"Benar juga. Kau bahkan tidak punya waktu tidur akhir-akhir ini." Sahut Hoseok.
"Tapi Jungkook-ah, bukankah kau akan berada di Seoul selama 2 hari ini. Kalau ada waktu, kau kan bisa ajak Ssaem Kim pergi makan."
"Dia tidak datang ke acara makan makan kita sebelumnya. Kau bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajaknya keluar."
"Eh, salah. Tidak bisa. Besok sudah tanggal 30. Ssaem Kim pasti pulang ke rumah orang tuanya untuk merayakan Seollal."
"Bagaimana jika setelah hari raya Seollal kau mengajaknya?"
"Eh, salah lagi. Bukankah kalian berdua berasal dari kampung halaman yang sama?! Kau bisa mengundang Ssaem Kim ke rumah orangtuamu. Kau kan akan langsung pulang kampung juga setelah selesai acara tanggal 1!"
"Hyung, kau meneleponku malam-malam hanya untuk mengatakan hal ini?"
"Tentu saja bukan. Aku telepon karena ingin mengecek detail acara yang akan kau isi di tahun baru Seollal."
Ting! Pintu lift terbuka.
Jungkook baru sadar Jimin hilang.
"Jimin-ah!" Serunya.
"Jimin-ah!"
"Jimin-ah!"
Jimin tiba-tiba muncul sambil berlari kecil.
"Aku memeriksa kotak surat dulu. Suratmu cukup banyak!" Seru Jimin.
Di dalam lift, Jimin memeriksa tumpukkan amplop di tangannya.
"Kebanyakan hanya surat tagihan dari bank." Kata Jimin.
Setelah melihat satu per satu, di bagian bawah ada amplop yang tampak berbeda dari amplop bank.
"Jungkook-ah, ada orang yang mengirimimu surat." Seru Jimin.
"Jumlahnya cukup banyak." Seru Jimin lagi.
Sisa tumpukkan di bawah adalah surat pribadi tersebut.
Jungkook lalu mengambil tumpukkan amplop yang terlihat berbeda itu dan membaca nama pengirimnya.
Tertulis namanya sebagai nama penerima serta alamat kondominiumnya.
Jungkook terpaku ketika membaca nama pengirimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
Fiksi PenggemarJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...