5 Juli 1990, malam, catatan harian Eva berjudul "31 HARI", isinya begini:
Ya Allah... aku bersyukur ke hadirat-Mu yang maha suci. Hidupku bahagia. Mama-Papa, adik semua, menyayangiku. Kadang adik cemburu aku diistimewakan Mama-Papa. Mereka gak tahu, apa di pikiran Mama dan Papa berbuat begitu.
Teman-temanku sayang padaku. Ninis, Tika, Sisca, Hesti, dan pastinya Ryan. Ketika aku dekat Ryan, hatiku berdebar-debar tapi senang sekali. Aku bersyukur.
Eva menutup buku harian. Menyimpan di laci terkunci. Dia khawatir Mama atau Papa tahu, dan sedih. Bukankah Mama-Papa juga selalu menjaga agar Eva selalu gembira?
Kesadarannya pada keterbatasan waktu, tidak mengubah kegiatannya. Dia tetap menjalankan ibadah, sekolah, dan bergembira.
Eva tertarik pada Ryan, juga sebaliknya.
Ryan pilih ekskul basket. Eva tidak mungkin main basket lagi, dia pilih kesenian. Disitu ada band, dia menyanyi. Ee... Ryan ikut pindah ke kesenian. Padahal, Eva tahu Ryan punya bakat di basket.
Kepindahan Ryan jadi gunjingan kelas. Ryan cuek saja. Eva bangga.
Di kesenian semula satu grup band, melar jadi dua. Grup lama Jayakarta Band. Grup baru pimpinan Ryan cs bergenre hard rock diberi nama: The Seventy One, mengambil nama sekolah mereka.
Eva merapat ke grup Ryan. Dia yang semula suka nyanyi pop, beralih ke rock. Kini dia mengakrabi lagu-lagu Metallica, God Bless, The Rolling Stones, INXS. Dia jadi suka baca majalah musik.
Patrick Marasabessy, leader Jayakarta Band ngeledek: "Eva pindah ke lain hati, neeh yeee..."
16 Juli 1990, Senin malam, catatan harian berjudul "20 HARI". Isinya begini:
Di saat hariku sudah tidak banyak, Ryan nembak aku. Dia katakan isi hatinya sepulang kami nonton bioskop. Aku seneng banget. Tapi aku kasihan dia juga. Sedih juga. Bagaimana kalo aku tiada?
Kejadiannya seperti ini:
The Seventy One sudah lengkap berada di studio sekolah, ketika Eva masuk.
"Gue mau nyanyiin lagu ini, nih. Coba dipelajari," kata Eva, menyodorkan kaset kepada Ryan.
"Asyiik... lagu baru," ujar drummer Dika.
Kaset itu bergambar grup band cowok Bule berambut gondrong: Europe. Judul album: The Final Countdown.
Ryan kaget. Dia mengamati kotak kaset itu cukup lama.
"Lagunya yang mana, Va?" tanya Ryan.
"The Final Countdown."
"Jujur, gue belom kenal. Coba kita dengerin."
"Itu band hard rock Swedia. The Final Countdown album ketiga mereka, dirilis 1986. Album itu laku sepuluh juta copy. Akhirnya Europe mendunia," tutur Eva.
KAMU SEDANG MEMBACA
728 HARI
RomanceIni kisah nyata, dear... Banjir airmata. Tapi, elegan & inspiratif. Tokoh di novel, cewe cantik, jarang nangis. She pejuang kehidupan yg inspiratif (seperti ditulis novelis Agnes Davonar sebagai endorsement di Cover novel ini). Mengapa novelis terke...