"Uhm...."
Mereka berpelukan dengan sangat erat sambil saling melumat.
Seokjin memegang belakang kepala Jungkook, menahannya supaya tidak bergerak.
Sedangkan Jungkook meletakkan kedua telapaknya di punggung Seokjin.
Kedua bagian depan tubuh mereka menempel tanpa ada celah sama sekali.
Mereka saling memakan bibir satu sama lain dengan penuh semangat.
Suara decapan bibir Seokjin terdengar cukup kencang.
Jungkook mendadak hilang rasa malunya. Ia hanya merasa sangat bergairah dan bahagia saat ini.
Sedangkan Seokjin, hasratnya sudah membumbung tinggi.
"Hosh...hosh...hosh..."
Seokjin melepaskan tautan bibir mereka ketika sudah kehabisan nafas.
"Hosh...hosh...hosh..."
Bibir keduanya sudah bengkak dan merah. Bahkan bibir bagian atas dekat hidung juga merah.
"Hosh..hosh...Aku sudah selesai dengan urusan menerjermah." Bisik Seokjin dengan nafas terputus-putus. "Apakah kau tidak perlu membaca draft wawancara lagi? Hosh..hosh.."
"Aku masih perlu membaca naskah, kau juga bisa menerjemah lagi." Jungkook balas berbisik.
Seokjin menggeleng. "Tidak ada waktu lagi. Aku ingin menuntut hakku."
"Huh?!"
"Aku baru menyadari, kalau diriku menjadi korban penipuan. Janjinya acara kencan buta tiga hari. Tapi pasangan kencan butaku pulang jam tujuh kemarin malam, besok terbang jam delapan pagi. Waktu sebenarnya hanya satu setengah hari. Program mini sekarang, apakah semuanya scammer seperti ini?"
"Lalu kenapa? Kau sudah tertipu, aku tidak akan mengembalikan uangmu."
Mereka berbicara dengan wajah hampir menempel satu sama lain dan saling berbisik.
"Hm...biasanya, pada kasus seperti ini, pengembang aplikasi akan memberikan kompensasi. Contohnya, membuka area baru." Bibir Seokjin sedikit lagi menyentuh bibir Jungkook.
"Orang sungguh tidak bisa dinilai dari penampilannya. Tidak disangka kau begitu mesum." Bisik Jungkook.
"Apa yang kau pikirkan, baby? Maksudku adalah kamar tidurku. Aku ingin kembali tidur di kamarku sendiri."
"Jadi, inikah sikap seorang pria sejati? Kau rebutan kamar dengan tamumu."
Seokjin menggeleng. "Bukan, aku bukan pria sejati, karena kita akan tidur sekamar malam ini."
Seokjin memegang dagu Jungkook dan kembali menerkam bibir kekasihnya dengan bernafsu.
Suara ciuman mereka bergema ke seluruh ruangan lagi.
Seokjin melumat bibir Jungkook dengan sangat kuat.
Jungkook mengalungkan kedua lengannya di leher kekasihnya.
"Boleh ya, baby?" Bisik Seokjin dengan nafas memburu.
"Kau sudah pergi terlalu lama, aku tidak bisa menunggu lagi."
Jungkook menggangguk.
Begitu mendapatkan lampu hijau, tanpa melepaskan bibirnya, Seokjin langsung mendorong Jungkook berjalan mundur, menuju ke kamar.
"Uhm...."
Begitu sampai di dalam kamar, Seokjin langsung membaringkan tubuh Jungkook di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory
Fiksi PenggemarJungkook jatuh cinta kepada Jin saat masih sekolah. Namun Jin menganggap Jungkook bukan pasangan yang tepat untuknya. Mereka bertemu kembali setelah dewasa. Apakah Jungkook mampu membuktikan dirinya adalah pasangan yang tepat untuk Jin sekarang? You...