🚀 47 🚀

573 86 104
                                    

"Lihat, semua meja dan kursinya sudah diganti." Ujar Seokjin.

"Tentu saja. Sudah lebih dari 10 tahun berlalu. Waktu itu kau duduk di barisan paling belakang."

Seokjin mengangguk membenarkan.

"Kau masih ingat aku duduk di mana?"

Seokjin tersenyum dan menjawab dengan nada penuh keyakinan. "Baris kedua dari depan."

Jungkook cukup terkejut mendengarnya. "Jangan bilang kau mengingat tempat duduk semua orang."

Seokjin menaikkan alisnya. "Menurutmu?"

"Aku tidak percaya. Kau memperhatikan di mana tempat dudukku waktu itu?"

"Jungkook-ah, akhir-akhir ini aku berusaha keras mengingat kembali masa-masa SMA."

"Apa saja yang kau ingat?"

"Aku sangat ingat, kau pernah mau menyogokku dengan ayam goreng untuk mengajarimu matematika."

"Mengapa kau hanya mengingat hal-hal yang jelek tentangku?!"

"Aku juga bisa mengungkit masa lalu. Jika kau mengungkit kejadian aku pernah menolakmu, maka akan akan mengungkit kenakalanmu dulu."

"Huhh!" Jungkook mendengus dengan wajah cemberut.

Seokjin tertawa keras.

"Sebenarnya, waktu itu aku memiliki sebuah target. Namun aku tidak berhasil mewujudkannya."

"Kau mau masuk ke universitas yang sama denganku."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku membacanya di riwayat percakapan forum antariksa."

"Kau masih menyimpan chat forum itu selain chat pribadi kita berdua?"

"Iya."

Jungkook tersenyum senang. "Sekarang aku percaya kau benar-benar berusaha mengingat semuanya."

Seokjin membalas dengan senyum lembutnya.

"Sebenarnya, pada saat itu, aku merasa cukup tertekan. Pada waktu SMP, nilaiku sangat bagus. Aku sangat percaya diri. Namun setelah masuk SMA, nilaiku tidak terlalu bagus. Namun aku selalu merasa, asalkan aku berusaha keras, nilaiku pasti akan meningkat. Tapi, aku akhirnya menyadari, tidak semua hal bisa dirubah hanya dengan kerja keras."

Jungkook menundukkan kepalanya. Suaranya terdengar sedih.

Melihat itu, Seokjin langsung memeluknya dari belakang.

"Seharusnya aku mengajarimu."

Ia meletakkan dagunya di bahu Jungkook. Kedua lengannya melingkari perut Jungkook dengan erat.

Jungkook yang tidak ingin Seokjin terus menyalahkan diri sendiri, lalu tersenyum. Ia menolehkan wajahnya sedikit, sehingga bibir Seokjin menyentuh rahang sampingnya.

"Apakah kau cukup sabar untuk mengajariku?"

"Tentu saja." Bisik Seokjin.

"Bagaimana kalau aku bodoh sekali dan tetap tidak bisa?"

"Aku pasti akan berhasil mengajarimu. Karena aku sangat cerdas." Bibirnya menyentuh telinga Jungkook.

Bulu kuduk Jungkook langsung meremang, karena nafas hangat Seokjin menerpa wajah sampingnya.

Untuk menutupi kegugupannya, Jungkook melepaskan diri dari pelukan Seokjin dan berbalik menghadapnya.

"Bisakah kau tidak selalu memuji diri sendiri setiap ada kesempatan?"

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang