Dari kelompok Dahlanis muncul seorang duda usia 40-an, sebut saja Bagus (nama samaran) tertarik pada Eva.
Bagus karyawan swasta tinggal di luar Jakarta, namun sering ke Jakarta. Posturnya tinggi tegap, perut agak buncit.
Bagus mengamati profil Eva di Facebook, tidak mencantumkan tanda "menikah". Dia juga sering tahu bahwa Eva berkegiatan di kantor Dahlanis sampai malam tanpa diantar-jemput suami.
Dia menyimpulkan, Eva belum menikah.
Suatu sore Bagus mengajak Eva makan bersama, tahulah Eva bahwa lelaki ini berniat asmara. Eva segera mengatakan, dia sudah menikah. Tapi Bagus seperti tak percaya.
"Boleh aku kenalan sama suamimu?" tanyanya.
"Buat apa? Pokoknya aku sudah menikah, Bang."
"Suamimu nggak pernah antar-jemput kamu."
"Dia sibuk."
"Kalo begitu, boleh aku mengantarmu pulang?"
"Terima kasih, nggak usah. Saya biasa pulang sendiri."
Penolakan tidak menyurutkan Bagus mendekati Eva. Dia malah mencari tahu alamat rumah dan status marital Eva.
Bagus tanya ke teman-teman Eva di kelompok Dahlanis. Tapi, tidak banyak yang tahu. Baik status marital, apalagi alamat. Bagus kesulitan.
Tidak ada pria di dunia ini selain Nanan yang tahu persis siapa Eva, dan tetap mencintai dalam kondisi begitu rupa.
Tidak ada yang tahu bahwa setiap Eva keluar rumah selalu membawa 15 butir kapsul-tablet di tas. Jatah obat sehari, besok segitu lagi.
Ditambah asesoris minyak angin, minyak telon, minyak gosok cap Tawon untuk nyeri sendi.
Toh, Bagus terus mendekat. Diam-diam dia mencari tahu ke YLI dan tempat kerja Eva sebagai MC. Tapi, belum dapat juga alamat Eva.
Eva kesal, menegaskan bahwa dia keberatan penyelidikan Bagus.
"Saya sudah menikah, Bang. Jangan ganggu saya," tegasnya.
Eva mencintai Nanan. Tidak terbersit niat berkhianat. Meski dia sadar pernikahannya garing.
Bahwa dia suka tampil sendirian dimana-mana, bukan bertujuan mencari-cari kemungkinan baru. Dia suka bersosialisasi agar bermanfaat bagi orang lain.
Kendati, kegaringan pernikahan punya kontribusi mendorongnya suka keluar rumah. Tidak ada manusia yang suka bersosialisasi, hanya karena pengabdian semata.
Perilaku individu selalu dipengaruhi banyak faktor. Internal, dalam diri dan keluarganya. Eksternal, pengaruh lingkungan. Diantara faktor internal adalah kegaringan. Diantara faktor eksternal, banyak teman baru yang ramah.
Sedangkan Nanan lebih suka di rumah. Dia sosok penyendiri dalam sepi.
Aktivitas Eva toh positif. Dia mencari uang dari profesi MC. Di YLI dan Dahlanis berkegiatan sosial. Intensitas Eva keluar rumah jadi sangat tinggi.
Terpenting, Nanan mengizinkan.
Bagus lama-lama capek juga mengejar Eva. Terbukti, akhirnya dia kendor. Bisa jadi, dia kemudian percaya bahwa Eva bersuami. Mungkin juga dia hanya iseng. Atau, dia tergolong petualang.
Satu hal: Eva masih menarik lawan jenisnya. Tapi dia juga paham keterbatasannya.
------------ Lari ke 62 Kenangan terindah dalam hidup Eva muncul disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
728 HARI
RomanceIni kisah nyata, dear... Banjir airmata. Tapi, elegan & inspiratif. Tokoh di novel, cewe cantik, jarang nangis. She pejuang kehidupan yg inspiratif (seperti ditulis novelis Agnes Davonar sebagai endorsement di Cover novel ini). Mengapa novelis terke...