🚀 42 🚀

516 89 74
                                    

Seokjin dan Jungkook kembali meneruskan perjalanan mereka.

Kali ini, Jungkook duduk di depan, meskipun dengan wajah cemberut. Sejak masuk ke dalam mobil, ia terus menatap lurus ke depan. Bibirnya muncung 2 cm.

Jungkook yang ingin melirik Seokjin dengan ujung matanya, tidak sengaja melihat arah dashboard. Ia melihat indikator bensin yang tertera 1/2 tangki.

Ia ingat tadi Seokjin bilang. "Aku harus isi bensin dulu."

Jungkook mengingat satu per satu adegan yang terjadi di pom bensin.

Mulai dari Seokjin yang menunggunya di depan toilet.

Lalu Seokjin yang menghalanginya masuk ke dalam mobil.

Terakhir, Seokjin yang memeluknya erat-erat.

Jungkook menggigit bibir bawahnya. "Bisa-bisanya aku tertipu olehnya." Batinnya dalam hati.

Wajahnya bertambah cemberut. Bibirnya semakin maju.

Seokjin menoleh ke arah Jungkook sebentar. "Jungkook-ah, di mana alamat rumahmu?"

Jungkook melirik ke samping. Tapi ia lalu dengan cepat melihat keluar jendela.

"Jungkook-ah." Panggil Seokjin lagi. Kali ini suaranya semakin lembut.

Jungkook menggigit bibirnya. Lalu dengan wajah cemberut ia menekan fitur navigasi. Setelah itu, ia membuang pandangannya lagi keluar jendela, dengan tetap mempertahankan wajah cemberutnya.

Terdengar suara dari fitur navigasi.

Bersiap berangkat.

Total 82 km.

Waktu perjalanan diperkirakan 1 jam 31 menit.

Selama sisa perjalanan, keduanya tidak ada yang berbicara lagi.

Jungkook berpura-pura tidur.

Seokjin sesekali menoleh ke samping. Sepanjang perjalanan, ia beberapa kali mengulurkan tangannya dan mengelus rambut Jungkook.

Hampir tengah malam, mereka akhirnya tiba juga di rumah orangtua Jungkook.

Langit malam kota Daejeon masih dihiasi dengan taburan kembang api yang berwarna-warni.

Seokjin menghentikan mobil di depan rumah berpagar hitam dengan banyak tanaman hijau.

Keduanya sama-sama diam dan tidak berbicara.

Mata Jungkook memandang lurus ke depan, melihat kembang api yang bertaburan di langit.

Seokjin menoleh ke samping, memandang Jungkook cukup lama, sebelum akhirnya ia membuka mulut.

"Jungkook-ah." Panggil Seokjin dengan suara rendah yang hampir menyerupai bisikkan.

Mendengar panggilan Seokjin, Jungkook meremas ujung bajunya.

"Aku......"

Jungkook langsung memotong sebelum Seokjin menyelesaikan kalimatnya.

"Aku sudah sampai rumah. Aku turun dulu."

Ia langsung membuka sabuk pengaman dan dengan cepat membuka pintu mobil.

Jungkook berjalan ke belakang dan membuka pintu bagasi mobil.

Seokjin akhirnya ikut keluar juga dan berjalan ke belakang, berniat membantu Jungkook menurunkan koper besarnya.

Jungkook yang sedang menarik turun kopernya terkejut, karena datang-datang Seokjin langsung menaruh tangannya di atas tangan Jungkook.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang