"Aku tidak merindukannya. Huh!" Jungkook mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan membuang pandangannya keluar jendela, dengan wajah cemberut.
Ia baru memeriksa ponselnya dan tidak ada pesan dari Seokjin. Saat ini, Jungkook sedang berada di dalam mobil, ia baru keluar dari bandara. Ia berpakaian dengan sangat keren hari ini dan rambutnya ditata dengan rapi.
Jimin yang duduk di sebelah sopir langsung menegurnya.
"Gunakan logikamu. Gengsimu tidak perlu setinggi itu. Ssaem Kim tidak mungkin meninggalkan pekerjaan demi menjemputmu. Tapi, dia pasti sangat ingin datang."
"Dia tidak mungkin datang! Sahabat baiknya sudah kembali bekerja. Akhir-akhir ini, prioritas utamanya adalah sahabatnya. Dia melalui hari-harinya dengan bahagia, tanpa merindukanku sama sekali!" Suara Jungkook terdengar kesal.
"Kalau begitu, kita pulang ke mana?" Tanya Jimin.
"Ke rumah Seokjin." Jungkook memberitahu sopirnya.
Kemudian, ia menambahkan penjelasan lain lagi, supaya sopir dan Jimin mempercayai alasannya.
"Aku sangat lelah setelah syuting semalaman. Dan tadi pagi-pagi sudah harus ke bandara. Aku kecapekan. Aku ingin tinggal di tempat yang dekat dengan bandara, supaya aku bisa langsung tidur."
Jimin menutup mulutnya, ia berusaha menahan tawanya.
"Tidak perlu menjelaskannya, Jungkook-ah. Aku mengerti. Masalah lalu lintas, kan?"
Jungkook langsung membuang pandangannya keluar jendela tanpa menjawab Jimin.
🛸
Seokjin dan Sangyeop sedang melepaskan jas laboratorium mereka di ruang ganti dan memakai kembali jaket mereka sebelum pulang.
"Semenjak berpacaran, kau menjadi manis dan penuh perhatian."
"Karena Jungkook menyukainya. Kita lihat saja, di kemudian hari bagaimana." Sahut Seokjin.
"Apakah maksudmu, setelah menikah nanti, kau baru akan menunjukkan sifat aslimu? Ini namanya penipuan." Ucap Sangyeop.
"Hey! Kau terlalu melebih-lebihkan. Tahun ini, total Jungkook berada di Seoul hanya satu bulan dan sepuluh hari. Siapa yang menipu siapa sebenarnya? Aku siap berdebat untuk hal ini." Ujar Seokjin.
Sangyeop terkekeh mendengar protes Seokjin.
🛸
Tepat pk. 17.30, Seokjin tiba di apartemennya. Ketika masuk, matanya langsung melihat dua koper besar yang tergeletak di tengah-tengah ruang duduknya. Ia langsung tersenyum.
Karena tidak melihat Jungkook, Seokjin menebak kekasihnya itu pasti sedang tidur. Karena itu, ia lalu menutup pintu sepelan mungkin dan meletakkan kunci di meja dengan hati-hati, berusaha untuk tidak menimbulkan suara.
Seokjin kemudian terburu-buru berjalan ke kamarnya dan membuka pintu pelan-pelan. Ia melongok ke dalam dulu sebelum masuk. Namun tidak terlihat Jungkook maupun terdengar suaranya. Kamarnya sunyi senyap.
Seokjin lalu masuk dan menutup pintu kamarnya sepelan mungkin. Setelah itu, ia mengendap-endap melangkah ke dalam sambil membuka jaketnya.
Sampai di depan tempat tidurnya, ia melihat Jungkook yang sudah berganti piyama, sedang tidur dengan pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
FanfictionJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...