha jangan kek gini ke gua!" Teriak Zilan, dia kemudian menangis lagi.
"Gak semudah itu dapetin Kesha karna ada Lo, jadi sebisa mungkin gua nyingkirin Lo dari hidup Kesha dulu baru gua bisa dapetin Kesha balik" Jessen menatap Zilan tajam lalu menyuruh bawahannya untuk melakukan aksinya.
"Lakukan lah semau kalian, dia milik kalian" kata Jessen. Zilan membolakan matanya.
Bawahan itu mendekat kearah Zilan dan mulai meraba-raba tubuh Zilan. Zilan memberontak, dia mulai menangis. Dia ingin melawan tapi dia tidak ada tenaga sama sekali. Zilan hanya bisa menangis terisak, berteriak pun percuma.
Hingga dia mendengar suara gaduh di luar kamar itu. Seseorang mendobrak masuk kedalam kamar. Itu adalah Kenny dan Ramos dan beberapa bodyguard lain milik Kesha. Zilan berharap Kesha ada disini sekarang.
Kesha masuk kedalam kamar itu dia terkejut melihat keadaan Zilan yang terikat diatas ranjang dengan setengah telanjang. Kesha langsung menghampiri Zilan dan membuka ikatan tali di tangan dan kaki Zilan.
"Hikss.. kakak.. tolong" Isak Zilan. Setelah ikatan itu terlepas Zilan langsung memeluk Kesha erat. Kesha menutupi tubuh Zilan dengan coat nya.
Semua bodyguard Jessen sudah terkapar dikamar itu. Saat Kesha akan keluar Jessen menghadang Kesha di depan pintu.
"Lepasin dia Sha" kata Jessen sembari menodongkan sebuah pistol kearah Zilan. Zilan yang melihat itu langsung memeluk erat Kesha. Dia takut sekali ngomong-ngomong.
"Lo gak berhak nyakitin Zilan, Jes" kata Kesha.
"Kenapa gua gak berhak hah? Gara-gara dia kan Lo gak mau balikan sama gua?!" Teriak Jessen.
"Gua cinta sama Lo Sha, tapi dia jadi penghalang diantara cinta kita" imbuhnya.
"Tapi gua udah gak cinta sama Lo lagi semenjak gua tau Lo selingkuh dibelakang gua" kata Kesha dengan tatapan tajamnya.
"Oke, kalo gua gak bisa dapetin Lo dia juga gak bakal bisa dapetin Lo dan gua bakal nyingkirin dia dari hidup Lo" Jessen mengarahkan pistolnya kearah Zilan, dia menarik pelatuknya.
Dengan sigap Kesha langsung melindungi Zilan agar tidak tertembak.
Dorrr...
Peluru itu mengenai punggung Kesha. Zilan terkejut, dia pikir dia yang tertembak namun nyatanya Kesha lah yang tertembak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Novela JuvenilSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...