Ini kisah nyata, dear... Banjir airmata. Tapi, elegan & inspiratif. Tokoh di novel, cewe cantik, jarang nangis. She pejuang kehidupan yg inspiratif (seperti ditulis novelis Agnes Davonar sebagai endorsement di Cover novel ini).
Mengapa novelis terke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sabtu Legi, 7 Agustus 2004 keluarga Abdullah mendatangi keluarga Badarudin, melamar Eva untuk dinikahi Nanan.
Lamaran diterima keluarga Badarudin.
Jumat Pon, 3 September 2004 akad nikah dilaksanakan di Kantor Urusan Agama Pondok Gede, Bekasi.
Winantyo Adi Tamtomo bin Abdullah menikahi Eva Meliana Santi binti Badarudin dengan mas kawin Al Quran, peralatan shalat, dan Rp 271.990.
Nilai uang itu, demi mengenang pertemuan pertama mereka di MOS, 2 Juli 1990.
Minggu Kliwon, 5 September 2004 siang sampai sore resepsi nikah digelar di rumah Badarudin. Putera bungsu keluarga Abdullah menyatu dengan puteri sulung keluarga Badarudin.
Tata cara pernikahan adat Jawa. Hari ini persis ulang tahun Eva ke-28.
Ketika acara sungkeman, mempelai mencium kaki kedua orang tua. Badarudin, Sugiarti, Abdullah, Maimunah, menangis tersengal-sengal.
Pengantin menangis.
Keluarga besar mereka menangis.
Kerabat, teman-teman mereka menangis.
Orang yang tidak kenal Eva pun ketularan menangis.
Orang-orang yang menangis kebanyakan tahu kondisi kesehatan Eva. Jatuh-bangun sehat-sakit, Eva terus bersemangat menghadapi hidup yang teramat sulit. Kini Eva mendapatkan jodoh, pria sehat tampan dan gagah.
Mereka menangis, memanjatkan doa agar Eva-Nanan bahagia membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Keluarga, kerabat, teman Eva dan Nanan memenuhi dalam rumah, halaman, jalanan depan rumah. Teman-teman Eva hampir semua hadir mulai SD, SMP, SMA, kuliah, kerja. Juga teman-teman Nanan.
Bahkan, dokter dan suster RSCM yang langganan merawat Eva, juga hadir.
Ketika jadi pengantin, Eva sedang sehat-ceria. Dia begitu cantik dengan busana pengantin Yogya Paes Ageng. Nanan tampan dan gagah. Kedua orang tua mereka tampil berwibawa.
Usai prosesi pernikahan, mereka tinggal di rumah orang tua mereka secara bergantian. Karena, Nanan belum mampu membeli rumah. Eva belum lama bekerja sebagai sekretaris di perusahaan swasta.
-------------------- Lari ke 43 Gembira dan Sedih, Datang dan Pergi
Note:
Kalo Pembaca terinspirasi, jangan ragu share ke teman2. Novel ini gak selamanya manteng. Ada Sutradara ngebet membuat filmnya. Buruan... share... sebelum dihapus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
