🚀 6 🚀

549 83 51
                                    

Mereka dulu pacaran saat di universitas. Yoo Na dan Seokjin sama-sama masuk kategori murid pintar saat di sekolah. Mereka juga kuliah di universitas yang sama. Mereka putus karena Yoo Na bersikeras ingin Seokjin setelah lulus kerja di bidang keuangan, karena penghasilannya lebih besar. Sedangkan Seokjin ingin bekerja di bidang antariksa. Yoo Na mengatakan bahwa penghasilannya untuk mensupport keluarganya. Dan jika Seokjin bekerja di Kari, gaji di sana tidak besar. Ia tidak mau orangtua Seokjin kelak menjadi bebannya, karena gaji Seokjin tidak cukup untuk membiayai orang tuanya. Seokjin yang waktu itu mendengar ocehan Yoo Na ini, sama sekali tidak menjawab. Yoo Na yang kesal langsung bilang putus. Tanpa berpikir 2x, Seokjin dengan cepat mengiyakan. Yoo Na mengira jika ia menggertak Seokjin dengan cara begitu, Seokjin akan ketakutan dan memohon padanya untuk rujuk. Namun ternyata Seokjin sama sekali tidak peduli.

"Kau mau kerja di bidang apa?" Tanya Yoo Na lagi. Ia semakin bersemangat tanpa menyadari Seokjin yang lebih banyak diam.

Seokjin kali ini mengangkat kepalanya, namun ia masih lebih memilih diam.

"Aku dengar, kantor pusat DF Investment Banking di Busan memberikan tawaran untukmu. DF sangat bagus. Kantor mereka 1 gedung denganku. Aku sangat mengenal perusahaan itu. Kalau kau membutuhkannya, aku bisa memberimu informasi tentang mereka." Yoo Na berkata dengan mata berbinar.

"Terima kasih. Tapi aku sudah menolak penawaran mereka." Jawab Seokjin. Ia tidak menatap Yoo Na ketika menjawab, melainkan menatap keluar jendela.

"Begitu ya." Suara dan wajah Yoo Na langsung berubah. Ia meremas jari-jarinya tangannya sendiri.

Suasana menjadi canggung. Sesaat kemudian, tidak ada yang berbicara lagi. Yoo Na lalu mengikuti Seokjin menatap keluar jendela.

"Liat, itu Jeon Jungkook." Kata Yoo Na.

Seokjin menatap billboard besar di gedung seberang, persis di depan tempat duduknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin menatap billboard besar di gedung seberang, persis di depan tempat duduknya.

Yoo Na tersenyum penuh arti ketika menatap foto besar Jungkook.

"Jika dia berpikir tentang kita sekarang, apakah dia akan menertawakan kita? Prestasi kita berdua sangat cemerlang waktu sekolah dulu. Sekarang kita malah kalah jauh darinya." Kata Yoo Na.

Seokjin menoleh sekilas ke arah Yoo Na dan tersenyum tipis. "Tidak akan kalah jauh."

"Kau kedengarannya sangat percaya diri." Sahut Yoo Na.

Seokjin menatap billboard di depannya lagi.

"Maksudnya, aku tidak kalah dalam permainan game dengan Jungkook." Batin Seokjin. Hatinya tersenyum.

Senyum Yoo Na perlahan memudar ketika ia melihat Seokjin lebih tertarik memandang keluar jendela daripada berbincang dengannya.

"Pesawatku berangkat 2 jam lagi. Aku harus pergi sekarang." Kata Yoo Na.

Mereka berdua lalu keluar dari cafe.

"Aku antarkan kamu ke stasiun subway." Seokjin menawarkan.

"Aku sudah tidak naik subway selama bertahun-tahun." Sahut Yoo Na. Ia lalu menghampiri mobil sewaan mewah yang sudah menunggu untuk mengantarnya ke bandara.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang