🚀 8 🚀

536 79 42
                                    

"Aku seharusnya bertemu kalian hari ini."

"Tapi aku mendadak ada hal penting dan aku kemarin sudah pulang ke Busan."

"Aku lupa memberitahu kalian."

Demikian tulis Yoo Na di group chat mereka.

""Jae Hwan-ah, bukankah kau bilang Yoo Na baru pulang ke Busan hari ini? Apa yang terjadi?"

Seseorang langsung mencolek teman yang bertanya itu dan menyuruhnya diam.

"Ayo, order!" Seru yang lain memecahkan suasana canggung.

"Betul, order, mari kita order!"

"Kalian terlalu berisik tadi, sehingga aku salah mendengar perkataan Yoo Na." Kata Jae Hwan memberi alasan.

"Sudah, sudah, jangan bahas Yoo Na lagi. Kita order saja sekarang."

"Betul, order."

"Pelayan."

Sandeul mencondongkan badannya ke Seokjin yang duduk di sebelahnya.

"Jae Hwan punya motif lain. Mengapa dia mengadakan reuni kecil ini? Dia menggunakan perpisahanku sebagai alasan. Apa-apaan orang ini. Shibal! Dia hanya mau bertemu Yoo Na. Tapi Yoo Na malah mencarimu kemarin. Bukankah Jae Hwan membuat dirinya terlihat seperti keledai bodoh?" Bisik Sandeul dengan wajah mentertawakan Jae Hwan.

Seokjin menepuk lengannya, menyuruhnya berhenti berbicara.

Pelayan berdiri di sebelah tempat duduk Jae Hwan, menunggunya order.

"Latife 1990." Order Jae Hwan.

"Ini wine bagus. Apalagi yang tahun 1990." Jae Hwan memberitahu yang lain.

(Wine Latife tahun 1990, kisaran harga USD$787,68 **DISCLAIMER**)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Wine Latife tahun 1990, kisaran harga USD$787,68 **DISCLAIMER**)

Sandeul senyum-senyum mendengar perkataan Jae Hwan.

"Mari minum sampai puas!" Seru Jae Hwan.

"Khol!"

"Khol!"

"Oh ya, Seokjin, kapan hari aku bertemu salah satu teman sekolah kita. Dia bilang, kau pergi melamar di perusahaan tempatnya bekerja?!" Seru Jae Hwan dengan nada meledek.

Sandeul langsung menatap Jae Hwan sedangkan Seokjin terlihat tanpa ekspresi.

"Apa nama perusahaan itu?" Jae Hwan berkata sambil seolah berpikir keras.

"Aku lupa namanya. Tapi itu adalah perusahaan milik negara. Yi Kyung bekerja di sana." Kata Jae Hwan.

"Bukankah Seokjin bekerja di Korea Aerospace Research Institute?" Tanya salah satu teman.

"Betul."

"Betul."

Seokjin masih diam tidak menanggapi pembicaraan teman-temannya.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang