S2 <16>

564 84 17
                                    

Heeseung kini tengah mengejar bus yang tadi membawa ni-ki dari sekolah.

"Permisi, apa tadi ada anak kecil yang naik bus ini dari Hate yang berada di depan SD" tanya Heeseung setelah berhasil memberhentikan bus itu.

"Oh, ada tadi mas, tapi tadi anak itu kayaknya tidur terus di bawa sama ayahnya" Heeseung mengernyit saat mendengar kata ayah "di mana mereka berhenti?"

"Di halte sebelum ini"

"Oh, terimakasih, maaf menggangu" supir itu mengangguk, lalu Heeseung kembali memasuki mobilnya untuk pergi ke halte yang di tunjukan oleh supir bus tersebut.

🐥

Jay kini tengah melajukan mobilnya untuk menjemput ni-ki, seperti biasanya, dia akan menjemput anak itu 15 menit sebelum anak itu pulang.

Jay mengernyit saat sampai di Sana tidak ada orang di gerbang, biasanya banyak orang tua yang sudah stand by di sana.

"Tuan Jay" Jay menatap seulgi "ada apa anda ke sini?"

"Menjemput ni-ki"

"Loh, tadi ni-ki sudah pulang naik bus, tadi juga tuan Heeseung ke sini, ni-ki pulang lebih cepat" Jay mengernyit "o-oh, baiklah kalau begitu" Jay kembali memasuki mobilnya.

🐥

"Mobil Heeseung" gumam Jay saat dirinya melihat mobil sang kakak terparkir di sebelah sebuah halte.

Karena penasaran, Jay oun berhenti tepat di belakang mobil Heeseung, lalu keluar dari mobil untuk mencari Heeseung.

"Heeseung Hyung" Heeseung menoleh ke arah Jay "mana ni-ki" Heeseung terdiam sejenak "Hyung?"

'drrt drrt drrt'

Heeseung mengambil hpnya "speaker" suruh Jay yang di turuti oleh Heeseung.

"Heeseung" Heeseung dan Jay terdiam saat tau siapa yang menelepon.

"Kalian bodoh, bagaimana kalian kecolongan, ni-ki di bawa asal kalian tau" mereka membelalakkan mata ketika mendengar itu, mereka tau maksud dari orang itu, Na Yuta.

"Ch, cari ni-ki sampai ketemu"

🐥

Ni-ki terbangun di sebuah kamar yang cukup mewah baginya.

Menatap ke sekeliling kamar saat merasa asing dengan kamar itu.

Berjalan menuju ke arah pintu, lalu memutar kenop pintu, berharap pintu itu terbuka, namun tidak, pintu itu terkunci dari luar.

"HYUNG" Teriaknya saat merasakan firasat yang tidak enak.

'tak tak tak'

Ni-ki mundur beberapa langkah saat mendengar suara langkah kaki mulai mendekat.

'Cklek'

Ni-ki menatap orang yang baru saja masuk, merasa heran saat orang itu memiliki wajah yang cukup mirip dengannya.

"Ow, sudah bangun" ni-ki menatap orang itu bingung "siapa" ni-ki di buat terkejut saat orang itu tiba-tiba menggendongnya.

"Ih, turunin" orang itu menurunkan tubuh ni-ki di kasur "Otagai o shiritaidesu ka? <Mau berkenalan>”

Ni-ki mengernyit, lalu mengangguk singkat.

"Aku Hwang Hyunjin, kamu tau, aku ayah kandungmu" ni-ki mengernyitkan keningnya.

"Ayah ni-ki bukan kamu" orang yang memanggil dirinya Hyunjin itu tersenyum miring "kamu tau, ada cerita kenapa kamu anak saya" ni-ki menatap Hyunjin.

Flashback

Seoul, Korea Selatan, 20**, 9 Desember, rumah sakit.

Nampak seorang pria bermata sipit tengah menunggu di depan sebuah ruang operasi, sebuah operasi sedang berjalan di dalam ruangan.

Di mana seorang wanita tengah menjalani operasi cecar, wanita itu merupakan istri dari pria itu.

"Yeji, bertahanlah sampai dua lahir" gumaman demi gumaman terus di ucapkan oleh pria itu, dia Hwang Hyunjin seorang lelaki yang tengah khawatir dengan istrinya yang tengah berjuang melahirkan anak pertamanya.

Anak yang sudah mereka nantikan selama hampir 3 tahun.

Tak berselang lama, lampu di atas pintu yang semula berwarna merah kini berubah menjadi berwarna hijau, yang menandakan jika operasi telah selesai.

Hyunjin bernafas lega, sampai pintu ruang rawat di buka, menampilkan perawat yang keluar dari ruangan tersebut "selamat tuan, anak anda laki-laki, beruntung operasi berjalan dengan lancar, setelah ini sang ibu akan kami pindahkan ke kamar rawat, untuk anak anda akan kami periksa terlebih dahulu" Hyunjin tidak bisa menahan senyumnya.

Betapa bahagianya dirinya ketika mendapatkan keturunan laki-laki.

🐥

Hyunjin mengelus Surai sang istri dengan penuh sayang, hingga istrinya itu membuka matanya "hyun-jin" Hyunjin tersenyum terhadap istrinya itu "terimakasih sudah mau berjuang" Yeji ikut tersenyum saat melihat senyum Hyunjin.

"Di mana dia?"

"Dia sedang di periksa" Yeji mengangguk singkat.

"Permisi tuan dan nyonya, ini anak kalian" seorang perawat datang dengan bayi di gendongannya, perawat itu meletakan bayi tersebut di samping Yeji.

"Tampan" ujarnya sambil tersenyum bahagia, setelah penantian selama 3 tahun, akhirnya dirinya bisa merawat anak.

"Ingin di beri nama siapa?" Tanya Yeji.

"Terserah kamu, aku ikut kamu aja" Yeji nampak berpikir sejenak "Hwang Riki" Hyunjin tersenyum lalu mengangguk.

Drrrt

Drrt

Drrt

Hyunjin mengambil hpnya di saku, lalu keluar dari kamar tersebut.

🐥

"Sayang, aku harus pergi sebentar" Yeji mengangguk, lalu Hyunjin pergi dari rumah sakit.

"Kamu sangat tampan, saat besar nanti, jadilah anak yang baik, jangan ikuti jejak ayahmu yang menjadi seorang mafia, mama tidak mau kamu terjebak dalam beribu masalah" ujarnya pada sang putra yang terlelap.

Brak

Yeji di buat terkejut dengan sebuah dobrakan di pintu, nampak di sana ada seorang pria yang nampak orang jepang tangah berdiri di sana "halo nyonya Hwang" Yeji memeluk putranya dengan erat.

"Mau apa kau Kyota" tanya Yeji dengan nada yang dingin "aku hanya ingin anak kalian" Yeji menggeleng, Kyota mendekat ke arah Yeji, lalu mengambil paksa Riki yang masih di gendong oleh Yeji.

"TIDAK, KYOTA" Yeji melepaskan infus di tangannya, lalu berusaha mengejar Kyota yang berlari dengan Riki di gendongannya.

Bruk

Tubuh Yeji terjatuh, tubuhnya masih lemas setelah menjalani operasi, darah keluar dari area bawahnya, tak lama, mata indahnya itu tertutup.

"Hyunjin, hiks Riki-ku"

🐥

Hyunjin menatap gundukan tanah di depannya dengan sandu, istrinya yang baru saja bertahan dari operasi harus pergi untuk selamanya setelah mengalami pendarahan.

Rasa emosi, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu, istrinya meninggal saat dirinya pergi, seharusnya saat itu dirinya tidak pergi.

"Kyota, bajingan sepertimu seharusnya mati, beraninya kau membuat istriku pergi, dan membawa putraku" geramnya sambil mengepalkan tangannya.

.

Aku lupa kalau Yeji udah pernah muncul, jadi aku buat Yeji yang kerja di tempat Heeseung itu bukan Hwang Yeji.

.
.
🐥🐥

Happiness Ni-kiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang