🚀 24 🚀

434 73 44
                                    

Namun mendadak sebuah tangan kekar memegang lengannya. Dan sebelahnya lagi melingkari pinggangnya. Dalam sekejap, Jungkook sudah terduduk di samping Seokjin.

Seokjin lalu menegakkan badannya. Matanya masih terlihat ngantuk.

"I...it...itu......" Jungkook tergagap. Ia tidak berani melihat ke arah Seokjin.

"Kau mau mengambil apa?" Tanya Seokjin. Ia lalu menoleh ke meja kecil di samping tempat duduknya. Tampak ada sekeranjang jeruk di sana.

"Jeruk?" Tanya Seokjin.

"Ng." Jungkook mengangguk.

Seokjin lalu mengambil 2 butir jeruk dan memberikannya kepada Jungkook.

"Siapa yang menang?" Tanya Seokjin.

Jungkook menutupi kegugupannya dengan menunjukkan wajah cemberut. "Tebak sendiri." Ia sebenarnya juga tidak bisa mengingat siapa yang menang. Otaknya mendadak kosong.

Seokjin akhirnya memeriksa hasil akhir pertandingan dari mesin pencari berita di ponselnya.

"Kau kalah." Ujar Seokjin.

"Ah iya, benar. Aku kalah. Sebutkan permintaanmu kalau begitu."

Seokjin menoleh ke sebelah, melihat Jungkook yang masih terlihat seperti patung hidup.

"Awal bulan adalah ulang tahunmu. Kau ingin hadiah apa?" Tanya Seokjin.

Jungkook menatap Seokjin bingung. Ia langsung melupakan kegugupannya barusan.

"Seokjin-ah, kau menang taruhan. Kau yang seharusnya mengajukan permintaan."

"Ya, aku sedang melakukannya sekarang. Permintaanku adalah memintamu menyebutkan hadiah ulang tahun yang kau inginkan." Sahut Seokjin.

Jungkook memasang raut tanpa ekspresi. Ia memalingkan wajahnya ke samping dan langsung tersenyum malu-malu namun girang.

"Aku tidak akan sungkan kalau begitu." Jungkook mengembalikan wajah tanpa ekspresinya.

"Jangan sungkan." Pinta Seokjin.

Tidak mampu mempertahankan muka datarnya lagi, Jungkook seketika tersenyum lebar.

"Ini terlalu mendadak. Aku harus memikirannya dulu."

"Beritahu aku kalau kau sudah tahu ingin hadiah apa."

"Seokjin ini sangat bebal. Mana ada orang yang bertanya kado apa yang mereka inginkan. Bukankah dia seharusnya memberikan kado itu sebagai kejutan?" Batin Jungkook.

Namun ia tidak mampu menyembunyikan perasaan bahagianya. Wajahnya tidak berhenti tersenyum lebar.

"Pertandingan final sudah berakhir. Beberapa hari lagi perayaan sekaligus penyerahan piala pemenang berbarengan dengan kau harus tampil live bersama mereka. Kau sudah memikirkan karakter mana yang akan kau pakai?" Tanya Seokjin.

"Aku masih memikirkan tentang hadiah yang aku inginkan. Kau punya saran karakter yang sebaiknya aku pilih, Seokjin-ah?!"

"Pilihan pertama, Niki." Ucap Seokjin.

"Aku kira kau akan menyuruhku memilih Soobin dan timnya." Sahut Jungkook.

"Soobin memang sangat kompeten. Tapi kekuatan mereka ada di........." Seokjin menjelaskan point per point analisanya dengan jelas kepada Jungkook.

"Baiklah. Aku mengerti. Lagipula, aku cukup menyukai Niki." Sahut Jungkook.

"Ehem." Seokjin membersihkan tenggorokkannya. "Niki juga tampan."

"Seokjin-ah, dia baru 19 tahun."

"Kau bahkan tahu umurnya?" Tanya Seokjin.

Jungkook hanya memberikan senyum simpul kepada Seokjin.

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang