Follow akun wp author WiwiRamadani ig: @wiwirmdni21
Arion dipindahkan ke rumah sakit di kota, sebuah langkah yang segera membuat kabar tersebut tersebar ke seluruh keluarganya. Begitu mereka mendengar Arion dirawat, keluarganya langsung bergegas datang, memenuhi ruang rumah sakit dengan kekhawatiran dan ketegangan.
Liona, yang sudah berada di sisi Arion sejak ledakan itu, merasa terlalu lelah untuk terus bertahan di rumah sakit. Pertarungan panjangnya dengan Gibran dan ketegangan emosional semalaman telah menguras habis energinya. Mentalnya sudah letih, dan memikirkan kondisi Arion yang kritis membuatnya semakin tertekan.
Melihat keluarganya mulai berdatangan, Liona merasa ini adalah saat yang tepat untuk pulang sebentar. Meskipun berat untuk meninggalkan Arion, dia tahu bahwa dia harus merawat dirinya sendiri agar bisa kuat ketika kembali. Setelah berpamitan pada Arion, gadis itu memutuskan untuk pulang dan membersihkan diri.
Sesampainya di rumah, suasana sepi menyelimuti, karena seluruh keluarganya pun sudah pergi ke rumah sakit begitu mendapat kabar tentang kondisi Arion. Liona kini sendirian di rumah, dan meskipun keheningan ini memberinya waktu untuk beristirahat, kekhawatiran tentang Arion tetap menghantui benaknya. Setelah membersihkan diri, Liona akhirnya terjatuh di ranjang, tubuhnya lelah secara fisik dan emosional. Dia tidur sepanjang siang, mencoba memulihkan tenaganya.
"Ahk capeek banget..."
***
Saat malam tiba, setelah beristirahat cukup, Liona memutuskan untuk kembali ke rumah sakit. Dia tidak bisa terlalu lama jauh dari Arion, rasa cemasnya kembali menyeruak. Meskipun tubuhnya masih terasa lelah, hatinya mengatakan bahwa dia harus berada di sisi Arion lagi, memastikan bahwa dia benar-benar baik-baik saja.
Malam telah tiba saat Liona akhirnya kembali ke rumah sakit. Rasa cemas dan lelah terus menghantui pikirannya, namun keinginannya untuk melihat Arion lebih besar dari segalanya. Sesampainya di depan kamar Arion, dia mengetuk pintu ruangan yang tampak ramai. Sebuah suara lembut dari dalam menyahut, dan tidak lama kemudian pintu terbuka.
Seorang perempuan yang tidak dikenalnya berdiri di ambang pintu, tersenyum sopan. Liona langsung mengerutkan kening, menatap tajam perempuan itu.
"Siapa dia?" pikir Liona dalam hati, jiwa posesifnya langsung muncul tanpa bisa dicegah.
Perempuan ini terlihat begitu nyaman berada di dalam kamar Arion, dan itu membuat Liona bertanya-tanya apa hubungan perempuan itu dengan Arion.
Tatapan Liona segera beralih ke Arion yang terbaring di ranjang rumah sakit, tampak sangat lelah dan pucat. Wajahnya yang biasanya penuh energi kini terlihat begitu rapuh. Detak jantung Liona semakin cepat, melihat kondisi Arion yang masih begitu lemah, membuatnya semakin marah.
Dia mengepalkan tangannya erat-erat. Kenapa semua orang ini ada di sini, mengganggu waktu istirahatnya? Arion butuh ketenangan, bukan keramaian.
Dengan nada datar namun tegas, Liona berkata, "Saya ingin masuk."
Perempuan yang membuka pintu menatap Liona sejenak, mungkin terkejut dengan ketegasan dalam suaranya, tapi dia akhirnya mengangguk dan mempersilakan Liona masuk.
"Silakan..."
Ketika Liona melangkah masuk, dia menyadari bahwa tidak hanya keluarga Arion yang ada di sana, tapi juga keluarganya sendiri. Elina, dan ketiga kakaknya duduk di dekat pintu, berbicara pelan dengan keluarga Arion. Suasana menjadi canggung ketika Liona masuk, tapi dia tidak peduli. Fokusnya hanya pada Arion.
"Halo, Li." sapa Arka.
"Iya, bang..."
Dia berjalan ke arah ranjang Arion, berdiri di samping tempat tidur, dan tatapan mereka bertemu. Meskipun Arion tampak sangat lelah, ada sedikit senyum di wajahnya ketika melihat Liona datang. Namun, Liona tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SANG KETUA
Fantasy❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Peringkat Mengesankan: #1 in mafia [18 Agustus 2024] #1 in fantasi [21 Agustus 2024] #1 in misteri [27 Agustus 2024] #1 in thriller [27 Agustus 2024] #1 in teka-teki [28 Agustus...