19. Dor... Ditembak di Parkiran Motor

2.5K 94 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai makan, Ryan menawarkan nonton bioskop di mal itu juga. Eva oke saja. Pilih film Barat yang diputar hari itu, mereka masuk gedung bioskop. Di dalam, mereka diam menyimak film.

Film bubar hampir pukul 19.00. Di parkiran motor yang tak terlalu terang, Ryan menghentikan langkah. Eva ikutan berhenti. Mereka berpandangan.

"Ada yang ketinggalan?" tanya Eva.

"Ya," ujarnya menatap Eva.

"Apa?"

"Will you be my girl-friend?"

Dheg... Eva tersentak. Gleduk... gleduk... di dalam dada. Sepuluh-sebelas detik dia tak mampu berkata-kata. Matanya menghindar pandang dari Ryan. Tersungging senyum di bibir, lalu dia menunduk, menjawab pelan:

"No way..."

Gubraaak... di dalam dada Ryan. Pecah mendadak. Dia tak menduga jawaban itu. Malu bukan kepalang. Dia kini menunduk, berkata garing:

"Maafkan gue mengganggu."

"Maafkan gue juga, suka ngerjain elu," balas Eva.

Sejenak, Ryan merasa, ada yang tidak nyambung. Supaya tidak salah tafsir, dia bertanya:

"Maksud elu?"

"Gue becandaaaa...." pekik Eva, tiba-tiba.

Ryan terkaget-kaget. Bengong, mencerna ucapan Eva terakhir. Anjriiit... umpat Ryan dalam hati. Gue dikerjain, pikirnya.

Ryan tersenyum lebar. Merentangkan tangan, tanda hendak maju memeluk.

Namun Eva tersenyum, menuding ke wajah Ryan, menggoyang-goyangkan telunjuk ke kiri-kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun Eva tersenyum, menuding ke wajah Ryan, menggoyang-goyangkan telunjuk ke kiri-kanan. Tanda, tidak boleh ada pelukan. Ryan ternyata mematuhi isyarat itu.

Mereka berboncengan menyusuri jalanan Jakarta. Kini segala terasa berubah. Angin malam terasa sejuk. Taman kota yang disinari lampu mercury serasa hidup. Bunga-bunga disitu seolah bernyanyi riang. Menyanyikan lagu tentang cinta.

Eva diantarkan Ryan sampai pintu pagar rumah.

"Masuk dulu, ya," tawar Eva.

"Boleh," jawabnya, mematikan mesin motor.

Ryan mengucap salam. Dibalas oleh Sugiarti yang kebetulan hendak keluar rumah. Ryan mengulurkan tangan, salim pada Mama Eva. Lalu dia langsung berpamitan.

"Tidak mampir dulu, Nak?" tanya Sugiarti basa-basi.

"Terima kasih, Tante. Sudah malam, saya ditungguin Mama," bergaya.

Ryan kembali melangkah ke pintu pagar. Menghidupkan mesin motor. Dia mengangguk ke arah Eva dan Mama di teras. Lalu motor melaju.

--------------- Lanjut ke 20 Tidur pun Eva-Nanan Bakal Mimpi Indah

728 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang