FOLLOW AKUN WP INI WiwiRamadaniwajibbb!!
Di sisi lain, Arion berjuang mati-matian mempertahankan kesadarannya, meski tubuhnya hampir tak mampu lagi menahan rasa sakit. Tekadnya hanya satu: membunuh dalang kuat di balik kematian ibunya. Amarahnya telah menguasai, dan meskipun pandangannya mulai kabur, dia terus menghantam musuh di hadapannya. Darah dari luka di kepalanya menetes membasahi pelipis, menambah kabur penglihatannya.
Tepat lima hari ini dia melakukan penyelidikan tentang kematian ibunya, lima hari itu dia sama sekali tidak pernah istirahat. Tubuhnya lelah. Namun dia tidak akan tumbang sebelum berhasil pada misinya.
Musuh di depannya, orang yang tanpa henti dihajarnya, kini tidak lagi berdiri sendiri. Puluhan anak buahnya mulai mengeroyok Arion, memukulnya dari segala arah. Namun, di tengah kerumunan, sosok utama yang menjadi sumber kebencian Arion berdiri tegak pamannya sendiri, pria yang telah tega membunuh ibu Arion demi sebuah perjanjian gila yang menghancurkan keluarganya.
Setiap kali pukulan menghantam tubuhnya, Arion memaksakan dirinya untuk tetap sadar. Setiap rasa sakit yang dirasakannya hanya memperkuat tekadnya. Dalam pikirannya, hanya ada satu tujuan: membuat pamannya merasakan penderitaan yang sama seperti yang ia dan ibunya alami.
Dengan napas tersengal dan mata berapi-api, Arion melompat ke depan, menghantam salah satu penyerangnya dengan kekuatan terakhir yang tersisa. "Kau akan membayar semuanya!" teriaknya, suara penuh kebencian dan dendam.
Arion semakin menggila. Setiap kali ada yang mencoba menghalanginya, mereka dihantam tanpa ampun, jatuh satu per satu seperti daun yang diterpa badai. Matanya setajam elang, penuh dendam yang membara. Nafasnya memburu, penuh amarah yang tak terbendung. Semua yang berdiri di hadapannya hanya penghalang sementara. Tujuan utamanya hanya satu-membunuh pamannya.
"Arion!" suara pamannya terdengar di tengah kekacauan. "Kau terlalu berlebihan! Dalam keluarga kita, saling membunuh itu sudah biasa. Ini tradisi kita!"
Kata-kata itu seharusnya menghentikan Arion, namun justru semakin memperkuat kebenciannya. Tatapannya semakin tajam, penuh kebengisan. Dengan satu gerakan cepat, Arion berhasil meraih kerah baju pamannya, menarik pria itu mendekat dan menghantam wajahnya keras-keras. Darah segera memercik dari hidung pamannya, namun Arion tidak peduli.
"Kau bilang ini biasa?" suara Arion bergetar dengan penuh kemarahan. "Kalau begitu, aku juga akan membunuhmu! Karena di dalam darahku juga mengalir darah yang sama. Pembunuhan adalah hal yang sangat biasa saja kulakukan padamu, sialan!"
Dia menghantam wajah pamannya lagi, lebih keras dari sebelumnya. Pamannya terbatuk, darah keluar dari mulutnya. Namun Arion tak memberi ampun. Rasa dendam yang mendalam telah membutakan segalanya.
"Kau akan mati di tanganku, sama seperti kau membuat ibuku mati!"
Arion menarik napas berat, kepalanya berdenyut penuh amarah. Dengan tangan bergetar, dia meraih pistol dari saku belakangnya, dan tanpa ragu menembakkannya ke arah pamannya.
DOORR!!
DORRR!!
DOORRR!!
Peluru menghantam kepala pria itu dengan brutal, darah memercik ke segala arah. Tatapan bengis dan datar Arion bercampur dengan kebencian mendalam. Pamannya tak sempat berkata apapun lagi, langsung terjatuh tak sadarkan diri di lantai yang kini penuh darah.
Arion berdiri sejenak, mengatur napas. Namun, detik berikutnya, sesuatu menarik perhatiannya. Bau bensin yang menusuk tiba-tiba menyeruak di udara. Dia menajamkan matanya, menyadari bahwa anak buah pamannya yang tersisa telah menuangkan bensin di seluruh ruangan-bahkan lantai gedung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SANG KETUA
Fantasy❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Peringkat Mengesankan: #1 in mafia [18 Agustus 2024] #1 in fantasi [21 Agustus 2024] #1 in misteri [27 Agustus 2024] #1 in thriller [27 Agustus 2024] #1 in teka-teki [28 Agustus...