🚀 80 🚀

467 87 62
                                    

Jungkook tertawa kecil. "Yeobo, kau berkendara lebih dari 300 km, hanya untuk menanyakan hal ini padaku?"

Seokjin menjawab dengan tergesa dan cepat. Alisnya bertautan semakin dekat.

"Kau pernah bilang bahwa, pernikahan impianmu harus sangat romantis, dipenuhi bunga segar dan mengundang banyak teman."

"Tunggu sebentar, Yeobo. Kapan aku pernah mengatakan hal seperti ini?"

"Dua setengah tahun yang lalu, dalam wawancara bintang iklan sebuah perhiasan."

Jungkook berusaha mengingat wawancara yang dimaksud oleh Seokjin. Sesaat kemudian, ia tertawa kecil.

"Perkataan seperti ini juga kau percayai? Saat wawancara, jika ditanyakan pertanyaan seperti ini, tentu saja harus mengarang di tempat."

Namun Seokjin masih belum lega setelah mendengar penjelasan dari Jungkook. Ia membiarkan kedua lengannya terjuntai di sisi tubuhnya. Dahinya masih berlipat-lipat. Nafasnya memburu ketika ia berbicara lagi.

"Kalau begitu, pernikahan seperti apa yang kau inginkan, Baby?"

Jungkook menatap Seokjin selama beberapa saat.

"Yeobo, apakah kau merasa, aku mengkuatirkan kondisi keuanganmu, sehingga memilih ikut berpartisipasi dalam pernikahan massal?"

Seokjin menarik nafas panjang dan berat. Jakunnya naik turun beberapa kali.

"Jungkook-ah, aku juga ingin melakukan yang terbaik untukmu." Suara Seokjin terdengar rendah dan sedikit parau.

Mendengar Seokjin berkata demikian, Jungkook langsung mengalungkan kedua lengannya di leher kekasihnya dan memeluknya dengan erat.

Perlahan, Seokjin kemudian balas memeluknya.

"Terima kasih, Yeobo. Aku mau menikah denganmu, tentu saja kau harus melakukan yang terbaik."

Jungkook lalu melepaskan pelukannya.

"Namun kali ini, aku sungguh hanya ingin mengadakan sebuah penikahan biasa saja."

Jungkook lalu menggenggam kedua tangan Seokjin.

"Yeobo, kau tahu diriku adalah pusat perhatian publik. Jika mau menikah, pasti harus mempertimbangkan banyak hal."

"Ingin merahasiakannya, namun hal ini sulit untuk diwujudkan. Hanya ingin mengundang beberapa teman dekat saja, tapi pasti akan ada orang yang akan mengkritikku."

"Jika mengundang banyak orang, pada akhirnya, tempat pernikahan kita hanya akan menjadi lokasi orang-orang untuk bersosialisasi."

"Kita juga harus terus bersosialisasi dengan semua tamu, minum anggur, berfoto. Jika ada sedikit masalah saja, akan menjadi trending topik."

"Namun, jika ikut dalam pernikahan di unit tempat kerjamu, semua masalah ini tidak akan ada lagi."

"Pada saatnya nanti, kita hanya sepasang pengantian biasa saja. Meskipun ada banyak pengantian lainnya, lalu kenapa? Di dunia ini, setiap hari ada begitu banyak orang menikah, di antara mereka, kita juga hanyalah sepasang pengantin baru, pasangan muda yang baru menikah. Tapi, aku merasa itu barulah pernikahan milik kita berdua.

Seokjin melepaskan nafas panjang. Ketegangan di wajahnya perlahan mulai mengendur.

"Kita saling berhadapan, tidak ada gangguan, tidak perlu bersosialisasi."

Jungkook mempererat genggamannya dan melihat kedua pasang tangan mereka yang saling bertautan.

"Seokjin-ah, pernikahan adalah untuk dua orang. Dari kamu untuk aku dan dari aku untuk kamu."

You Are My GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang