🚀 23 🚀

386 76 42
                                    

Begitu pintu depan tertutup kembali, Jungkook bergegas ke ruang pakaian.

"Jimin-sssiiiii!" Jeritnya.

"EQ-mu kenapa begitu rendah? Bagaimana jika Seokjin salah paham dan mengira aku si manja yang suka menghamburkan uang?"

"Apa yang harus aku lakukan, Jimin-ah?" Rengek Jungkook

"Jungkook-ah, menurutku ini bukan salah paham. Kau memang suka membeli pakaian." Ucap Jimin.

"Aku tidak begitu! Aku bekerja begitu keras siang dan malam. Mana ada orang manja yang membanting tulang seperti ini? Lagipula, bukankah aku membeli barang-barang ini untuk menunjang pekerjaanku? Tapi....Seokjin bilang tidak apa-apa jika aku suka belanja."

Jungkook mulai berkhayal lagi. Tanpa sadar, ia sudah berjongkok sambil senyum-senyum sendiri.

"Ssaem Seokjin pasti melihat hatimu yang tulus."

Jimin ikut berjongkok di sebelah Jungkook.

"Betul." Jungkook tertawa senang.

Ia dan Jimin lalu berpelukan dengan bahagia.

"Ayo, pilih baju yang mau kau pakai sabtu nanti!" Seru Jimin.

🎮🎮🎮

Ketika Seokjin masuk ke kamar rawat inap, ia mendengar Sangyeop berkata kepada istrinya.

"Aku mana berani membohongimu? Aku sungguh sudah menanyakannya pada Seokjin. Itu orangnya datang. Kau bisa tanya sendiri, apa benar dia sudah punya pacar. Siapa bilang aku tidak berusaha keras merekomendasikan juniormu."

"Seokjin-ah, belum lama sejak kau makan di rumah kami. Mendadak sekarang kau sudah punya pacar?" Tanya Min Ah.

Seokjin menatap bingung suami istri di depannya.

Sangyeop memberikan tanda kepada Seokjin berupa kerlingan mata.

"Iya, aku sudah punya pacar, noona."

"Aku tidak bohongkan?" Ucap Sangyeop kepada istrinya.

"Kalau begitu, seperti apa wajahnya? Kau punya fotonya, Seokjin-ah!?" Tanya Min Ah.

"Hah?" Jawab Seokjin bingung.

"Foto!" Tegas Min Ah.

Melihat Seokjin yang kebingungan, Min Ah bangkit dari kursi.

"Hah!! Aku sudah tahu kelakuan kalian berdua! Aku mau pergi jemput anak kita sekarang!" Seru Min Ah.

Ia lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar kamar.

Seokjin mengantar istri Sangyeop sampai ke depan lift.

"Seokjin-ah, barusan aku hanya bercanda. Aku cuma berusaha mengalihkan perhatian Sangyeop. Hari ini dia mengeluh sakit lagi."

"Aku mengerti, noona."

"Lagipula, aku bisa dibenci juniorku jika mengenalkannya padamu. Kau dan Sangyeop sama saja. Kalian jarang di rumah. Kadang Sangyeop bisa berbulan-bulan tidak pulang. Bahkan pernah sekali, dia bertugas selama 6 bulan tanpa pulang sekalipun. Sisa 6 bulannya, dia selalu lembur dan sampai di rumah sudah larut malam. Dia tidak punya waktu untuk keluarga."

Setelah Min Ah masuk ke dalam lift, Seokjin lalu berjalan kembali ke kamar rawat Sangyeop.

Sebelum masuk, Seokjin baru ingat, dia belum menelepon Yi Kyung. Ia lalu melakukan panggilan telepon dan berbicara beberapa saat lamanya dengan Yi Kyung.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang