"Jae Hwan-ah, makan. Ini gratis." Sandeul menunjuk sajian keju di atas meja dengan dagunya. Suaranya terdengar senang.
"Makan! Makan! Gratis!" Jae Hwan berseru kesal.
🛸
Jungkook sedang menikmati saladnya ketika bel berbunyi.
Ting tong......
"Pasti Jimin ketinggalan barang lagi. Kenapa dia tidak masuk sendiri seperti biasa." Gerutunya.
Jungkook lalu berjalan ke depan dan membuka pintu. Ia kaget ketika melihat Seokjin berdiri di hadapannya. Keduanya saling pandang cukup lama.
"Kenapa kau kembali ke sini?" Tanya Jungkook. Ia lalu melihat botol wine di tangan Seokjin.
"Kau membawa wine itu juga?" Jungkook menunjuk botol di depannya.
"Aku tidak rela membiarkan mereka meminumnya. Jadi aku bawa balik." Ujar Seokjin.
Jungkook tertegun mendengar jawaban Seokjin.
"Aku tahu restoran tempat kau pergi kumpul dengan teman-temanmu malam ini. Aku teringat salad di sana. Aku menyuruh Jimin pergi membelinya. Kemudian........." Jungkook menghentikan kalimatnya dengan perasaan malu.
"Apakah kau berpikir aku terlalu ikut campur?" Tanya Jungkook kikuk.
Seokjin tersenyum. "Apa aku tipe orang yang tidak bisa membedakan antara niat baik dan niat buruk?" Tanyanya.
Jungkook tersenyum lebar mendengar perkataan Seokjin. Perlahan senyumnya berubah menjadi tawa senang.
"Terus apa yang terjadi di sana? Apakah kau merasa senang dan bahagia?" Tanya Jungkook.
Seokjin mengangguk beberapa kali. "Perasaanku seperti baru sukses meluncurkan roket ke luar angkasa."
Jungkook tertawa keras. "Untuk merayakan suksesnya peluncuran roket, apakah kau mau minum wine ini bersamaku? Meskipun harganya cuma beberapa puluh dollar, kita tetap tidak boleh membuangnya."
Seokjin tampak kaget. "Hanya beberapa puluh dollar?"
"Benar. Kau pikir aku begitu bodoh? Mentraktir orang-orang yang tidak aku kenal dengan wine yang sangat mahal?!" Seru Jungkook.
"Aku kenal pemilik restoran itu. Aku pernah syuting film di sana sebelumnya. Ini adalah botol kosong yang aku pakai dalam film tersebut. Jadi, kau mau minum denganku? Lagipula aku sudah malas latihan game lagi. Tanganku sakit, jempolku mati rasa."
Seokjin tertawa kecil mendengar keluhan Jungkook tentang tangannya yang sakit. Ia langsung berjalan masuk ke dalam.
Jungkook seketika melompat senang di belakang Seokjin. "Aku ambil gelas dulu." Ia langsung berlari ke dapur.
Tidak lama kemudian, Jungkook kembali dengan 2 gelas wine ditangannya. Ia meletakkan gelas-gelas tersebut di depan Seokjin.
"Hmmm.....tidak cocok duduk di sini." Jungkook menggigit kuku tangannya sambil memandang meja makan di hadapannya.
"Kita duduk di dekat french window saja!" Seru Jungkook. Ia lalu berlari kecil ke tempat yang dimaksud.
"Seokjin-ah, bantu aku memindahkan kursi-kursi ini." Seru Jungkook lagi.
Dengan bersemangat, ia mulai menata tempat duduk untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
FanficJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...