Keesokkan paginya, Jungkook yang masih terlelap terbangun oleh bunyi pesan masuk di ponselnya.
Setelah membaca pesan tersebut, Jungkook langsung menelepon Seokjin.
"Kau membangunkanku." Rengeknya, begitu Seokjin mengangkat teleponnya.
"Kau belum bangun dari tadi? Dulu aku sudah sampai di rumahmu jam 9 pagi."
"Sekarang tahun baru. Apakah aku tidak boleh tidur lebih lama?"
"Baiklah, ini salahku. Aku sudah mengerti sekarang." Terdengar suara tertawa Seokjin.
"Semalam kau bilang kau melapor pada eomma-mu. Soal apa?"
"Hmmm.......Eomma menginterogasiku habis-habisan, tentang orang yang membuatku kembali ke Seoul di hari pertama Seollal. Dan siapa yang kutemui semalam. Tapi sayangnya, ada seseorang yang tidak ingin hubungan ini diketahui para orangtua dulu. Akhirnya aku hanya bisa bilang bahwa aku bertemu seseorang yang sangat imut. Namun orang itu belum berhasil kukejar."
"Heh? Sepertinya kau memberikan kesan yang buruk tentang aku kepada eomma-mu. Kau membuatku terlihat seperti seseorang yang tidak bisa memberikan kepastian. Aaaaa.......kesan eomma-mu padaku pasti jadi jelek."
"Maafkan aku. Bagaimana kalau begini saja. Aku akan bilang sama eomma bahwa orang itu tidak berhasil kukejar dan Jeon Jungkook adalah pacar baruku?"
"Kalau begitu, aku terlihat tidak tahu malu."
"Aku hanya bercanda, baby. Tidak perlu kuatirkan hal ini."
"Aku tidak kuatir. Karena selama ini, orang-orang tua selalu menyukaiku. Eomma-mu pasti akan menyukaiku setelah bertemu."
Seokjin tertawa. "Kau masih ngantuk? Mau lanjut tidur? Sebentar lagi aku mau keluar bersihkan salju di depan rumah."
"Membersihkan salju?"
"Ya. Daerah tempat tinggal kami adalah kota tua. Tidak ada pengelola perumahan resmi seperti perumahan-perumahan baru. Kalau aku membersihkan salju di jalanan depan rumah, orang-orang akan lebih mudah lewat."
"Kalau begitu, aku akan tidur lagi."
Terdengar suara Seokjin menghela nafas.
"Kenapa kau menghela nafas?"
"Tidak apa-apa. Aku hanya berpikir, kapan aku bisa membersihkan salju di rumahmu."
Wajah Jungkook seketika memerah.
"Aku tidak mau bicara denganmu lagi. Aku mau tidur lagi. Jangan bangunkan aku lagi."
Jungkook dengan cepat mematikan sambungan telepon mereka.
Ia lalu menendang-nendang kakinya ke udara dan tersenyum sampai gigi kelincinya nongol semua.
Jungkook kemudian melompat turun dari tempat tidur dan berlari ke balkon kamarnya. Di depan rumahnya, terlihat seorang petugas sedang membersihkan salju.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
FanfictionJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...