🚀 86 🚀

248 59 47
                                    

Ketika Seokjin keluar dari kamar mandi, Jungkook sudah bergelung di dalam selimut.

Seokjin lalu mulai memindahkan nakas yang berada di antara kedua ranjang. Kemudian dia menggeser tempat tidur satu lagi yang kosong, sehingga menjadi berdempetan dengan ranjang yang ditiduri Jungkook.

Ranjang twin mereka sekarang terlihat seperti sebuah ranjang besar dengan masing-masing nakas di kiri dan kanan.

"Yeobo, kita dipisahkan oleh sungai Han malam ini." Jungkook menunjuk celah kecil di antara kedua tempat tidur tersebut.

"Tidak perlu kuatir, Baby. Jangankan hanya sungai Han, Segitiga Bermuda juga akan kuseberangi demi dirimu."

"ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ. Yeobo, kata-katamu sungguh menggelikan."

"ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ. Aku belajar dari filmmu, Baby."

"ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ. Hihh!" Jungkook bergidik.

"Tapi kau tidak cocok mengucapkannya, Yeobo. Sungguh menggelikan. ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ."

"Jadi, aku cocoknya apa? Hm?"

"Kau cocoknya jadi Kepala Desainer Satelit termuda dalam sejarah antariksa, Yeobo."

"ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ."

"Yeobo, kenapa kau tidur di sini?"

"Aku harus tidur di mana kalau bukan di sini, Baby?"

"Maksudku, kenapa kau tidur di bagian ranjangku, Yeobo? Inikan dua ranjang disatukan."

"Kita hanya butuh satu ranjang, Baby."

"Kalau begitu, kenapa tadi ranjangnya disatukan, Yeobo?"

"Biar orang yang bersihkan kamar ini tidak salah paham, mengira barangku tidak berfungsi, sampai-sampai kita harus tidur pisah ranjang."

"ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ. Kau ini ada-ada saja, Yeobo."

Mendadak Jungkook menjerit.

"Yeobooooo....." Ia merasakan celana piyamanya menghilang dari badannya di balik selimut.

"Hm.....Jangan bergerak terus, Baby. Aku jadi sulit membuka bajumu." Tangan Seokjin sibuk bergerilya di dalam selimut.

Tidak lama kemudian, piyama atas Jungkook juga sudah mendarat di ujung ranjang.

Seokjin kemudian membuka bajunya sendiri juga.

Mereka berdua akhirnya sama-sama telanjang di balik selimut yang ditarik Jungkook sampai ke leher.

"Yeobo, nanti aku masuk angin. Kau tahukan angin pantai bagaimana?"

"Angin tidak bisa masuk, karena aku sudah menutup pintu balkon tadi." Sahut Seokjin.

"Bisa masuk dari celah pintu."

"Kau melihat anginnya masuk, Baby?"

"Tidak, tapi anginnya bilang padaku tadi."

"Terus anginnya sekarang di mana?"

"Sembunyi, Yeobo."

"Hm....coba aku cari dulu, Baby."

Seokjin meluncur turun ke bawah. Jungkook tidak bisa melihatnya karena tertutup selimut. Namun ia bisa merasakan perutnya menjadi dingin dan sedikit basah sekarang.

"Yeoboooo....." Tubuh Jungkook menggelinjang karena lidah Seokjin tidak berhenti mengelus perut dan pusarnya.

Sebelah tangan Seokjin terulur ke atas memainkan puting Jungkook. Sebelah lagi mengelus pahanya.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang