S2 <21>

567 85 11
                                    

Ni-ki tak henti-hentinya menangis, bagaimana tidak, Hyunjin dengan teganya memberikan sebuah cambukan di punggung ni-ki.

Membuat ni-ki yang memiliki trauma harus mengalami ketakutan, tidak ada yang berani membuat dirinya mengingat tentang kejadian di masa lalu agar anak itu tidak trauma, namun dengan mudahnya Hyunjin membuat anak itu kembali mengalami trauma.

"Hiks Heeseung Hyung, tolong ni-ki hiks, ni-ki mau pulang, hiks punggung ni-ki sakit" gumaman terus keluar dari bibir ni-ki, kakinya pun kembali di rantai oleh Hyunjin.

"Mama hiks mama" kata mama kembali terucap dari bibirnya.

Cklek

Ni-ki yang mendengar pintu di buka langsung menutupi dirinya dengan selimut, tidak mau melihat siapa yang masuk ke kamar tersebut.

Shak

Mata ni-ki membelalakkan terkejut akibat selimut tersebut di tarik oleh Hyunjin "kenapa hm?" Ni-ki berusaha menghindari sentuhan Hyunjin.

Namun akibat adanya rantai yang melilit kakinya membuat dirinya tidak bisa bergerak secara leluasa.

"Berhentilah menghindari papa ni-ki" ni-ki menggeleng saat Hyunjin berhasil memegang lengan tangannya, lengannya itu terasa sakit akibat sedari tadi selalu di pegang secara erat.

"Hiks lepas" lirihnya mencoba melepaskan cengkraman itu.

"Berhentilah memberontak, dan papa akan melepaskannya" ni-ki mengangguk kecil.

Hyunjin lalu melepaskan cengkeramannya, ni-ki memegangi pergelangan tangannya yang terluka.

"Buka bajumu" ni-ki langsung menggeleng, dirinya khawatir jika Hyunjin akan kembali melayangkan sebuah cambukan.

Hyunjin yang merasa jengah langsung saja melepaskan kaos yang di ke akan anak itu, hingga dirinya melihat ada 5 luka di punggung anak itu.

Hyunjin mengambil kotak obat yang dia bawa tadi, lalu mulai mengobati luka ni-ki "akh hiks sakit" Hyunjin mengelus Surai Ni-ki pelan.

Lalu Hyunjin dengan perlahan membuat ni-ki tengkurap agar lebih mudah untuk mengobati anak itu.

"Tenanglah dulu" Hyunjin kembali mengobati luka di punggung ni-ki, dengan ni-ki yang terus sesenggukan.

Hyunjin yang selesai mengobati anak itu tersenyum kecil, ni-ki tertidur selama Hyunjin mengobati anak itu, lalu Hyunjin gantian mengobati lengan ni-ki.

"I'm sorry, son, papa did this so you wouldn't leave" ujarnya sambil mengelus Surai ni-ki, dirinya mengangkat tubuh anak itu agar tertidur secara terlentang.

"Ehm" mendengar itu, Hyunjin langsung menepuk-nepuk pantat ni-ki agar anak itu kembali terlelap.

🐥

Sudah hampir 2 Minggu ni-ki berada di rumah megah tersebut, tanpa bisa pergi dari sana.

Berbagai aturan dia dapatkan dari Hyunjin, tubuh anak itu kini mulai kurus akibat ni-ki jarang makan.

Dan kini anak itu hanya menatap kosong ke arah bawah balkon, dirinya berada di kamar Hyunjin, sedangkan Hyunjin sedang pergi entah kemana.

Matanya memicing saat melihat sebuah mobil yang asing berhenti di depan gerbang, mobil itu tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Apakah itu tamu?

Ni-ki melihat seorang wanita keluar dari mobil tersebut dengan anggunnya, lalu menghampiri security.

Mereka nampak mengobrol kecil, lalu wanita itu kembali masuk ke mobil, gerbang di buka oleh scurity, dan wanita itu mengendarai mobilnya masuk ke pekarangan rumah Hyunjin.

"Siapa dia?" Gumamnya sambil terus memperhatikan gerak-gerik wanita itu.

Wanita itu kembali keluar dari mobil, ni-ki tersentak saat wanita itu menatapnya, dia menatap ni-ki dengan seringai di bibirnya, membuat ni-ki merinding melihatnya.

Tak berselang lama mobil Hyunjin datang, pria itu nampak terburu-buru memasuki rumah megah itu.

Karena rasa penasaran datang ke hatinya, ni-ki memutuskan untuk keluar dari kamar, dan pergi ke ruang tamu.

🐥

Ni-ki mengintip Hyunjin dan wanita itu yang sedang mengobrol. Dirinya bisa dengan jelas mendengar obrolan mereka.

"Kamu ingat bukan janjimu Hyunjin?" Ni-ki melihat Hyunjin yang nampak mengerang rendah.

"Apa kamu akan ingkar janji? Dia sudah lebih dari 5 tahun kamu tau"

"Ch, ya, itu janji dulu, tapi dari awal saya tidak pernah menyetujui perjanjian tersebut nyonya Hwang"

"Kamu benar-benar tidak sopan Hyunjin"

"Saya tidak mungkin memberikan malaikat saya untuk anda, dasar ular" wanita itu nampak terkekeh pelan, beribu pertanyaan muncul di kepala ni-ki.

Tapi dirinya tidak bisa menjawabnya sendiri.

"Heh, tapi dirinya di sini lebih buruk, bagaimana bisa malaikat hidup dengan iblis?"

"Bukankah itu lebih baik, saya memiliki hubungan darah dengan ya, sedangkan anda nyonya? Hanya parasit yang mengganggu kehidupan ayah saya"

"Jaga mulutmu Hyunjin"

"Saya selalu menjaga mulut saya nyonya, buktinya mulut saya masih ada di sini, tidak hilang" ujar Hyunjin dengan nada mengejek.

"Aku tidak peduli, aku akan membawanya" Hyunjin tersenyum miring mendengar itu.

Wanita yang di ketahui Nyonya Hwang itu, langsung berdiri dari duduknya.

Dirinya berjalan pergi meninggalkan ruang tamu ke lantai dua.

Ni-ki yang melihat itu langsung menghampiri Hyunjin "papa" Hyunjin tersenyum melihat ni-ki "ke marilah sayang" Hyunjin menggendong ni-ki.

Lalu pergi ke luar mansion megah tersebut "siapa dia?"

"Hm, dia hanya orang tidak berguna sayang" Hyunjin mendudukkan ni-ki di dalam mobil, lalu dirinya pergi ke sisi lain mobil.

"Kita mau kemana?"

"Kita akan pindah boy, di sini terasa sesak" Hyunjin mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

Setelah cukup jauh, Hyunjin nampak menekan sesuatu.

Boom

Ni-ki tersentak saat mendengar suara ledakan "papa" ni-ki menatap Hyunjin dengan perasaan takut "itu bukan apa-apa sayang, jangan khawatir".

🐥

"HAAAAH" Suara tersebut terdengar di sebuah ruangan.

"Ba-bagaimana bisa, ni-ki, bagaimana dengan dia" Heeseung langsung menatap ke arah yuta.

"Sepertinya dia dh bawa pergi oh Hyunjin, lebih baik hari ini kita menjemputnya, ku yakin dia sedang berada di tempat itu" Heeseung menatap Yuta "apa dia akan baik-baik saja" yuta mengangguk.

"Kalian tenang saja, saya yakin dia akan baik-baik saja, lebih baik kalian persiapan, karena saya yakin bukan hanya Hyunjin yang akan kalian lawan" mereka terdiam di sana, dengan beribu pikiran buruk di kepala mereka.

'tunggu Hyung ni-ki, kita pasti akan bertemu lagi sayang.'

.
.
.
🐥TBC🐥

Happiness Ni-kiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang