Heeseung duduk di sofa, di sebelahnya ada Jay yang sedang makan, ni-ki masih tertidur, anak itu tadi sempat bangun, Heeseung mendapati ni-ki tengah menangis, sementara Jay masih terus terlelap tadi.
"Hyung tadi kayaknya lama di kantin, ngapain aja?"
"Ehm, tadi sekalian sarapan, terus ketemu temen lama"
"Siapa?"
"Yujin" Jay mengangguk mendengar itu "yang lain kok belum ke sini, udah jam setengah sembilan ini" tanyanya pada Jay saat tidak mendapati adik-adiknya.
"Mereka kayaknya ketiduran, kan biasanya ada yang bangunin, coba di telepon Hyung" Heeseung menurut, lalu mengambil ponselnya untuk menelpon Jungwon, karena biasanya kalau nggak di bangunin pasti Jungwon yang bangun paling dulu.
Telpon pertama tidak di angkat, hingga telpon kelima-pun tidak di angkat "kayaknya emang belum pada bangun" ujar Heeseung saat teleponnya tidak di angkat oleh Jungwon "nanti biar Jay pulang ke apartemen" Heeseung mengangguk.
"Hyung mau nitip nggak?"
"Nggak usah deh" Jay mengangguk, setelah selesai makan, nah langsung mengambil jaketnya di kamar tunggu "kalau gitu Jay pulang dulu, nanti ke sini lagi sama yang lain" Heeseung mengangguk, lalu Jay pergi dari sana setelah mengambil jaket beserta kunci mobil.
Heeseung mengambil ponselnya, takut-takut ada pesan dari seseorang di Korea.
"Hyung" Heeseung yang mendengar suara adiknya langsung menghampiri ni-ki "kenapa hmm" tanyanya sambil mengelus Surai adiknya itu "minum" Heeseung mengambil gelas di meja, lalu memberikannya pada Ni-kinyang langsung di minum.
"Ni-ki laper Hyung, tapi nggak mau makan" Heeseung merasa prihatin melihat adiknya itu, Ni-ki pasti tidak mau makan karena setiap dirinya makan maka akan langsung di muntahkan.
"Mau coba makan sedikit, siapa tau udah nggak muntah lagi" ni-ki mengangguk, Heeseung lalu keluar kamar untuk memanggil perawat yang biasanya membawa makanan untuk ni-ki.
🐥
Beruntung hari ini ni-ki bisa malam seperti biasanya, tidak memuntahkannya, walau hanya makan sedikit, tapi setidaknya perut anak itu bisa terisi.
"Udah" ujar ni-ki sambil menjauhkan sendok yang akan kembali di siapkan, Heeseung menurut, lalu mengambil obat yang tadi di berikan, ni-ki meminum obat yang di berikan Heeseung, tadi dokter sempat berkata jika ni-ki bisa minum obat seperti biasa jika makanan yang dia makan tidak di muntahkan.
"Nah udah" Heeseung tersenyum bahagia saat melihat adiknya bisa makan dan minum obat seperti biasa, tanpa harus di suntikan ke selang infus.
"Ni-ki mau keluar hyung"
"Keluar kemana?"
"Jalan-jalan di taman rumah sakit, kemarin ni-ki ke sana sama Sunoo Hyung dan Jungwon Hyung" Heeseung menghela nafas "ya udah, gendong aja ya" ni-ki mengangguk, lalu Heeseung menggendong tubuh ni-ki, lalu mendorong tiang infus, membawa adiknya ke taman belakang rumah sakit.
🐥
Heeseung mendudukkan ni-ki di salah satu kursi yang di sediakan di rumah sakit.
Membiarkan anak itu menikmati suasana taman, Heeseung ikut duduk di sebelah ni-ki setelah memastikan tiang infus-nya berdiri.
Kepala Ni-ki di sandarkan pada pundak Heeseung, sepertinya anak itu kembali mengantuk, apa ini efek obat?
"Ugh Hyung" Heeseung langsung menatap ke arah ni-ki saat anak itu melenguh "kenapa? Sakit" ni-ki mengangguk sambil memegangi perutnya.
"Kita masuk aja ya" Heeseung langsung menggendong ni-ki kembali dan membawanya masuk.
🐥
"Huek hiks hyuuung" Heeseung kira perut anak itu sudah mau menerima makanan yang masuk ke dalam perutnya, namun ternyata tidak.
Anak itu kembali mengeluarkan isi perutnya "keluarin terus" suruhnya yang yakin jika adiknya itu masih merasa mual.
"U-udah" Heeseung membasuh wajahnya, lalu membawanya untuk di tidurkan di kasur.
"Sakit banget" ni-ki mengangguk, rasa nyeri terus terasa di perutnya.
Tok tok tok
Heeseung mengernyit saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamar rawat ni-ki, biasanya jika dokter atau adiknya akan langsung masuk.
"Sebentar ya" ni-ki mengangguk singkat, Heeseung membuka kamar rawat dan menemukan Yuta di sana "om Yuta" gumamnya.
"Bagaimana kondisi ni-ki?" Tanya Yuta sambil masuk ke kamar rawatnya "masih sama kaya kemarin" Heeseung menutup pintu, Yuta menghampiri ni-ki.
Ni-ki yang melihat kedatangan Yuta langsung berbinar "sakit?" Ni-ki mengangguk, Heeseung memilih duduk di sofa, membiarkan Yuta dan ni-ki mengobrol di depannya.
Mata ni-ki nampak semakin berbinar begitu Yuta memberikan sebuah paper bag.
Ni-ki mengeluarkan sebuah mainan dari dalam paper bag itu, Heeseung hanya bisa tersenyum melihat itu.
"Dari om?" Yuta menggelengkan kepalanya "ini mainan keluaran lama, dari mama ni-ki" ni-ki mengernyitkan dahinya begitu mendengar itu "dulu mama ni-ki sempat beli ini sebelum ni-ki lahir, tapi malah ketinggalan di rumah om, dan baru bisa om beri ke ni-ki" ni-ki yang mendengar itu langsung menatap mainan itu.
Sebuah BJD Dolls yang mirip dengan seorang laki-laki <search BJD Dolls kalau nggak tau, nanti langsung muncul fotonya> boneka tersebut nampak begitu detail, boneka yang berbentuk seorang anak kecil berambut pirang.
🐥
Jay memasuki apartemen, suasana bising langsung menyapa indra pendengarannya, merasakan suara itu berasal dari dapur, Jay langsung pergi ke sana.
Mengernyit saat melihat adiknya itu sedang repot dengan sebuah kompor, tapi tunggu dulu, kenapa ada Kompor lagi yang tergeletak di meja.
"Kalian ngapain?" Nampak mereka berempat terkejut begitu mendengar suara Jay.
Mereka langsung menoleh ke belakang "kenapa kalian?" Mereka hanya diam, tidak mau berbicara.
"Jake?" Tanyanya kepada Jake, karena anak itulah yang paling jujur di antara saudaranya.
"Ehm, jadi gini, kemarin Sunoo mau masak, terus minta bantuan ke Sunghoon, terus Sunghoon nggak sengaja letakin minyak di sebelah kompor yang lagi nyala, terus apinya menyambar minyak hingga dalurnya kena boom, gitu" Sunoo dan Sunghoon yang mendengar itu langsung menatap tajam ke arah Jake yang malah jujur.
"Kenapa, jujur gw nih" Jay menghela nafas lelah, mereka tidak bisa di biarkan ke dapur tanpa pengawasan.
"Terus sekarang lagi ngapain?"
"Lagi ganti kompor"
.
.
.
🐥TBC🐥
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Ni-ki
Teen FictionS1-S2 6 pemuda yang secara tidak sengaja menemukan seorang anak kecil di depan Rumah mereka. anak kecil yang sepertinya di buang oleh orang tuanya, hal itu terlihat dari sebuah surat yang di bawa oleh anak itu. apa yang harus mereka lakukan dengan...