Ini kisah nyata, dear... Banjir airmata. Tapi, elegan & inspiratif. Tokoh di novel, cewe cantik, jarang nangis. She pejuang kehidupan yg inspiratif (seperti ditulis novelis Agnes Davonar sebagai endorsement di Cover novel ini).
Mengapa novelis terke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namun, manusia berkehendak, Tuhan penentu segala. 14 Agustus 2008 Eva keguguran. Usia kandungan tercatat 22 pekan.
Dia terkapar berdarah-darah saat dilarikan ke UGD RSCM. Sadar-pingsan sadar-pingsan. Semua anggota keluarga tak henti-henti berdoa.
Eva berjuang mempertahankan nyawa. Nanan, Sugiarti, Badarudin, berjuang memburu darah, untuk ditransfusikan ke Eva. Selain berburu darah, mereka juga berburu trombosit. Ini barang sulit juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
8 September 2008 Eva pulang dari RSCM. Selama tiga pekan Eva dirawat, tak kurang 12 kantong darah dan 3 kantong trombosit ditransfer.
Tiba di kamar rumah, Nanan berusaha menghibur Eva yang selalu murung:
"Kalau kamu sedih, maka kesedihanku jadi pangkat dua, Dik,"
Mendengar itu, Eva tersenyum. Nanan sekali waktu muncul juga rasa humornya. Eva membalas begini:
"Udah kubilang, Mas... Mestinya, aku kau biarkan jadi makhluk solitair betina."
"Solitair apaan? Aku yang berburu darah ke PMI," balas Nanan.
"Hahaha..."
------------------- Lari ke 51 Problem hidup tak pernah berakhir. Sampai hidup berubah jadi mati.
