🚀 81 🚀

380 79 34
                                    

Besok paginya, setelah memarkir mobil, Seokjin terburu-buru keluar dan dengan langkah lebar berjalan menuju ke divisi yang ditujunya.

Tok....Tok....

"Silahkan masuk."

"Nyonya Wong." Sapa Seokjin.

"Dr. Kim. Ada urusan apa kemari?"

Muka nyonya Wong menampakkan rasa kaget bercampur penasaran.

"Nyonya Wang, aku datang untuk mendaftar pernikahan massal."

Nyonya Wang terlihat bingung. Ia memandang Seokjin dengan wajah melongo.

"Dr. Kim, itu....itu..... Kau sudah berganti pacar?" Nada suara nyonya Wang terdengar berhati-hati saat bertanya.

"Hah?!"

Setelah berpikir sejenak, Seokjin langsung tertawa kecil.

"Tidak, nyonya Wang. Pacarku masih sama orangnya."

Nyonya Wang mengangguk dengan raut berubah-ubah, antara bingung dan tidak percaya.

Dengan ragu-ragu, ia mengulurkan selembar kertas kepada Seokjin.

"Formulir." Bisik nyonya Wang, seolah sedang melakukan transaksi rahasia.

"Terima kasih." Seokjin mengambil formulir tersebut dan membacanya. "Pulpen?"

"Ah.... Oh, iya. Ini."

"Terima kasih."

Seokjin kemudian mengisi formulir tersebut.

Sepanjang Seokjin sedang menulis di hadapannya, nyonya Wang tampak berpikir dengan sangat keras.

Baru saja Seokjin keluar dari ruangan nyonya Wang, ponselnya berbunyi.

Baru saja Seokjin keluar dari ruangan nyonya Wang, ponselnya berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeoboseyo."

"Seokjin-ah, datanglah ke ruanganku."

"Baik, Profesor."

Tok...Tok...Tok...

"Seokjin-ah, masuk. Ayo, masuk."

Seokjin menghampiri Profesor Lee yang sudah menunggunya di sofa tamu ruangannya.

"Duduklah."

"Terima kasih, Profesor."

"Eeee........itu........"

Profesor Lee tersenyum, namun ia tampak agak ragu-ragu.

"Apakah kau....."

"Tidak ganti." Seokjin menjawab dengan tegas.

Profesor Lee tampak terkejut.

"Apa?"

"Tidak ganti pacar."

Profesor seketika itu juga tertawa. "Siapa yang mau menanyakan ini padamu? Jika kau ganti pacar, mungkinkah orang divisi pernikahan massal itu meneleponku?"

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang