Dan disinilah Heeseung, Jay, Jungwon serta Ni-ki berada, di sebuah toko boneka yang cukup terkenal di jepang.
"Ada yang bisa di bantu?" Tanya pelayan toko tersebut yang terlihat sudah berumur "ehm, apa bisa beli baju untuk boneka BJD?" Tanya Heeseung agar memastikan apakah ada atau tidak.
Mereka berbicara dengan bahasa inggris, anggap aja gitu.
"Ada, bisa saya lihat model bonekanya terlebih dahulu" Heeseung mengarahkan Ni-ki agar memberikan boneka yang dia peluk.
Ni-ki hanya menurut dan memberikan boneka itu ke penjaga toko, penjaga toko itu tampak melihat bagaimana detail boneka tersebut.
"Oh astaga, ini boneka keluaran tahun 20** sekarang sudah sangat langka, apa kalian tidak ada niat untuk menjual boneka ini saja, saya menawarkan 36 juta untuk boneka ini" mereka yang mendengar itu langsung membelalakkan mata mereka.
Bagaimana bisa sebuah boneka kecil bisa sampai seharga motor, mereka menatap ni-ki yang nampak tidak tau obrolan apa yang sedang di bicarakan oleh penjaga toko.
"Jadi bajunya ada? Ni-ki mau beli" mereka menepuk jidat mereka saat mendengar ni-ki berkata hal tersebut.
"Nak, kamu nggak mau jual boneka ini?" Ni-ki menggelengkan kepalanya "ini dari mamah ni-ki, ni-ki nggak mau jual, ini kenangan dari mamah sebelum pergi" penjaga itu mengangguk singkat, dia tau pasti boneka ini sangat berharga.
"Baiklah kalau begitu, saya Carikan saja bajunya" penjaga toko memberikan kembali boneka itu ke ni-ki, lalu pergi untuk mengambil pasang baju untuk boneka tersebut.
🐥
Ni-ki tersenyum bahagia setelah boneka kecilnya itu sudah di belikan baju baru, Jay sedikit heran karena pakaian boneka itu saja sudah seharga ratusan ribu, lalu berapa harga boneka dengan ukuran yang besar.
Ni-ki tadi membeli beberapa stel baju untuk bonekanya itu, Heeseung hanya bisa menuruti apa yang di naikan ni-ki karena anak itu mengancam tidak akan makan jika tidak di turuti.
"Hyung, jadinya jalan-jalan jalan" tanya ni-ki, ni-ki duduk di kursi belakang pengemudi, sementara Jay dan Heeseung duduk di depan.
"Lusa ya, ni-ki juga belum sepenuhnya pulih" ni-ki mengangguk saja, dirinya menatap ke arah luar jendela mobil, di mana ada beberapa pengendara mobil juga, ada juga pejalan kaki dan pesepeda.
Ni-ki tidak melihat pengendara motor sama sekali, karena memang warga Jepang itu jarang menggunakan sebuah motor, mereka lebih sering berjalan kaki, tau menaiki transportasi umum.
"Kayaknya di sini kok langka yang bawa motor ya?" Gumam Jungwon yang di dengar oleh Heeseung "di sini biaya parkir itu mahal, jadi warganya lebih memilih buat jalan kaki atau naik bus umum" Jungwon mengangguk paham.
Jungwon melihat seorang berpakaian polisi menaiki sepeda gowes 'nggak ada motor di sini, udara di jepang rasanya bersih banget'
🐥
Ni-ki diam menatap televisi di depannya, di kanan dan kirinya ada Sunghoon, Jake, dan si kembar yang sedang sibuk dengan ponsel mereka.
Sedangkan ni-ki hanya fokus ke tontonannya di televisi, berbeda dengan Jay dan Heeseung yang sedang sibuk sendiri, Jay yang sibuk di dapur, sementara Heeseung sedang membeli bahan dapur kembali karena bahan dapur sebelumnya di habiskan oleh Jungwon dan Sunghoon saat meledaknya kompor.
Ni-ki sebenarnya tadi ingin ikut, tapi tidak di perbolehkan oleh Heeseung karena kondisi ni-ki yang masih membutuhkan banyak istirahat.
Ni-ki yang merasa bosan akhirnya memilih untuk menemui Jay yang tengah membuat camilan dengan bahan seadanya.
"Hyung ni-ki mau es" seru ni-ki sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan "hm, ni-ki baru sembuh, nggak boleh makan es dulu" ni-ki yang mendengar itu langsung cemberut, namun dirinya tetap berjalan menuju lemari pendingin.
Ni-ki berbinar saat melihat ada banyak es di sana, menatap Jay sejenak yang masih fokus pada masakannya, ni-ki diam-diam mengambil salah satu makanan beli tersebut.
Bruk
Ni-ki terkejut begitu Jay dengan tiba-tiba menutup lemari es, beruntung tangannya sigap keluar dari dalam sana "ni-ki nggak dengerin Hyung?" Tanyanya, ni-ki hanya diam.
"Mau sakit lagi?"
"Nggak mau"
"Makanya nurut ni-ki"
"Tapi ni-ki mau makan es"
"Ni-ki masih harus mengonsumsi obat, jadi untuk sementara nggak boleh makan es"
"AAAA hyuuung"
"Aaaaa ni-kiiiii" ni-ki mendengus begitu Jay berbicara dengan nada yang dia buat tadi.
"Ni-ki mau makan sesuatu hyuuung"
"Ni-ki belum boleh makan camilan"
"IIIH, masa es nggak boleh, camilan juga nggak boleh"
"Ni-ki mau di rawat lagi" ni-ki langsung menggelengkan kepalanya "makanya nurut ya, ini juga biar perut ni-ki nggak sakit" ni-ki mendengus mendengar itu "nih, udah sana pergi" ni-ki langsung berbinar begitu Jay memberikan dirinya sebuah ponsel.
Ni-ki langsung saja pergi dari dapur meninggalkan Jay yang hanya mampu terkekeh melihat tingkah adiknya itu.
Jay langsung saja melanjutkan acara memasaknya itu, membiarkan adik-adiknya di ruang tamu sibuk dengan sendiri-sendiri.
🐥
Heeseung berjalan dengan mendorong troli yang sudah terisi, matanya terus membaca catatan yang di berikan oleh Jay tadi.
Heeseung menghela nafas lelah saat melihat banyak barang yang harus di beli, adiknya itu cuman di tinggal sehari aja udah ngehancurin dapur, apalagi kalau saat ni-ki di rawat mereka terus di tinggal di apartemen.
"Daging, daging apaan nih yang harus di beli, ayam, sapi, atau babi?" Gumamnya begitu melihat catatannya.
Karena terlampau bingung, akhirnya Heeseung mengambil semua jenis daging yang dia lihat.
"Heeseung beli banyak banget daging buat apa?" Heeseung tersentak begitu mendengar seseorang berbicara dengannya, lalu setelahnya dirinya menghela nafas lega karena yang bertanya adalah temanya.
Yujin, dokter yang beberapa kali berbicara dengan Heeseung di kantin rumah sakit.
"Aa, itu, Jay nyuruh belanja daging tapi nggak tau daging apa" jawab Heeseung sambil mengelus tengkuknya.
"Ehm, ini emang nggak kebanyakan?" Tanya yujin lagi "nggak kok, biasanya juga segini kurang buat anak yang kelaparan" yujin terkekeh singkat "aku harus lanjut belanja dulu yujin, permisi" Heeseung kembali mendorong trolinya untuk lanjut membeli bahan makanan.
Yujin hanya menatap kepergian Heeseung dengan senyum yang tidak di ketahui artinya.
.
.
.
🐥 TBC 🐥
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Ni-ki
Teen FictionS1-S2 6 pemuda yang secara tidak sengaja menemukan seorang anak kecil di depan Rumah mereka. anak kecil yang sepertinya di buang oleh orang tuanya, hal itu terlihat dari sebuah surat yang di bawa oleh anak itu. apa yang harus mereka lakukan dengan...