60. Bertemu Tokoh Idola

1.8K 64 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lolos dari maut, Eva mengagumi Menteri BUMN Dahlan Iskan. Eva merasa senasib dengan Dahlan. Dari buku, Eva tahu bahwa Dahlan belum lama menjalani transplantasi liver di Tiongkok. Dan sukses.

Eva merasa senasib dengan Dahlan. Sama-sama survivor. Sama-sama diberi bonus umur oleh Tuhan. Tapi beda status sosial. Dahlan popular sebagai pejabat tinggi negara yang giat kerja.

Semangat kerja Dahlan itu menginspirasi banyak orang, termasuk Eva.

Eva lantas bergabung dengan ribuan orang pengagum Dahlan. Prosesnya melalui Agung Pamujo, mantan Wartawan Jawa Pos (koran milik Dahlan), Agung mengenalkan Eva ke gerombolan Dahlanis, pengagum Dahlan.

Diawali 12 Februari 2012 Eva diajak ke markas gerombolan Dahlanis di Jalan Iskandarsyah I nomor 15, Blok M, Jakarta Selatan.

Tempat itu kantor media massa on-line Indonesiarayanews.com (Irnews) di bawah pimpinan Jenderal TNI (Purn) George Toisutta.

Redaktur Pelaksana Irnews Djono W. Oesman adalah mantan Wartawan Jawa Pos. Maka disitu dijadikan tempat berkumpul Dahlanis.

Kepada Djono, Eva mengatakan, dia kagum Dahlan, bukan karena pejabat tinggi negara.

Tapi, "Saya dan Pak Dahlan sama-sama survivor, Pak," ujarnya. "Pak Dahlan ganti liver, saya sudah tidak punya kantung empedu dan limpa, karena Lupus," katanya.

Djono, Wartawan Jawa Pos selama 24 tahun (1 Agustus 1984 – 30 September 2008), pemilik inisial DWO, terkenal di internal Jawa Pos sebagai penulis terbaik berita features, berita semi novel.

Pertemuan tak sengaja Eva-DWO itu klop. Bagai panci ketemu tutup. DWO lantas menawari Eva, kisah hidup Eva dinovelkan.

Spontan Eva setuju.

"Siap, Pak. Saya setuju banget. Supaya menginspirasi orang lain. Bermanfaat bagi masyarakat," kata Eva.

Sejak itu, 12 Februari 2012, wawancara intensif DWO-Eva untuk pembuatan novel ini dimulai.

Eva ke kantor Irnews pertama kali 12 Februari 2012, ketika kelompok Dahlanis hendak rapat, membahas rencana pertemuan perdana. Maklum, gerombolan puluhan ribu orang (Dahlanis) ini terbentuk melalui Facebook, tak saling kenal.

Mereka sering datang ke kantor Irnews, karena ada DWO disitu. Di rapat itulah diputuskan, pertemuan (copy darat) perdana akan digelar di Bandung. Eva menyatakan, siap hadir.

Pertemuan perdana digelar Sabtu, 6 April 2013 di Wisma Diklat Bina Marga, Bandung, Jawa Barat. Eva hadir disana.

Sejak itu pula Eva aktif di kegiatan Dahlanis. Perangai ramah, suka bergaul, dan humoris, dia disukai ribuan orang Dahlanis.

Setelah Dahlanis berbentuk komunitas (bukan lagi gerombolan), punya kantor sendiri di Jalan Hang Tuah, Blok M, Jakarta Selatan. Tidak lagi mendompleng di kantor Irnews. Eva kemudian dipilih jadi sekretaris mendampingi Agung sebagai Ketua.

Komunitas ini kemudian jadi gerakan massa sukarela, mendorong Dahlan jadi calon Presiden RI pada Pilpres 2014.

Banyak Dahlanis terkesan pada sikap Eva.

"Orangnya cantik dan supel. Enak diajak bicara," kata Dahlanis Surabaya, Pipit Dks. "Perjuangan hidupnya hebat. Menginspirasi banyak orang," kata Dahlanis Singapura, Rina.

"Saya baru kenal dia, sudah seperti sodara," kata Dahlanis Cirebon, Iif Turifah."Waduuuh... dia baik. Ikhlas jadi Sekretaris Dahlanis yang sibuk walau tak dibayar," ujar Dahlanis Hongkong, Jujuk Juwariah.

"Saya bersama dia di acara peluncuran buku di Hang Tuah. Waktu itu dia sakit, tapi tak mengeluh," kata Dahlanis Jawa Barat, Dias Widya. "Mbak Eva bisa menyesuaikan diri bergaul dengan anak muda. Jadi, kami suka," ujar Dahlanis Malang, Yuni Widyawati Rasyad.

Akhirnya Eva sering bertemu idola: Dahlan Iskan, di kantor Dahlanis. Eva menceritakan penyakitnya. Dahlan terharu.

Terbersit niat Dahlan membiayai pengobatan Eva ke Jerman. Disana ada dokter ahli Lupus yang sering sukses menangani Lupus. Niat itu disampaikan Dahlan ke orang dekatnya.

-------------- Lari ke 61 Ada godaan asmara di kegaringan pernikahan.

728 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang