Seokjin tertawa pelan melihat Jungkook yang masih kaku dan menggigit bibirnya sendiri.
"Ini adalah love bites dariku. Aku tidak bisa melakukannya di leher atau tempat yang terlihat, karena kau harus syuting besok."
"Kk....kau belajar dari mm...mana hal seperti ini?"
"Hm....."
"Kau melihat tt...buh...ku." Wajah Jungkook langsung berubah menjadi merah muda.
"Kau berlebihan. Aku tidak melihat apa-apa. Tadi hanya di dada bagian atas."
"Benarkah?" Jungkook merasa sedikit bingung. Ia tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.
"Benar. Aku bahkan tidak melihat ini." Seokjin menyentuh puncak dada Jungkook.
"Aaaaa.....!" Jungkook menjerit kaget.
"Jangan kuatir, baby. Aku tidak akan melakukannya sampai kita menikah."
"Menikah?" Jungkook masih bingung.
"Iya, menikah. Kau tidak mau menikah denganku?"
"Mau." Jungkook mengangguk yakin. "Kapan kita menikah?"
"Kapan kau mau? Hm?"
"Aku bingung, Seokjin-ah. Aku tidak mengerti semua kata-katamu saat ini." Rengek Jungkook.
Seokjin tertawa pelan.
"Kau tidak perlu mengerti apa-apa. Biar aku yang mengerti saja sudah cukup."
"Ng. Untung aku punya pacar jenius sepertimu."
"Iya. Untung aku pintar." Sahut Seokjin.
Ke....ke....ke.....Jungkook terkekeh. Ia sudah mulai santai kembali.
"Sudah hampir jam 11 malam. Kau belum mau tidur?"
"Aku masih mau ngobrol denganmu, Seokjin-ah. Kita bakal tidak bertemu cukup lama."
"Hm....baiklah. Tapi kau harus tidur sebelum jam 12. Arraseo?"
"Ya."
"Jungkook-ah, aku sedang tidak ingin mengobrol saat ini."
"Kau ngantuk, Seokjin-ah?"
"Belum. Aku hanya sedang berpikir untuk mengisi energiku supaya cukup untuk 2 bulan atau lebih."
Jungkook seketika waspada, karena ia teringat kejadian di atas speed boat. Ia langsung menutup mulutnya dengan tangan.
"Kau mau apa?"
Seokjin mengulum senyumnya ketika melihat Jungkook yang sedang gugup.
"Kita sudah sering melakukannya, kau masih takut?"
"Siapa yang takut?!"
"Itu, kenapa mulutmu ditutup?"
Jungkook perlahan menurunkan tangannya.
Seokjin tertawa lagi. Ia kemudian mengubah posisi tubuhnya menjadi miring. Sehingga ia kini berbaring berhadap-hadapan dengan Jungkook yang memakai lengannya sebagai bantal.
"Tidurlah. Aku tidak akan menggodamu lagi. Kau harus istirahat yang cukup. Selama 2 bulan ke depan, kau pasti akan sangat capek."
Jungkook menjadi terharu dengan perhatian Seokjin. Terlihat kilatan mengkilap di matanya.
"Hey...hey...pacarku kenapa cengeng sekali. Hm?"
Jungkook tidak menjawab, ia malah menyusupkan wajahnya ke leher Seokjin dan menciumnya.
Dari leher, Jungkook beralih mencium dagu Seokjin.
Seokjin diam membiarkan Jungkook melakukan yang diinginkannya. Hanya tangannya yang bergerak, mengelus-elus punggung kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
FanficJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...