🚀 43 🚀

418 76 77
                                    

Di rumah Seokjin, suasana sangat ramai dan meriah.

Appa, eomma, Seokjin, para paman dan bibi yang berjumlah 10 orang itu, duduk mengelilingi meja makan dan makan bersama.

Semua mengobrol dengan seru, kecuali Seokjin yang memeriksa ponselnya terus-terusan.

Sepupu Seokjin masih di sekolah menengah atas itu, diam-diam memperhatikan tingkah lakunya sejak tadi.

"Hyung, apa hyung sedang pacaran?" Bisik Yejun.

Seokjin melirik Yejun yang sedang tertawa kecil dengan wajah tengilnya.

"Baru bangun tidur, langsung melihat ponsel. Makan juga lihat ponsel. Dilihat dari keadaan hyung sekarang, sepertinya orang itu mengabaikanmu. Hyung, kau payah sekali. Tidak sesuai dengan gen keluarga kita. Kalau aku, hanya asal kirim pesan ke adik kelas, pasti langsung dibalas."

Seokjin mengambil makanan tanpa mempedulikan ocehan Yejun.

"Tidak percaya, hyung? Akan kutunjukkan padamu."

Yenjun lalu memfoto makanan di atas meja dengan caption 'ini baru makanan pembuka', lalu ia mengirim foto tersebut ke semua no kontak teman-teman cewek sekelasnya.

Dalam waktu singkat, notifikasi pesan masuk berbunyi tanpa henti. Semua membalas pesan Yenjun dan memuji makanannya.

Yenjun dengan wajah sombong memperlihatkan balasan bertubi-tubi yang diterimanya kepada Seokjin.

Seokjin tersenyum licik.

"Bibi kecil, bagaimana nilai Yenjun tahun ini?"

Yenjun langsung berhenti memasukkan sendok ke dalam mulutnya. Matanya melotot menatap Seokjin.

"Tidak usah ditanya lagi. Nilainya kurang bagus. Terutama matematika dan fisika, jelek sekali! Seokjin-ah, kalau ada waktu, tolong ajarin Yenjun." Kata bibi Seokjin.

"Begini bibi kecil, untuk bisa matematika, harus banyak latihan."

Yenjun tambah melotot.

"Betul...betul! Harus banyak latihan! Selama ini aku terlalu membebaskanmu bermain, Yenjun-ah!" Seru bibi kecil.

"Bibi kecil tenang saja. Keluarga kita punya gen sains. Banyak latihan pasti bisa membantu." Ucap Seokjin.

Mata Yenjun sudah mau melompat keluar sekarang.

"Betul kata Seokjin!" Seru bibi kecil.

"Dengarkan kata hyungmu!" Seru suami bibi kecil kepada anaknya.

Seokjin lalu menyumpitkan sepotong daging kepada Yenjun. "Yenjun-ah, jangan sia-sia kan gen keluarga kita."

Yenjun tidak berani membalas karena ada orangtuanya di sana.

Setelah makan, Seokjin masuk ke kamarnya dan memeriksa ponselnya lagi.

Jam sudah menunjukkan pk. 14.30, namun belum ada balasan dari Jungkook sampai sekarang.

Seokjin akhirnya memutuskan menelepon.

Di tempat lain di waktu yang sama, Jungkook sedang asyik membantu halmeoni membuat kue beras ketika ponselnya berbunyi.

Ketika melihat nama yang tertera di layar, Jungkook sengaja mengabaikannya. Namun ponselnya tidak berhenti berteriak. Akhirnya Jungkook memberikan tanda kepada adik sepupunya supaya menjawab panggilan tersebut.

"Yeoboseyo."

"Hyungku sedang membuat kue beras."

"Tunggu sebentar."

Seokjin yang awalnya terkejut karena ada suara laki-laki lain yang menjawab telepon Jungkook, akhirnya menarik nafas lega.

"Ini hyung." Wobin menyerahkan ponsel kepada Jungkook.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang