Liam tidak peduli jika setelah ini, Mr. Black akan menghukumnya karena tidak menuruti perintah sang bos. Melihat lawannya yang sudah tumbang sekali pukul, seharusnya mudah bagi Liam untuk menghabisi bocah kurus yang masih berumur 10 tahun itu, tapi Liam malah menghentikan semua gerakkannya. Membuat Mr. Black tersenyum sinis tidak senang, dan beberapa pendukungnya yang hari ini bertaruh untuk kemenangannya berteriak kasar dengan tidak tenang.
Liam mungkin memang seorang pembunuh. Tangannya penuh dengan darah orang lain. Dan ia tidak sedang tobat atau sok suci saat ini, karena ia tahu ia sudah melangkah terlalu jauh dan terlalu lama mengabdi pada iblis-iblis di neraka ini. Sehingga mungkin setelah Liam benar-benar mati nanti, pria itu akan membusuk di kerak neraka.
Liam seorang pembunuh dan pendosa, tapi ia tidak akan membunuh seseorang yang tidak berdaya. Yang tidak setara dengan kekuataannya dan tidak punya tenaga untuk melawan setiap serangannya. Oleh karena itu, setelah satu pukulan yang membuat bocah itu tersungkur di tanah dengan hidung berdarah itu, Liam langsung meninggalkan ring tinju ilegal. Membuat bocah bernama Nathan itu memang, dan membuat Mr. Black menatapnya tajam dengan penuh penghakiman.
Lalu, dua bodyguard Mr. Black mengikuti ke mana pun Liam melangkah. Dan saat keduanya sudah ada di bagian gudang belakang, satu bodyguard Mr. Black memegangi tubuh Liam dari belakang, sehingga Liam tidak bisa bergerak. Lalu, bodyguard yang satunya mulai memukuli Liam dengan brutal dan kejam. Sehingga wajah Liam babak belur, dan darah menetes di hidung remaja lima belas tahun itu.
Wajahnya terasa kebas, sehingga ia tidak bisa merasakan apa-apa lagi selain rasa sakit. Mulutnya di penuhi rasa asin dan amis darah yang sangat khas. Namun, ia sama sekali tidak bisa melawan. Karena kaki dan tangannya dikunci oleh seseorang yang dua kali lebih besar dari tubuhnya. Hingga Liam hanya bisa pasrah, dan menerima setiap pukulan serta tamparan yang terus melayang ke wajah dan tubuhnya.
Hingga tubuhnya tidak bisa menahan semua rasa sakit lagi, dan kegelapan menghentikan semua penderitaan Liam.
***
Liam terbangun dengan tubuh yang terasa sakit di sana-sini. Bahkan, untuk duduk saja rasanya ia kesulitan, sehingga ia harus bergerak pelan-pelan agar ia bisa duduk dengan benar.
Dan di saat rasa sakit menguasai ujung kaki sampai ujung kepalanya, matanya yang setengah terbuka bertubrukan dengan mata yang sangat indah itu.
Ternyata di dalam ruangan sempit dan memiliki pencahayaan remang-remang ini, Liam tidak sendirian. Melainkan ia terkurung bersama seorang gadis kecil yang saat ini tengah meringkuk di ujung ruang dengan tiga buah roti yang belum ia sentuh sama sekali, dan sebuah air mineral yang juga belum tersentuh sama sekali.
Biasanya Mr. Black tidak peduli dengan anak-anak yang diculiknya, sepertinya gadis ini istimewa sehingga Mr. Black memperlakukannya dengan berbeda.
Anak-anak lain harus bertarung dulu sampai babak belur atau hampir mati agar bisa makan, tapi anak ini berbeda. Karena Mr. Black memberikannya tiga buah roti, dan sebotol air mineral. Terlihat masih baru dan juga dari bakery yang mahal.
Untuk beberapa saat, mereka hanya saling diam sambil menatap satu sama lain.
Seolah memberikan kekuatan satu sama lain di tempat yang gelap dan juga super pengap ini.
Hingga akhirnya hujan mulai turun di luar sana, dan petir saling bersahutan dengan gila.
Dan untuk pertama kalinya, setelah tiga hari tidak bersuara, Rosela berteriak dengan kencang. Lalu, ia menubruk tubuh Liam, untuk mencari perlindungan.
Membuat Liam tidak bisa mencegah mulutnya untuk mengeluarkan umpatan, karena tubuhnya yang terasa sakit semua, kini ditabrak dari depan tanpa aba-aba.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomansRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...