Besok paginya, ketika Seokjin hendak menyimpan ponselnya di loker, ia menerima pesan dari Yoo Na.
"Sandeul bilang kau lembur hari ini. Bisa kita minum teh bersama setelah kau selesai kerja?"
Seokjin hanya membaca pesan tersebut dari notifikasi yang muncul di layar ponselnya. Ia bahkan tidak mau menghabiskan waktu dengan membuka pesan tersebut.
Setelah menyimpan ponselnya di loker dan berganti pakaian untuk ruang simulasi, Seokjin lalu mulai bekerja.
Hari sudah menjelang gelap ketika Seokjin selesai bekerja.
Saat mengambil ponselnya dari loker, Seokjin melihat ada beberapa pesan masuk lagi dari Yoo Na.
Kali ini ia membuka pesan tersebut.
"Aku menunggumu di kafe dekat tempat kerjamu."
Terlihat Yoo Na juga mengirim peta lokasi kafe tersebut.
"Seokjin-ah, ayo kita pergi makan samgyeopsal." Ajak Namjoon sambil merangkul bahunya.
"Kalian pergi saja. Aku ada urusan." Sahut Seokjin.
"Baiklah." Ujar Namjoon.
Park Yoo Na sudah menunggu Seokjin hampir 3 jam di kafe tersebut. Dari langit masih terang hingga sekarang sudah gelap. Ia sengaja berpakaian dan berdandan cantik hari ini.
Seokjin masih belum datang juga. Pikiran Yoo Na melayang ke kejadian bertahun-tahun yang lalu, ketika dia dan Seokjin masih kuliah.
"Seokjin-ah!" Yoo Na mengejarnya.
Ia baru melihat Seokjin setelah sepagian mencarinya di seluruh kampus.
Seokjin berbalik.
"Apa kau sudah memikirkan yang aku katakan kemarin?" Tanya Yoo Na.
"Jika kau sama sekali tidak memikirkan masa depan kita, lebih baik kita putus saja!"
"Baik kalau begitu. Aku tidak keberatan." Setelah menjawab begitu, Seokjin langsung berbalik dan pergi begitu saja. Wajahnya juga tetap datar, tidak menunjukkan emosi apapun.
Yoo Na menatap punggung Seokjin dengan wajah tidak percaya. Bisa-bisanya Seokjin pergi begitu saja tanpa merayunya sama sekali dan memintanya jangan putuskan hubungan mereka.
Lalu Yoo Na teringat kembali percakapan nya dengan Ha Eun malam-malam di bar.
"Jika dulu aku bisa mendapatkan Seokjin, maka kali ini aku pasti bisa mendapatkannya kembali!" Kata Yoo Na kepada Ha Eun.
"Dia dan Jeon Jungkook hanya bermain game bersama. Apa yang istimewa dari hal itu?" Ucap Yoo Na dengan mata yang memancarkan kedengkian.
"Yoo Na-ah, jangan terlalu terobsesi dengan Seokjin. Banyak pria yang menyukaimu di luar sana. Jangan ganggu Seokjin lagi." Ucap Ha Eun.
"Lagipula, Seokjin masih bekerja di bidang aerospace. Gajinya masih tidak banyak. Apa hal ini tidak menjadi masalah lagi buatmu sekarang?" Tanya Ha Eun.
"Aku tidak peduli soal gaji Seokjin lagi sekarang. Dia punya gelar Ph.D., dan dia bekerja di salah satu tempat paling bergengsi di dunia teknologi dan sains. Minimal status sosialnya sangat tinggi. Lagipula, aku tidak bisa move on sampai sekarang." Yoo Na akhirnya mengakui dia tidak bisa melupakan Seokjin.
"Aku tidak bisa move on." Gumam Yoo Na. Ia tersadar dari lamunannya.
Yoo Na lalu melihat keluar jendela dan tampak Seokjin sedang berjalan menuju kafe tempatnya menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
FanfictionJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...