Namun, sepulang dari rumah Ryan, Eva merasakan nyeri di perut kiri atas. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Dia menimbang, apakah lapor Mama atau tidak?
Kalau lapor pasti heboh. Dia pilih mengolesnya dengan balsem. Berangsur-angsur nyeri reda.
3 Agustus 1990, Jumat malam, catatan harian judulnya "2 HARI", isinya begini:
Saatku tiba, jatuh hari Ahad. Kesempatanku ketemu temen-temen tinggal besok. Aku akan menyalami mereka, minta maaf.
Ah... kalo minta maaf bakalan heboh. Cukuplah salaman. Kumaafkan dalam hati, semoga mereka juga memaafkanku.
Esoknya, Eva sekolah seperti biasa. Usai sekolah dia menyalami teman, secara tidak mencolok, satu per satu.
Tak terhindarkan, heboh juga.
Tahu sendiri, Sisca suka rese. Suaranya paling kenceng di kelas. Sebelum meninggalkan kelas, mendadak Sisca membuat pengumuman:
"Whoiii... temen-temen... Eva nyalami kita-kita. Katanya, besok dia mau week end ke tempat yang indah. Siapa ikut?" teriak Sisca.
Eva kaget. Bisikannya ke Sisca diumumkan begitu rupa. Teman-teman yang masih tersisa di kelas jadi heboh, tunjuk tangan, minta ikut. Suasana riuh.
Eva hendak meninggalkan kelas begitu saja. Kabur... Namun, teman-teman memanggil-manggil. Terpaksa dia balik lagi, mengatakan:
"Temen-temen... indah itu relatif, ya... Indah bagi Sisca, belum tentu bagi gue. Juga bagi kita. Pastinya, setiap week end menyenangkan. Itulah indah," katanya.
"Ryan ikut nggak?" tanya seorang cewek di pojokan.
"Dia kagak ikut. Ada pertanyaan lain?" Eva bergaya seperti guru, melihat jam tangan.
Semua ketawa ngakak melihat Eva berlagak.
Eva ngeloyor pergi. Lewat di depan kelas 1.2 berpapasan dengan Ryan yang juga siap pulang. Eva langsung menyalami Ryan, mengatakan:
"Gue hari ini mau pulang sendiri. Maafin gue, ya..." kata Eva.
"Lho... kenapa?" Ryan bengong.
"Gapapa. Cuman lagi pengen sendiri aja."
"Okay. Ati-ati ya..."
"Makasih."
Eva pergi meninggalkan Ryan yang masih bingung.
----------------- Lanjut ke 22 Selesai Gak Selesai, Lima Menit Kumpulkan...
KAMU SEDANG MEMBACA
728 HARI
RomanceIni kisah nyata, dear... Banjir airmata. Tapi, elegan & inspiratif. Tokoh di novel, cewe cantik, jarang nangis. She pejuang kehidupan yg inspiratif (seperti ditulis novelis Agnes Davonar sebagai endorsement di Cover novel ini). Mengapa novelis terke...