Selesai makan, Jungkook pergi ke kamar mandi untuk mandi dan menggosok gigi.
Selama di dalam kamar mandi, dia masih terus sibuk berpikir tentang sikap Seokjin yang tidak seperti biasanya.
"Jangan-jangan karena aku tidak peka?"
"Aish! Aku harus cari tahu lagi."
Setelah berpikir demikian, ia dengan cepat memakai piyama bersih lalu berlari keluar mandi.
Seokjin sudah berada di ranjang dan sedang membaca sebuah buku.
"Yeobo, aku sudah mandi dan gosok gigi. Sekarang giliranmu."
"Aku sudah melakukannya di kamar mandi luar." Sahut Seokjin dingin.
Jungkook baru melihat ternyata Seokjin juga sudah mengganti baju tidurnya. Ia lalu ikut naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut.
"Yeobo, kau mau langsung tidur?"
"Aku sering lembur belakangan ini. Aku akan tidur awal hari ini."
Seokjin meletakkan buku yang dibacanya dan mematikan lampu yang berada di atas nakas samping ranjang. Ia berbaring membelakangi Jungkook dan langsung memejamkan matanya.
"Kau juga harus tidur lebih awal, untuk memperbaiki jam biologismu."
Jungkook menggigit bibirnya.
"Yeobo..."
Seokjin tidak menjawab.
"Yeobo..."
Karena Seokjin tetap tidak menjawab, Jungkook akhirnya mematikan lampu di sebelah bagian tempat tidurnya dan tidur membelakangi kekasihnya juga.
"Seokjin benar-benar marah, ya?" Batinnya.
Jungkook mulai merasa takut. Ia mencengkram selimut di depan dadanya erat-erat sambil berpikir keras.
Terdengar gerakan pelan Seokjin membalikkan badannya hingga tidur telentang.
"Saat kau tidur tadi, Hoseok hyung meneleponmu. Aku yang angkat."
Mata Jungkook langsung membesar. Tanpa sadar, kepalanya terangkat dari bantal. Wajahnya tegang. Matanya berkedip-kedip dengan cepat beberapa kali.
"Ada yang ingin kau jelaskan padaku?!"
Jungkook langsung duduk dengan cepat dan memutar badannya menghadap Seokjin.
"Itu...itu...soal itu... Yeobo, kau tahu ada yang namanya pranks pasangan? Terlebih....terlebih lagi, aku tidak membohongimu. Aku bilang akan pergi pagi-pagi. Tapi aku tidak bilang, tidak akan kembali malamnya." Jungkook berusaha menjelaskan, namun ia tampak gugup. "Aku terburu-buru hari ini. Awalnya, aku berencana pergi mengambil sedikit barang ke rumahku besok. Aku berniat menghias rumah ini sebagai kejutan untukmu. Aku...aku..."
Jungkook menggigit bibirnya dengan takut-takut, karena Seokjin masih diam dan tidak memandang ke arahnya sama sekali, selama dia menjelaskan.
Seokjin lalu bangun dan duduk bersandar di kepala tempat tidur.
"Lupakan saja. Aku tidak mau mengomelimu." Seokjin berbicara, namun ia masih tetap tidak memandang ke arah Jungkook.
Jungkook menunduk dengan sedih. Ia sudah hampir menangis.
Tiba-tiba, dengan gerakan yang sangat cepat dan tidak terduga, Seokjin menghempaskan Jungkook ke atas bantal dan menindihnya dengan kuat. Kakinya menekan kaki Jungkook sehingga ia tidak bisa bergerak sama sekali. Kedua tangannya menahan tangan Jungkook di samping kiri dan kanan tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
FanfictionJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...